Sebuah kamera tersembunyi sedang merekam hubungan intim yang dilakukan oleh Jonathan dan Clara di dalam kamar, tidak satu detik pun kamera itu berhenti merekam adegan panas pasangan yang sedang terbakar api gairah. "FUCK!! Tubuhmu benar-benar sangat nikmat, Clara." Ujar Jonathan sambil terus menghujamkan junior ke dalam inti tubuh sang wanita. "Ahhh, ahhh!! Hujam lebih dalam lagi, Jonathan." Racau Clara. Jonathan semakin keras menghujamkan juniornya ke lubang kenikmatan yang sudah ia incar ketika pertama kali Max mengenalkan Clara, dan ternyata dugaannya benar. Tubuh seksi Clara benar-benar bisa memberinya kenikmatan, Jonathan telah menemukan Helena kedua yang bisa membuatnya kecanduan tubuh wanita dan ia ingin menjadikan Clara sebagai budak pemuas birahinya untuk menggantikan Helena. "FUCK, AAKKKHHHH!!!" Erang Jonathan kencang saat ia mencapai puncak kenikmatan. Jonathan dan Clara terbaring di atas ranjang sambil tertawa menikmati sisa-sisa kenikmatan bercinta yang terasa sangat
"Hei kau, pelayan bodoh!! Apa yang sedang kau lakukan di ruang kerjaku?"Max tiba-tiba datang di saat sang pelayan sedang memasukkan kaset rekaman adegan panas yang dilakoni oleh Jonathan dan Clara, si pelayan itu menelan ludahnya dan tangannya sampai gemetaran karena ia takut ketahuan Max akan tetapi ia berusaha untuk tetap tenang supaya bosnya tidak menaruh curiga kepadanya.Si pelayan berbalik menghadap Max sambil tersenyum. "Maaf, Tuan. Saya sedang bersih-bersih meja anda karena sangat kotor dan berdebu.""Dasar bodoh!! Pergi dari ruang kerjaku dan jangan sembarangan masuk ke sini tanpa izin dariku," hardik Max."Ba ... baik, Tuan."Max mendengkus kesal sambil menatap tajam si pelayan bertubuh kurus yang sedang berjalan melewarinya, tangannya bahkan sudah mengepal dan bersiap menghantam wajah sang pelayan tapi ia urung melakukannya karena hanya akan membuang-buang tenaganya saja. Lelaki berkulit cokelat dengan tubuh tinggi besar itu berjalan mendekati meja kerjanya hanya untuk men
Arizona, beberapa saat sebelum helikopter jatuh."Tuan Daniel, helikopter akan jatuh dan menghantam tebing!!" pekik Rob."Rob, Steve!! Gunakan kursi pelontar untuk keluar dari sini. Ken!! Kita harus melompat keluar, sekarang!!" Titah Daniel cepat."Tuan, pintunya macet dan tidak bisa dibuka." Ken mencoba membuka pintu tapi pintu tidak bisa terbuka"FUUUUCK!! AKU HARUS HIDUP UNTUK ALICE DAN ANDREW!!" Daniel berkali-kali menendang pintu helikopter yang macet setelah helikopter dilumpuhkan musuh dan di tendangan ke 3 yang penuh tenaga, pintu helikopter berhasil terbuka bahkan hampir terlepas."Tuan Daniel, lompaaat!!" Teriak Ken.Steve telah berhasil keluar dari helikopter dengan menggunakan kursi pelontar sedangkan Daniel dan Ken melompat begitu saja tanpa pengaman apapun hingga kedua pria gagah itu terjatuh menghantam tanah dengan sangat hingga keduanya pingsan. Helikopter milik keluarga Myers akhirnya meledak dan hancur setelah menabrak tebing, Daniel beserta dua anak buahnya berhasil
"Aku akan pergi ke markas Max untuk membebaskan Alice dan Andrew," putus Mark saat mereka sedang berkumpul bersama di ruang keluarga. "Mark jangan gila, kau tidak bisa mengambil keputusan dengan terburu-buru seperti ini,' protes Jane. "Jane!! Alice dan Andrew adalah tanggung jawabku setelah kak Daniel meninggal, kalau bukan aku yang menyelamatkan mereka lalu siapa yang akan melakukannya?" Balas Mark. Albert menghembuskan napas kasar, manik abu-abu yang sudah terlihat memudar itu kini menatap nanar lantai marmer sambil menganggukkan kepalanya. "Lalu kau berangkat ke markas Max sebagai seorang polisi atau sebagai penerus klan Myers?" "Apa maksud paman?" Mark mengerutkan keningnya sambil menatap lekat manik abu-abu sang paman. "Kalau kau berangkat sebagai kapten Mark maka kau harus bertindak sesuai dengan SOP kepolisian dan kau harus menangkap musuhmu hidup-hidup untuk melakukan proses persidangan, tapi jika kau berangkat sebagai Mark Myers maka kau harus membantai semua musuhmu tanp
