Kediaman Jonathan Miller, beberapa jam sebelum ledakan terjadi."Ubah jadwal pengiriman senjata dan obat-obatan kita menjadi malam ini!! Sepertinya rencana kita sudah tercium oleh pihak kepolisian dan si keparat Myers," titah Jonathan kepada tangan tangannya."Tapi, bukankah ini sangat beresiko, Tuan? Kontainer kita masih memuat heroin dan mungkin akan selesai besok.""PERSINGKAT WAKTUNYA, TAMBAH ORANG UNTUK MEMUAT HEROIN!! Aku tidak mau terjadi masalah saat pengiriman dan malam ini kalian kirim beberapa orang ke kediaman Daniel, aku ingin bajingan itu sibuk menjaga wanitanya sehingga dia tidak bisa mengganggu pengiriman kali ini," titah Jonathan."Mengirim orang untuk mengawasi ataukah untuk menyerang, Tuan?""Apa kau bodoh, huh?! Sejak kapan kita hanya mengawasi? Berikan sedikit petasan ke kediaman Myers untuk meramaikan suasana," jawab Jonathan sembari tersenyum menyeringai."Baik, Tuan. Saya mengerti."****Myers's Mansion."Tuan Daniel, awaaaasss!!""SHIIITT!! THUNDERRR, STOP!!"
"Hei!! Kenapa kau sudah pulang? Bukankah seharusnya kau dirawat di rumah sakit?" Pekik Daniel begitu melihat Ryo melenggang santai masuk ke rumah."Aku sangat muak dengan suasana rumah sakit yang serba putih. Apalagi saat aku melihat baju seragam pasien dengan motif polkadot, rasanya aku ingin pingsan dan tidak ingin bangun lagi kalau sampai aku harus memakai baju macam itu," keluh Ryo.Daniel dan Alice saling menatap sejenak lalu pasangan suami istri itu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar keluhan Ryo yang menurut mereka sangatlah konyol dan lucu hingga sang pimpinan gengster Yakuza itu enggan mendapatkan perawatan meskipun luka yang ia derita bukanlah luka yang ringan."Kenapa kalian berdua tertawa?!! Apa menurut kalian ini lucu?! Dasar pasangan suami istri aneh,"cibir Ryo."Ternyata kalian keluarga Myers sama saja. Daniel dulu juga begitu saat dia tertembak, memakai baju polkadot sambil terbaring dan wajah bengisnya seketika berubah menjadi sangat imut dalam balutan baju polka
"Jadi sekarang kau sudah berbalik menyerangku? Kakakmu sendiri?" Daniel tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.Mark sekarang sudah berani terang-terangan menyerang Daniel yang merupakan kakak kandungnya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkan oleh polisi tampan itu tapi yang pasti kali ini Mark tidak main-main dengan ucapannya. Pertengkaran Mark dan Daniel terdengar sampai ke lantai atas sehingga Alice dan Ryo langsung datang mendekati kakak beradik yang tengah berseteru itu.Mark menatap tajam mata Daniel, tidak ada rasa hormat ataupun kehangatan lagi yang terpancar dari sorot matanya. "Benar!! Aku adalah seorang polisi yang menegakkan hukum tanpa pandang bulu dan penjarahan barang selundapan yang kau lakukan itu adalah kejahatan terbesar yang harus diusut tuntas," tegasnya.Daniel tersenyum sinis lalu ia menimpali. "Usut saja, lakukan semua yang kau suka!! Aku tidak takut, kalau kau bisa mengusut kasusku seharusnya kau bisa menyelesaikan masalah yang kau mulai bukannya
"Jane, apa kau tahu kalau kau sedang hamil? Usia kandunganmu hampir sama dengan Nyonya Myers," ungkap sang dokter.Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Jane terdiam membeku sambil menatap sang dokter yang berdiri di hadapannya. Otaknya belum bisa mencerna ucapan sang dokter, matanya perlahan memerah lalu berkaca-kaca dan bibir tipisnya mulai terbuka perlahan."Bisakah kau memeriksaku lagi? Kau pasti salah memeriksa, tolong periksa aku lagi dan katakan kalau diagnosamu tadi keliru," pinta Jane dengan suara bergetar."Kau adalah seorang dokter dan kau pasti tahu tanda-tanda kehamilan yang sedang kamu alami, bukan? Jane ... kau harus menerima kenyataan ini," jawab sang dokter sambil menepuk bahu Jane lalu pergi dari kediaman Myers.Alice dan Daniel saling beradu pandang, pasangan suami istri itu sama-sama sedang terdiam seperti Jane. Bahkan Daniel sendiri tidak tahu harus berbuat atau berkata apa saat menghadapi masalah pelik seperti ini, saat ini otaknya benar-benar buntu.Tangis J
