Daniel mengikuti mobil Dokter Jennifer Hills dari belakang agar ia mengetahui tempat tinggal sang dokter yang akan menjadi tempat tinggal Alice untuk sementara, meskipun berat untuk melepas Alice tapi Daniel harus mau melakukannya demi kebaikan wanita yang ia cintai tersebut. Beribu cara akan ditempuh oleh Daniel agar ia bisa mendapatkan hati Alice kembali, meskipun sekarang ini Alice sudah tidak lagi mengandung anaknya akan tetapi perasaan Daniel tidak akan berubah sama sekali bahkan sekarang ini rasa cintanya kepada Alice kian tumbuh kuat.Mobil Daniel berhenti beberapa meter jauhnya dari mobil dokter Jennifer Hills, ia menatap Alice dari kejauhan yang sedang dipapah masuk ke dalam rumah yang berukuran besar nan mewah dan dari kejauhan Daniel juga bisa melihat kalau rumah dokter Hills dijaga oleh beberapa security sehingga perasaan Daniel sekarang agak tenang. 2 jam berlalu ... Daniel tetap setia menunggu dari kejauhan. Meski tubuhnya sudah terasa sangat lelah akan tetapi sang CEO i
Mark nekat mendatangi Alice untuk meminta bantuan kepada perempuan itu, lelaki bertubuh atletis meminta agar Alice menyelesaikan desain yang akan diajukan ke proyek tender perusahaan Daniel. Mark tidak mempunyai pilihan lain selain meminta tolong kepada Alice karena saat ini hanya perempuan itulah yang bisa ia percayai untuk membantu masalah di perusaahan Daniel.Mark dan Alice saat ini tengah duduk di ruang tamu, adik semata wayang Daniel itu sangat beruntung karena Dokter Hills mengizinkan Mark masuk ke dalam rumah untuk berbicara dengan Alice lain cerita kalau yang datang adalah Daniel, pasti sang dokter tidak akan pernah mengizinkan sang CEO yang temperamen nan egois itu masuk ke dalam rumah serta berbicara dengan Alice."Ada apa?" Tanya Alice."Maafkan aku karena selalu saja membuatmu repot. Aku datang ke sini karena aku ingin meminta tolong kepadamu untuk menyelesaikan desain ini, ini betul desainmu, 'kan?" Mark memberikan desain yang dibawanya sejak tadi kepada Alice."Benar,"
Tiba-tiba saja Alice muntah-muntah di depan Mark dan membuat lelaki yang berprofesi sebagai polisi itu seketika terdiam, ia merasa ada yang aneh dengan sikap Alice akan tetapi Mark berusaha untuk menyangkal semua prasangka itu dari pikirannya."Apakah ini mungkin? Tidak ... Alice sudah keguguran lalu bagaimana mungkin seorang wanita yang tidak sedang mengandung tapi muntah-muntah seperti itu?" Mark bergumam sambil bertanya-tanya di"Aku harus mencari tahu. Entah kenapa kali ini aku tidak bisa mempercayai Alice," gumam Mark lagi.Mark menghela napas panjang kemudian ia berjalan pergi meninggalkan rumah Dokter Jennifer Hills dan pergi ke perusahaan Daniel untuk memberikan desain sehingga kakaknya bisa menggunakan desain Alice untuk mengikuti tender proyek dari pemerintah yang sebelumnya sempat mengalami masalah."Ini ... desain gedung," ucap Mark sambil menyerahkan gulungan desain kepada Daniel."Apa? Darimana kau dapatkan desain ini? Apa kau menemui Alice?" Tanya Daniel memastikan.Mar
Penghuni apartemen MYS yang menjadi korban penembakan pembunuh-pembunuh bayaran yang dikirim oleh pria bermarga Miller tersebut telah mencapai lebih dari 25 orang, dan kabar penyerangan itu kini sudah sampai di telinga Daniel dan Mark. Sontak, Daniel langsung kebakaran jenggot karena ia sangat mengkhawatirkan keadaan Alice.Jonathan Miller--musuh Daniel, mereka pikir kalau Alice kembali tinggal di apartemen tua itu dan karena alasan itulah sang musuh berani menyerang apartmen itu. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau musuh nantinya bisa melacak keberadaan Alice yang sedang tinggal di rumah dokter Dokter Jennifer Hills dan tidak menutup kemungkinan kalau nantinya musuh akan menyerang kediaman dokter hills."Ini tidak bisa dibiarkan!! Aku harus menemui Alice sekarang juga dan membawanya kembali ke rumah ini," ujar Daniel."Jangan, kalau kak Daniel lakukan itu justru akan semakin membahayakan nyawa Alice," larang Mark."Kau sudah dengar beritanya tadi, 'kan?! Penghuni apartemen MYS
