"Siapa yang akan menikah? Apa kau ingin menikah lagi?!" Pekik Alice sembari menyingkirkan kepala sang suami dari atas tubuhnya."Lagii ....? Kau selalu saja marah-marah tidak jelas tanpa mau mendengarkan ucapanku sampai selesai," protes Daniel."Lalu kamu ingin menyiapkan pernikahan siapa memangnya? Apa kau selama ini bermain dengan wanita di belakangku saat menghilang? Jawab," semprot Alice sambil memukul dada Daniel.Daniel langsung menindih tubuh telanjang Alice dengan tubuhnya dan ia mengunci kedua tangan Alice di atas kepala sang istri hanya dengan satu tangannya. "Diam dan dengarkan ucapanku baik-baik," pintanya.Alice memiringkan kepalanya ke kanan lalu berkata. "Tidak mau.""Lihat mataku, Alice!! Kalau kau masih menolaknya, aku akan menggigit puting payudaramu," ancam Daniel, ia melahap puting payudara Alice dan bersiap untuk menggigitnya."Iya, iya!! Cepat katakan," ucap Alice, menyerah.Daniel menyentil dahi Alice. "Dasar istri pencemburu!! Apa kau sudah lupa kalau kau memil
"Sepertinya aku datang di waktu yang salah!! Maaf, karena aku sudah mengganggu waktu romantis kalian berdua," ucap Alice lalu ia pergi dari kantor Daniel.Steve dan Will terlihat kebingungan karena mereka berdua dihadapkan oleh situasi sulit yang terjadi antara Daniel dan Alice, kedua anak buah Daniel akhirnya memilih pergi menyusul sang nyonya besar yang tengah terbakar api cemburu karena sang sekretaris seksi."Fuck!! Alice ...." Daniel berlari keluar kantor mengejar Alice.Alice sedang berdiri di depan pintu lift dan ia terus menekan tombol lift dengan sangat kasar untuk menumpahkan kekesalannya terhadapa Daniel. "Apa lift ini rusak?! Kenapa dari tadi belum terbuka?!""Mommy, turun!!" Andrew memberontak dalam gendongan Alice sehingga bocah itu merosot dari gendongan ibunya."Andrew!!" Daniel reflek menangkap Andrew yang hampir terjatuh ke lantai, lelaki gagah itu langsung mengambil alih putra kesayangannya dari sang istri. "Gosh!! Hampir saja," pekiknya kencang sembari memeluk erat
"Halo, calon nyonya Mark Myers. Malam ini kita akan bersenang-senang dan aku akan menjadi suamimu untuk malam ini," ujar Jonathan sembari menindih tubuh Jane."Jangan!! Jangan, aku mohon jangan." Jane mulai menitikkan air mata dan ia mencakari tangan kekar ketika jonathan mulai menggerayangi tubuhnya."Aku sudah lama ingin menyetubuhi wanita di keluarga Myers, Helena sudah aku dapatkan dan sekarang kau!!" Jonathan menurunkan celananya agar ia bisa dengan mudah mengeluarkan juniornya karena ia sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh sang dokter cantik."Jangan!! Tolong, tolong!! Mark, tolong!!" Teriak Jane sembari memukuli tubuh Jonathan.Jonathan mulai bertindak bertindak beringas dengan memasukkan tangannya ke dalam baju tidur lalu merobek celana dalam Jane, dan tanpa menunggu lama juniornya ia lesakkan ke inti tubuh sang dokter cantik. Awalnya juniornya meleset tapi ia kembali menghujam inti tubuh Jane dengan kuat hingga ia bisa merasakan saat selaput inti tubuh sang gadis robek."A
"Apa kau lupa kalau Alice pernah disandera oleh si keparat Jonathan?! Saat itu aku hanya memikirkan keadaan istriku dan bayi yang ada di dalam kandungannya, kalaupun si keparat itu sempat melecehkan Alice. Aku masih tetap menerimanya sebagai istriku karena aku benar-benar mencintai Alice," ujar Daniel."Tapi situasinya berbeda, Kak!!" Mark menepis kasar tangan Daniel yang mencengkeram bajunya."Apanya yang berbeda, Mark?! Satu-satunya hal yang membedakan hanyalah pola pikir kita berdua," bentak Daniel."Lalu kenapa kau menceraikan Helena setelah mengetahui perselingkuhannya dengan Marco? Kenapa kau malah menceraikan Helena setelah mengetahui dia tidur dengan banyak pria?!" Mark balik membentak Daniel karena pikirannya sangat kacau sehingga ia tidak bisa berpikir dengan jernih, ia bahkan berani menyerang kakaknya dengan dengan mengulik kembali kisah kelam pernikahan sang kakak."Itu dua hal yang sangat berbeda, bodoh!! Jane diperkosa sedangkan Helena melakukannya untuk mencari kesenang