"Apa kau sedang menyingkirkan aku untuk bisa merebut Alice? Aku tahu kalau masih mencintai istriku makanya kau mencampakkan Jane begitu saja setelah dia mendapat musibah," ujar Daniel sambil menatap tajam mata Mark.Mark tersenyum sinis lalu ia berkata. "Ryo ... apa dia yang mengatakan omong kosong ini? Aku tidak percaya kalau dia bisa mengkhianatiku seperti ini.""Fuck!! Jangan asal menuduh orang, kalau kau sudah tidak mencintai Alice lalu kenapa kau meninggalkan Jane seperti seorang pengecut?!" Sengit Daniel, meskipun suaranya pelan akan tetapi sarat dengan ketegasan dan amarah."Itu adalah urusanku dan kau tidak berhak mengatur hidupku, Kak!! Kau yang selalu memaksaku untuk segera menikahi Jane meskipun aku tidak mencintainya, kau selalu mengatur hidupku tanpa pernah mau bertanya kehidupan apa yang ingin kujalani," bentak Mark sambil menggebrak meja."Itu karena kau duluan yang memberi harapan kepada Jane, Bangsat!! Kau boleh menolak Jane dan kau bebas mencintai siapapun kecuali Al
Ryo menggandeng tangan Jane masuk ke dalam gereja yang sudah terlihat sepi karena para jemaat sudah pergi setelah melakukan ibadah pagi, sang pimpinan Yakuza dengan beraninya mendekati pastor sambil menggenggam erat tangan Jane lalu bertanya. "Bisakah anda menikahkan saya dengan wanita ini sekarang?"Daniel dan Alice yang berada tepat di belakang Ryo reflek saling menatap, pasangan suami istri itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka akan keputusan yang telah dibuat oleh Ryo. "Apa?!! Menikah?!!" Pekik Daniel dan Alice bersamaan."Ryo, lepaskan!! Apa kau sudah gila?! Kau sudah melewati batas," ujar Jane sembari mengibas tangan Ryo."Mungkin ini terdengar gila bagimu, Jane. Tapi sekarang ini aku benar-benar serius dan aku tidak pernah main-main jika itu menyangkut pernikahan," jawab Ryo sambil menatap mata Jane."Ryo, jangan main-main!! Aku sudah hampir gila dengan kelakuan Mark dan sekarang kau juga melakukan hal yang sama," semprot Daniel."Maaf, sebenarnya ada apa ini? Kenap
"Jane, aku tidak akan memaksamu untuk melayaniku dan aku akan menunggumu sampai kau benar-benar siap melakukannya. Jangan khawatir dan jangan buat dirimu stress karena itu tidak bagus untuk kandunganmu," ucap Ryo penuh pengertian."Ryo, kenapa kau begitu baik kepadaku?" Tanya Jane sembari menatap mata Ryo yang penuh kehangatan serta rasa cinta."Karena kau adalah wanita yang baik dan kau pantas untuk mendapatkan kebaikan dari semua orang termasuk dari suamimu," jawab Ryo dengan suara yang lembut. "Sekarang beristirahatlah dan jangan pikirkan apapun," titah Ryo sembari merebahkan istrinya ke ranjang dan menyelimuti Jane sambil tersenyum."Ka ... kamu tidak tidur?" Tanya Jane."Tentu saja aku akan tidur tapi aku akan tidur di sofa untuk kenyamanan kita berdua," jawab Ryo sembari mengusap lembut pipi Jane. "Tidurlah yang nyenyak dan kalau kau butuh sesuatu atau apapun itu jangan sungkan untuk membangunkanku," imbuhnya.Ryo mengambil bantal dan juga selimut di dalam lemari lalu ia berjala
"Mama ...." Lutut Ryo seketika lemas lalu tubuhnya mengangsur turun lalu bersimpuh di depan peti jenazah sang mama yang berlumuran darah.Kondisi jenazah Mary sangat mengenaskan. Mata membelalak, lidahnya terjulur keluar dengan tubuh yang dipenuhi lebam biru keunguan dan di lehernya terdapat bekas jeratan tali yang membuktikan kalau kematian ibu kandung sang pimpinan Yakuza itu karena mati digantung.Akan tetapi ada satu hal yang membuat bingung keluarga adalah bekas tembakan di kening yang memunculkan banyak spekulasi atau dugaan kematian wanita berusia 60 tahunan tersebut. Apakah Mary meninggal karena digantung terlebih dahulu lalu keningnya ditembak? Ataukah kematian Mary disebabkan oleh tembakan di kening kemudian jenazahnya baru digantung?Entah harus dengan kata apa untuk mendeskripsikan kekejaman pimpinan gengster kalajengking saat menghabisi satu per satu keluarga Myers, tapi yang pasti Jonathan akan terus membunuh keluarga Myers hingga tetes darah yang keturunan yang terakhi