Akhirnya Dokter Jane diboyong oleh Mark dan Daniel ke rumah dengan alasan keamanan karena saat ini rumah sang CEO dan adiknya yang berprofesi sebagai polisi adalah tempat teraman ketmbang apartemen tua itu. Mark dan Daniel juga sangat membutuhkan keterangan Jane agar kakak beradik itu bisa menemukan pelaku penembakan penghuni apartemen MYS dan menemukan Jonathan Miller yang kinii tidak jelas dimana rimbanya."So, paviliun ini akan menjadi tempat tinggalmu untuk sementara dan anggap saja paviliun ini seperti rumahmu sendiri," ucap Mark yang sedang menjadi room guide di rumahnya sendiri."Umm, thanks. Tapi ... bolehkah aku bertemu dengan Alice? Aku mungkin akan sedikit merasa bosan karena tidak melakukan apapun di sini dan Alice adalah teman mengobrol yang tepat," tanya Jane.Mark menoleh ke arah Daniel lalu menatap kakaknya yang berjalan pergi meninggalkan paviliun yang menjadi tempat tinggal sementara Dokter Jane, Daniel menjadi sangat sensitif setiap kali mendengar nama Alice disebut
Mulut Alice tiba-tiba dibekap oleh seseorang yang menyelinap di kamarnya, perempuan itu mencoba untuk memberontak tapi sayang sekali tenaganya kalah kuat sehingga Alice hanya bisa menangis. Alice merasakan hembusan napas hangat laki-laki itu menerpa lehernya, tangannya meraba tangan lelaki yang masih membekap mulutnya dan ia bisa mengenali tubuh si lelaki itu yang kini bersentuhan dengan punggungnya."Ini aku, jangan berteriak. Aku akan melepaskan bekapan tanganku tapi aku mohon jangan berteriak," pinta sang lelaki yang diangguki oleh Alice.Pria itu pun perlahan melepaskan bekapan tangannya dari mulut Alice lalu melingkarkan tangannya di dada perempuan cantik yang hanya terbalut jubah mandi, pria itu mengendus leher dan juga tengkuk Alice, menghirup aroma sabun yang memenuhi indra penciumannya."Daniel ... kenapa kamu datang ke sini? Pergilah, aku tidak ingin melihatmu," usir Alice."Aku merindukanmu. Aku sangat-sangat merindukanmu karena itulah aku datang ke sini," ujar Daniel."Tap
Dokter Jennifer Hills menerobos masuk ke dalam kamar Alice saat Daniel masih ada di dalam kamar, Alice tersentak kaget sehingga ia berdiri mematung di depan pintu. Tatapan mata Alice dan Jennifer saling beradu pandang, keduanya sama-sama terdiam."Kamu ... apa terjadi sesuatu? Aku sempat mendengar suara obrolan barusan, kamu sedang mengobrol sama siapa?' tanya Dokter Hills penuh selidik."Ti–tidak ada siapa-siapa di sini. Hanya saja tadi ada kecoa di kolong tempat tidur dan aku mencoba memukulnya dengan alas kaki tapi kecoa itu malah terbang makanya aku ngomel-ngomel sendiri sehingga mungkin terdengar seperti sedang mengobrol dengan orang lain," kilah Alice."Oh, baiklah kalau begitu. Apa kamu sudah makan malam? Kamu harus makan yang banyak agar kandu–""Su–sudah makan, aku sudah makan banyak sekali tadi sampai kekenyangan, iya banyak. Do–dokter pasti lelah, sebaiknya Dokter istirahat di kamar saja,'' potong Alice cepat.Alice sengaja memotong ucapan dokter Jennifer karena ia tahu ap
"Apakah mungkin kalau Alice sedang hamil?" Pertanyaan itulah yang sekarang ini berada di pikiran Daniel dan juga Mark, kecurigaan kakak beradik itu memang sangat beralasan mengingat keanehan-keanehan yang ditunjukkan oleh Alice makanya kakak beradik itu mengambil kesimpulan yang sama. Ataukah mungkin ini hanyalah sebuah harapan terpendam dari Daniel yang sudah sejak dahulu sangat menginginkan seorang ahli waris? "Tapi tidak mungkin, tidak mungkin kalau Alice masih hamil. Mungkin ini hanya kebetulan saja," sangkal Mark. "Tapi bagaimana kalau Alice memang masih mengandung anakku? Hatiku mengatakan kalau anakku masih hidup di dalam rahim Alice," kukuh Daniel. "Itu tidak mungkin, Kak. Apa kak Daniel akan mengatakan kalau Dokter Hills dan semua perawat yang menangani Alice semuanya telah berbohong dengan mengatakan kalau Alice keguguran?!" Mark mencoba untuk tetap berpikir logis. "Entahlah Mark, aku sendiri hampir gila karena kehilangan Alice dan juga calon anakku. Aku tidak bisa berpi