Daniel menginjak pedal rem dalam-dalam sehingga ban mobil menimbulkan suara berdecit yang sangat keras dan sangat cepat sampai laju mobil yang dikendarainya seketika terhenti, suara desingan peluru yang terdengar membahana di parkiran basemen gedung rumah sakit membuat dada Daniel terasa sesak karena ia takut terjadi sesuatu kepada adiknya. Daniel melirik kaca spion tengah untuk melihat keadaan Alice yang masih tertidur di bangku belakang lalu setelah itu yang dilakukan Daniel benar-benar tidak terduga.Daniel memutuskan untuk kembali berputar arah, ia kembali ke tempat perkelahian Mark dengan para pembunuh bayaran tadi dan alangkah terkejutnya Daniel saat ia melihat beberapa pria ternyata sudah bertumbangan di lantai akan tetapi ia tidak melihat ada Mark di antara pria-pria tersebut. Netra Daniel tengah sibuk mencari sosok sang adik yang ternyata sudah tidak terlihat lagi atau lebih tepatnya menghilang, Daniel bergegas menurunkan kaca mobil untuk mencari keberadaan Mark."MARK!! MAAA
''Aku tidak bisa terus begini, bahkan semua orang terdekatku sudah menjadi korban. Alice dan Mark ..."Daniel menghela napas panjang, ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan meratapi keadaan Mark dan Alice yang sama-sama sedang dirawat di rumah sakit. Baru kali ini Daniel merasakan rasa takut kehilangan orang-orang terdekatnya, dulu ia adalah orang egois yang tidak pernah memikirkan siapapun bahkan adiknya sendiri sehingga hubungannya dengan Mark merenggang. Akan tetapi semua berubah semenjak Alice datang ke dalam kehidupannya yang kacau, sifat Daniel bahkan berubah drastis semenjak Alice dinyatakan hamil oleh dokter. Dan sekarang Daniel sedang berusaha keras untuk bisa melindungi Mark, Alice serta calon anaknya yang masih berada di dalam kandungan Alice."Aku harus pergi menemui si berengsek itu sebelum dia mulai menyerang adik dan juga wanitaku," gumam Daniel sambil berdiri dari tempatnya duduk.****Lamborghini Aventador milik Daniel diparkir dengan sembarangan oleh sang C
Daniel sengaja meminta kepada pihak rumah sakit untuk ruang perawatan Mark dan Alice saling berdekatan supaya ia bisa memaksimalkan penjagaan dan pengawalan untuk dua orang yang sangat ia kasihi, Daniel akhirnya menyadari kalau ia mempunyai musuh lain dan masih belum ia ketahui dengan pasti identitasnya dan semua itu baru ia ketahui setelah bertemu dengan Marco. Daniel kini bahkan tidak bisa mempercayai siapa-siapa lagi karena baik pengawal atau orang terdekatnyalah yang bisa saja mengkhianatinya,"Tuan Daniel, nyonya Helena datang dan ingin bertemu dengan tuan," lapor Alan.Lamunan Daniel seketika buyar setelah sang sekretaris datang, sang CEO itu sedang malas untuk bertemu ataupun berbicara dengan orang lain terutama kepada Helena yang sudah masuk dalam daftar hitam orang yang ingin ia hindari, Daniel hanya menggelengkan kepalanya saja dan Alan pun sudah mengerti maksud dari gelengan kepala sang bos sehingga sang sekretaris itu langsung keluar dari ruangan Daniel untuk menemui Helen
Semenjak Mark dan Alice bersama-sama dirawat di rumah sakit aktivitas Daniel menjadi berkali-kali lipat lebih sibuk dari biasanya, selain ia harus bekerja di kantor Daniel juga harus menjaga Alice dan Mark secara bergantian untuk memastikan keadaan orang-orang yang dicintainya itu baik-baik saja. Tubuh Daniel terasa sangat lelah akan tetapi rasa lelahnya itu terbayar saat ia melihat wajah cantik Alice, bahkan Daniel sangat suka mengelus perut Alice yang masih datar. Rasa lelah Daniel seketika hilang bahkan ia tampak sangat bersemangat dengan adanya Alice di sisinya, Daniel juga rasanya sudah tidak sabaran ingin melihat perut Alice membuncit bahkan ia sudah tidak sabar menunggu calon anaknya terlahir ke dunia."Hei bagaimana kabarmu dan si kecil yang ada di dalam perutmu?" Tanya Daniel seraya mengelus dan mencium perut Alice begitu ia datang."Semuanya baik-baik saja karenamu," jawab Alice.Daniel menggenggam tangan Alice lalu menciuminya, wajahnya terlihat sangat kelelahan dan itu bis
