"ALICE BUKA PINTUNYA!! KITA HARUS BICARA SEKARANG JUGA, AKU AKAN MENGHANCURKAN PINTU KALAU KAU TIDAK MAU MEMBUKANYA. ALICE!!" Teriak Daniel sambil terus menggedor pintu kamar.Mark berjalan menaiki tangga menyusul Albert yang sudah berada di depan. suara teriakan Daniel menggema di seluruh mansion sehingga semua orang bisa mendengarnya. Tidak ada yang berani mendekati Daniel ketika sang CEO itu sedang mengamuk, jika ada yang berani mendekat maka mereka harus bersiap untuk dihajar sampai belur.Albert menghalangi Mark saar lelaki gagah itu hendak menghampiri Daniel yang tengah mengamuk. "Mark, jangan ikut campur!! Ini adalah urusan rumah tangga Daniel dan Alice," cegahnya."Tapi paman, bagaimana kalau Alice disakiti oleh si berengsek itu?" Protes Mark."Daniel tidak akan menyakiti Alice, kita akan berjaga dari sini jika Alice butuh bantuan," ucap Albert.Mark mendengkus kesal, ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain yang ternyata ada Jane di sana. Mark tidak sanggup menatap wajah ga
"Mmmhh, mmmhh!!" Mulut Helena dibekap Jonathan sehingga ia tidak bisa berteriak, bola matanya membulat sempurna lalu berubah memerah ketika ia melihat mayat Marco yang tergeletak di lantai dengan mata melotot dan disekujur tubuh sepupu Daniel itu terdapat puluhan bekas tusukan pisau. Tubuh Helena gemetaran saat ia kembali dilemparkan dalam cengkeraman Jonathan, tampaknya nasibnya akan berakhir kembali menjadi budak pemuas birahi Jonathan. "Akhirnya aku menemukanmu kembali, Seksi. Apa kau tahu betapa gilanya diriku saat tahu kau menghilang? Aku menjadi sangat gila karena harus menahan gairahku tapi sekarang kau sudah kembali kepadaku dan aku akan memberikanmu sedikit hukuman atas kenakalanmu," ujar Jonathan yang terus meremas payudara sintal yang menjadi favoritnya. Max, sang pimpinan gengster Bloods hanya tersenyum sinis melihat kelakuan mesum Jonathan. "Cepat pindah ke kamar lain, apa kau mau bercinta di kamar ini dan di depan mataku?" "Apa kau mau mencicipi legitnya tubuh janda D
Alice terus menangis, hatinya terasa sakit ketika melihat sisa-sisa air mata di sudut mata sang buah hati. Ia merasa gagal sebagai seorang ibu karena tidak bisa memberikan asi kepada putranya, dan ia juga merasa gagal sebagai seorang istri karena tidak bisa menjaga suaminya sampai bisa kembali terjerumus dalam perselingkuhan.Begitu banyak masalah yang sedang dihadapinya saat ini hingga kepalanya hampir meledak, emosi perempuan cantik yang kini telah menjadi ibu muda itu terus naik turun tanpa bisa ia kendalikan. Sebenarnya di saat seperti ini yang bisa membantu Alice hanyalah dukungan dari Daniel hanya saja untuk sekarang ini semuanya tidak lagi memungkinkan baginya karena masalah perselingkuhan Daniel saja masih belum terselesaikan."Alice, kita harus bicara sekarang juga." Daniel duduk di kursi yang ia tempatkan di sisi ranjang tempat istrinya sedang berbaring."Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, keputusanku sudah final dan kita akan bercerai," tegas Alice."Aku sudah menyur
"Alice ...."Sebuah tangan halus mencengkeram bahu Alice dari belakang yang membuat ibu muda tersebut tampak terkejut, suaranya terdengar lembut di telinga dan wajahnya tidak asing lagi bagi Alice."Ja ... Jane? Kamu? Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?" Alice terlihat sangat ketakutan, ia takut kalau Jane akan memberitahu posisinya saat ini kepada Daniel atau Mark."Aku tadi terbangun saat kau membawa Andrew, Alice ... apa yang sedang kau pikirkan? Andrew masih bayi dan kau membawanya pergi di pagi buta saat angin berhembus kencang seperti ini, Andrew bisa sakit, Alice.""Jane, aku tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya kepadamu tapi aku mohon kepadamu. Tolong biarkan aku pergi dengan Andrew, aku benar-benar bisa gila kalau tetap bersama dengan Daniel. Aku mohon biarkan aku pergi," pinta Alice, memelas.Jane hanya menghela napas panjang lalu ia berkata. "Aku akan ikut bersamamu, lagipula aku sudah tidak mempunyai alasan untuk tetap tinggal di rumah keluarga Myers.