Jane mengalami depresi berat setelah ia diperkosa dengan kejam, bahkan tunangannya yang telah ia jadikan sebagai sandaran kini telah menjauh darinya. Mark seakan-akan jijik saat melihat Jane sehingga polisi tampan itu memilih untuk pergi menjauh darinya sehingga Jane menjadi semakin depresi dengan keadaannya dan ia lebih memilih mati untuk menyudahi kecemasannya serta penderitannya."Masa depanku sudah hancur dan percuma saja aku terus hidup," ucap Jane dengan air mata yang berlinang.Jari-jari lentik yang Jane pergunakan untuk menggenggam besi pembatas kini mulai ia lepaskan sehingga tubuhnya kini terjatuh ke bawah, tangannya terjulur ke depan dan berharap sang melaikat kematian akan meraih tangan saat menjemput ruh-nya. Tapi, kenyataan berkata lain karena bukan tangan sang malaikat kematian yang berhasil meraih tangannya melainkan tangan besar nan kokoh lah yang berhasil menggenggam jari-jari lentiknya."BERTAHAN!!" Pekik Ryo, deretan gigi putih bersihnya mengatup erat ketika ia be
"Ryo, itu kau yang membeli bunga mawar putih untuk Jane, 'kan?" Daniel menatap Ryo dengan tatapan penuh selidik atau mungkin lebih tepatnya dengan tatapan menuduh.Ryo menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal lalu ia beralih menggaruk tengkuknya dan bersikap layaknya seorang penjahat yang sedang diinterogasi. "Itu ... aku--""Jangan bohong. Aku tahu kalau kau yang mengirim semua mawar putih itu untuk Jane," potong Daniel cepat."Iya, memangnya kenapa? Tidak boleh?" ujar Ryo.Daniel lagi-lagi menatap Ryo dengan penuh curiga seperti seorang kakak yang bersikap overprotektif kepada seorang laki-laki yang hendak mendekati adik perempuannya. "Untuk apa kau melakukannya? Bukankah kau baru saja bertemu dengan Jane dan kau masih belum kenal betul dengannya?""Jangan salah sangka kepadaku. Aku hanya ingin menyemangati Jane agar ia bisa bangkit dari keterpurukan dan sembuh dari depresi yang ia derita," jawab Ryo."Hmm, lalu?"Ryo menghela napas panjang lalu ia menatap lekat mata Daniel. "1 t
Kediaman Jonathan Miller, beberapa jam sebelum ledakan terjadi."Ubah jadwal pengiriman senjata dan obat-obatan kita menjadi malam ini!! Sepertinya rencana kita sudah tercium oleh pihak kepolisian dan si keparat Myers," titah Jonathan kepada tangan tangannya."Tapi, bukankah ini sangat beresiko, Tuan? Kontainer kita masih memuat heroin dan mungkin akan selesai besok.""PERSINGKAT WAKTUNYA, TAMBAH ORANG UNTUK MEMUAT HEROIN!! Aku tidak mau terjadi masalah saat pengiriman dan malam ini kalian kirim beberapa orang ke kediaman Daniel, aku ingin bajingan itu sibuk menjaga wanitanya sehingga dia tidak bisa mengganggu pengiriman kali ini," titah Jonathan."Mengirim orang untuk mengawasi ataukah untuk menyerang, Tuan?""Apa kau bodoh, huh?! Sejak kapan kita hanya mengawasi? Berikan sedikit petasan ke kediaman Myers untuk meramaikan suasana," jawab Jonathan sembari tersenyum menyeringai."Baik, Tuan. Saya mengerti."****Myers's Mansion."Tuan Daniel, awaaaasss!!""SHIIITT!! THUNDERRR, STOP!!"
"Hei!! Kenapa kau sudah pulang? Bukankah seharusnya kau dirawat di rumah sakit?" Pekik Daniel begitu melihat Ryo melenggang santai masuk ke rumah."Aku sangat muak dengan suasana rumah sakit yang serba putih. Apalagi saat aku melihat baju seragam pasien dengan motif polkadot, rasanya aku ingin pingsan dan tidak ingin bangun lagi kalau sampai aku harus memakai baju macam itu," keluh Ryo.Daniel dan Alice saling menatap sejenak lalu pasangan suami istri itu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar keluhan Ryo yang menurut mereka sangatlah konyol dan lucu hingga sang pimpinan gengster Yakuza itu enggan mendapatkan perawatan meskipun luka yang ia derita bukanlah luka yang ringan."Kenapa kalian berdua tertawa?!! Apa menurut kalian ini lucu?! Dasar pasangan suami istri aneh,"cibir Ryo."Ternyata kalian keluarga Myers sama saja. Daniel dulu juga begitu saat dia tertembak, memakai baju polkadot sambil terbaring dan wajah bengisnya seketika berubah menjadi sangat imut dalam balutan baju polka