Helikopter yang dikemudikan oleh Steve tiba-tiba saja muncul dan hal itu diluar rencana Daniel yang seharusnya menyerang markas Max dengan sembunyi-sembunyi, berbagai serangan mematikan sudah terencana di otak sang CEO akan tetapi rencana itu buyar seketika saat ia mendapatkan laporan dari sang mata-mata. Daniel bersama dengan kedua anak buahnya tidak memiliki banyak waktu tersisa karena nyawa Andrew sedang berada dalam bahaya."WHAT A MOTHER FUCKER!! MAX AKAN MELEMPAR ANDREW DARI GEDUNG!!" Umpat Daniel penuh amarah setelah ia mendapatkan pesan singkat dari sang pelayan."Kita perlu air mattress, Tuan. Saya akan menelepon 911," ucap Ken."TERLALU LAMA!! Max tidak akan mau menunggu, keparat bodoh itu tidak akan segan membunuh Andrew," sengit Daniel."Lalu kita harus bagaimana, Tuan? Kita tidk bisa melompat dari helikopter untuk menyelamatkan tuan Andrew," timpal Steve."Ya, benar!! Aku akan melompat dengan menggunakan tali pengaman," ujar Daniel yang baru saja mendapatkan ide.Daniel
Daniel berlari menuju ke jendela lalu melompat keluar sebelum sebuah granat kembali meledak dan meruntuhkan lantai teratas gedung, tubuhnya meluncur cepat ke bawah dari ketinggian puluhan meter tanpa dukungan alat pengaman apapun di tubuhnya. Daniel pun hanya bisa pasrah dan kali ini ia tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya sendiri, tubuh Daniel terjatuh lalu memantul di atas matras udara berukuran sangat besar."Medis!!"Mark berlari mendekati Daniel yang masih terbaring di atas matras udara, ia menepuk pipi Daniel untuk menyadarkan sang kakak. "Kak Daniel, apa kau baik-baik saja? Cepat buka matamu," ucapnya."Dasar bodoh!! Kau ingin menyadarkan aku atau kau ingin menampari wajahku?" Kesal Daniel tapi dengan suara yang lirih.Mark tertawa dan ia sangat lega setelah mendengar omelan kakaknya. "Syukurlah"Aku akan membalasmu nanti begitu kedaanku sudah pulih karena sedang ini aku tidak punya tenaga untuk memukul kepalamu," timpal Daniel.Daniel dipindahkan ke brankar
"Siapa yang akan menikah? Apa kau ingin menikah lagi?!" Pekik Alice sembari menyingkirkan kepala sang suami dari atas tubuhnya."Lagii ....? Kau selalu saja marah-marah tidak jelas tanpa mau mendengarkan ucapanku sampai selesai," protes Daniel."Lalu kamu ingin menyiapkan pernikahan siapa memangnya? Apa kau selama ini bermain dengan wanita di belakangku saat menghilang? Jawab," semprot Alice sambil memukul dada Daniel.Daniel langsung menindih tubuh telanjang Alice dengan tubuhnya dan ia mengunci kedua tangan Alice di atas kepala sang istri hanya dengan satu tangannya. "Diam dan dengarkan ucapanku baik-baik," pintanya.Alice memiringkan kepalanya ke kanan lalu berkata. "Tidak mau.""Lihat mataku, Alice!! Kalau kau masih menolaknya, aku akan menggigit puting payudaramu," ancam Daniel, ia melahap puting payudara Alice dan bersiap untuk menggigitnya."Iya, iya!! Cepat katakan," ucap Alice, menyerah.Daniel menyentil dahi Alice. "Dasar istri pencemburu!! Apa kau sudah lupa kalau kau memil
"Sepertinya aku datang di waktu yang salah!! Maaf, karena aku sudah mengganggu waktu romantis kalian berdua," ucap Alice lalu ia pergi dari kantor Daniel.Steve dan Will terlihat kebingungan karena mereka berdua dihadapkan oleh situasi sulit yang terjadi antara Daniel dan Alice, kedua anak buah Daniel akhirnya memilih pergi menyusul sang nyonya besar yang tengah terbakar api cemburu karena sang sekretaris seksi."Fuck!! Alice ...." Daniel berlari keluar kantor mengejar Alice.Alice sedang berdiri di depan pintu lift dan ia terus menekan tombol lift dengan sangat kasar untuk menumpahkan kekesalannya terhadapa Daniel. "Apa lift ini rusak?! Kenapa dari tadi belum terbuka?!""Mommy, turun!!" Andrew memberontak dalam gendongan Alice sehingga bocah itu merosot dari gendongan ibunya."Andrew!!" Daniel reflek menangkap Andrew yang hampir terjatuh ke lantai, lelaki gagah itu langsung mengambil alih putra kesayangannya dari sang istri. "Gosh!! Hampir saja," pekiknya kencang sembari memeluk erat