Di pagi hari Helena tiba-tiba merasakan mual yang teramat sangat dan ia juga muntah padahal ia tidak pernah mengalami hal semacam ini, entah kenapa ia merasakan ada hal ganjil yang sedang terjadi. Setelah bersih-bersih Helena mencari satu benda yang seingatnya pernah ia beli saat telat datang bulan ketika ia masih bersama dengan Marco, Helena mengobrak-abrik kotak P3K yang ada dikamarnya sampai ia menemukan barang dicari.Helena membawa test pack ke dalam kamar mandi, setelah mencelupnya ke dalam urin ia terus menatap test pack dan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun."Semoga saja kecurigaanku salah," gumam Helena.Garis di test pack perlahan-lahan menunjukkan dua garis merah, lutut dan kaki Helena seketika lemas sehingga tubuhnya perlahan merosot ke lantai. Manik biru wanita bertubuh seksi bak gitar Spanyol itu menatap nanar dua garis yang ditunjukkan test pack di tangannya."Tidak mungkin!! Aku tidak mungkin hamil, test pack ini pasti salah dan tidak akurat. Tespeck ini pasti
Sebuah helikopter berputar-putar di atas atap bangunan klinik berlantai 3, tampaknya sang pilot sedang mencari tempat mendarat yang memiliki space luas. Pintu helikopter dengan logo huruf inisial DM terbuka dan kepala sang CEO menyembul keluar, Daniel tampaknya sudah tidak sabaran lagi dan ia terus memarahi sang pilot karena dinilai terlalu lamban."FUCK!! Rob, cepat daratkan helikopternya!! Aku akan membunuhmu kalau istriku berhasil kabur karena kau terlalu lamban," maki Daniel, emosi."Tunggu, Tuan Myers. Saya akan daratkan di tanah lapang seberang jalan," ujar sang pilot."KELAMAAN!! Rob, turunkan helikopternya!! Frank, turunkan tangga!! Aku akan turun sekarang juga," titah Daniel dengan nada suara yang menggelegar bagai petir mengalahkan bisingnya suara helikopter."Tapi ... itu sangat berbahaya, Tuan Myers."Daniel mendengkus kesal lalu ia berteriak. "LAKUKAN SAJA PERINTAHKU DAN JANGAN BANYAK PROTES!!""Ba ... baik, Tuan."Rob terpaksa mengikuti perintah sang CEO, dengan hati-hat
"Mommyyy!!" Andrew berteriak sambil berteriak memanggil ibunya ketika mobil Bugatti melaju kencang ke arahnya. "HEI, AWAAASS!!" Mark melempar kopi cup yang sedang diminumnya ke jalanan, ia berlari kencang mendekati Andrew yang masih berjongkok di jalanan sambil memeluk anak anjing. Mark memeluk Andrew erat-erat kemudian menarik anak itu ke pinggir jalan tepat pada waktunya, sang polisi tampan itu berguling ke jalanan beraspal sambil terus melindungi Andrew agar tidak tertindih tubuhnya. "Hei, anak kecil. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mark sambil duduk Andrew hanya diam dengan mata yang masih tertutup rapat, tubuhnya gemetaran karena masih kaget dan takut akan tetapi ia sama sekali tidak menangis. "Keadaan sudah aman jadi kau bisa membuka matamu," ucap Mark. Andrew membuka matanya perlahan-lahan, melihat wajah Mark dengan mata menyipit kemudian matanya melebar setelah memastikan pria yang berada di depannya itu nyata. "Uncle siapa?" tanya Andrew. "Aku adalah malaikat tampan yan
"Da ... Daniel?!"Manik biru Alice membulat sempurna ketika ia melihat sang suami sudah berdiri tepat di hadapannya, perempuan itu tampak sangat terkejut dan tidak menyangka kalau Daniel bisa menemukannya setelah 5 tahun lamanya ia bersembunyi dari kejaran anak buah sang suami."Ya, ini aku. Sekarang kau harus ikut denganku," ucap Daniel.Daniel merampas kunci mobil Alice lalu melemparnya ke Will, lelaki bertubuh kekar itu menarik tangan sang istri dan memaksanya masuk ke dalam mobilnya."Kau mau bawa aku kemana? Lepaskan aku!! Aku tidak mau ikut denganmu," protes Alice yang terus memberontak saat Daniel mendorongnya masuk ke dalam mobil.Daniel memegangi pinggiran mobil untuk melindungi kepala Alice agar tidak terbentur, ia segera masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Alice. Tangan Daniel terus menggenggam erat tangan Alice dan ia tidak ingin melepaskannya barang sejenak."Kita mau kemana? Aku harus kembali bekerja atau aku akan dipecat," ujar Alice."Ada aku di sini dan aku tida