"Daniel lihatlah, desain ini banyak kekurangannya dan jika diteruskan maka akan terjadi banyak masalah nantinya karena selain bisa membahayakan orang banyak maka akan berbahaya juga bagimu," jelas Alice sambil menunjuk ke titik-titik yang dirasakannya sangat berbahaya.Daniel tidak percaya dengan ucapan Alice dan ia malah menatap calon istrinya itu dengan tatapan ragu karena desain gedung yang dipegangnya sekarang ini adalah rancangan seorang arsitek yang sangat berpengalaman dan sangat profesional sehingga tidak mungkin kalau arsitek yang dipekerjakannya bisa membuat kesalahan fatal."Bagaimana mungkin kamu bisa melihatnya tanpa mengukurnya terlebih dahulu?" Tanya Daniel dengan tatapan selidik."Cari saja penggaris kalau begitu untuk memastikan," tantang Alice.Daniel berjalan keluar dari kamar dan ia berbicara kepada seorang perawat untuk meminjam penggaris, hanya dalam beberapa menit saja Daniel sudah mendapatkan penggaris yang akan digunakannya untuk membuktikan teori Alice. Danie
Alice tidak mau berbicara dengan Daniel semenjak sang CEO itu memutuskan untuk tidak menyentuhnya selama beberapa waktu lamanya, Daniel melakukan ini semua atas perintah sang dokter sampai kandungan Alice benar-benar kuat. Alice selalu mengurung dirinya di dalam kamar dan tidak mengizinkan Daniel atau siapapun masuk ke dalam kamarnya sehingga sang CEO tampan itupun menjadi pusing tujuh keliling karena harus menghadapi emosi wanitanya yang selalu naik turun.Daniel pikir kalau Alice sedang kesal kepadanya akan tetapi kenyataannya tidaklah begitu, ternyata selama dua hari ini Alice diam-diam sedang mendesain sebuah gedung untuk menolong sang CEO yang sedang mengalami masalah di perusahaan . Alice sengaja melakukannya secara diam-diam agar tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya termasuk Daniel atau nanti rencananya menjadi gagal total, Alice memang bukan sarjana arsitektur akan tetapi kecerdasan dan kemampuan perempuan bermata biru itu untuk mendesain gedung tidak bisa diremehkan beg
"AKKKHHHH!!"Alice berteriak histeris dan perempuan itu reflek melemparkan kotak yang diterimanya dari Daniel ke lantai sehingga isi di dalam kotak otomatis terlempar ke lantai, sang CEO itu langsung memeluk erat Alice dan berusaha menenangkan wanitanya agar tidak semakin histeris dan ketakutan saat melihat potongan kepala kucing yang berlumuran darah yang berada di lantai. Dan teriakan Alice tersebut sontak mengundang kedatangan kedua bodyguard Daniel yang sedang berjaga di luar untuk masuk ke dalam kamar Alice."Huwek!!" Alice melepaskan diri dari pelukan Daniel lalu berlari kencang menuju ke kamar mandi.Kedua bodyguard Daniel tersebut juga ikut terhenyak saat melihat isi kotak yang kini berceceran di lantai, di dalam kotak yang berisi potongan kucing tadi juga terdapat sebuah surat ancaman untuk Alice dan janin yang sedang dikandung Alice. Tentu saja Alice menjadi sangat syok dan ketakutan setelah mendapat teror dan ancaman semacam ini, seumur hidup Alice bahkan ia tidak pernah me
Sang dokter yang pernah menolong Daniel dari serangan tembakan beberapa waktu yang lalu itu pun kini malah ikut terseret dan dijadikan sebagai tersangka atas kasus teror yang diterima oleh Alice, tuduhan itu terjadi karena di kotak yang berisikan kepala kucing mati itu bertuliskan alamat lengkap klinik sang dokter dan sangat mudah bagi sang dokter untuk melakukannya karena ada banyak hewan di kliniknya terutama kucing. "Apa kalian semua sudah benar-benar gila?! Untuk apa aku melakukan hal gila semacam itu? Aku adalah seorang dokter hewan yang setiap hari merawat hewan seperti anakku sendiri, jadi ... mana mungkin aku melakukan hal sekeji itu," sengit sang dokter, membela diri."Alah, kau pasti berkata bohong!! Lalu bagaimana di kotak itu tertulis alamat klinikmu?" Timpal sang kurir."Jika memang aku adalah pelakunya, aku tidak akan sebodoh itu menuliskan alamat klinikku di kotak yang akan kugunakan untuk meneror orang. Lagi pula untuk apa aku melakukannya? Aku tidak memiliki dendam d