Terbangun dari pingsan dan baru mengetahui sang istri tercinta jatuh ke tangan musuh bagi seorang Daniel Myers adalah sebuah mimpi terburuk dalam hidupnya, sang istri yang sedang hamil 7 bulan rentan kehilangan nyawa jika sang musuh sudah berkehendak. Amarah, rasa takut, depresi serta banyak kemungkinan-kemungkinan negatif lainnya kini terus berputar-putar di dalam otak dan hati Daniel memikirkan nasib istri serta putra yang sebentar lagi akan terlahir di dunia yang belum jelas akan berakhir seperti apa.Sungguh rasanya ingin mati saja, melihat Alice menangis saja sudah membuat dada Daniel terasa sesak apalagi kalau sampai istrinya terluka atau bahkan kemungkinan terburuknya adalah Jonathan menghabisi nyawa Alice serta bayi yang sudah lama dinantikannya. Daniel benar-benar akan hancur jika semua kemungkinan buruk yang ada di otaknya benar-benar terjadi dan ia harus mengambil tindakan secepatnya dengan melakukan pencarian."Mark kenapa kau biarkan Alice jatuh ke tangan Jonathan?! Kenap
"Well, kita bertemu lagi Nyonya Myers dan kau terlihat semakin cantik. Daniel memang sangat pintar memilih wanita," ucap Jonathan. "Sekarang hanya tinggal kita berdua saja, Alice. Pilih salah satu, kau ingin berbicara dulu denganku atau langsung bercinta denganku di ranjang?" Jonathan mengukung tubuh Alice di dinding, mendekatkan wajahnya dan bersiap melumat bibir ranum Alice. Alice memeluk perut buncitnya, berjaga-jaga jika Jonathan tiba-tiba memukulinya atau menyerangnya seperti kemarin, kepalanya menoleh ke samping agar Jonathan tidak bisa menciumnya. 'Aku tidak boleh membuat si berengsek itu marah atau dia akan menyakiti bayiku. Kau harus sabar Alice, tenangkan dirimu dan jangan sampai membuat Jonathan marah," ucap Alice di dalam hati. "Cepat katakan apa maumu," ucap Alice. "Serahkan surat gedung apartemen tua itu kepadaku dan semua aset kekayaan yang Daniel berikan kepadamu," pinta Jonathan. "Aku tidak punya semua yang kau bicarakan, kenapa kau tidak minta langsung saja kepa
Jonathan menarik tubuh Helena yang masih telanjang, mendekatkan tubuh sang wanita yang sedang tertidur membelakanginya ke dalam pelukannya, tangannya terus meremas sambil sesekali memilin puting payudara Helena sampai ia tertidur. Tepat tengah malam Jonathan terbangun saat anak buahnya kembali mengetuk pintu, ia bergegas memakai kimono tidurnya lalu menutupi tubuh Helena dengan selimut."Besok pagi-pagi sekali kita harus pergi ke kota untuk menyiapkan kontainer heroin dan juga senjata yang akan dikirim ke Italia, bawa banyak orang untuk mengawal kiriman kali ini karena ini adalah kiriman besar dan aku tidak ingin ada masalah lagi," titah Jonathan kepada tangan kanannya."Lalu bagaimana dengan tawanan anda?""Tinggalkan saja 10 orang untuk menjaga markas, kedua wanita itu tidak akan bisa kabur dari sini. Terutama Helena, aku telah membuatnya lemas dan aku akan membuatnya terus tertidur hingga 2 hari ke depan sedangkan Alice tidak bisa banyak bergerak karena dia sedang hamil besar jadi
Sore menjelang, anak buah Jonathan sedang berpesta minuman keras karena merasa bebas setelah ditinggal oleh Jonathan. Berdalih untuk menghangatkan badan di tengah suhu udara yang semakin dingin menyerang tubuh, nyatanya anak buah Jonathan mampu menghabiskan beberapa botol minuman keras hanya untuk melepaskan penat setelah menjalani hari-hari berat di bawah kepemimpinan sang bos yang terkenal sangat diktator kepada bawahannya. "Alice, sekarang saat yang tepat untuk kabur. Aku akan menggunakan tubuhku untuk menggoda pengawal yang menjaga pintu dan di saat pengawal itu lengah kau harus memukulnya dengan ini," ujar Helena sembari menyerahkan tongkat pemukul kasti yang ia temukan di dalam kamar Jonathan. Alice mengangguk ragu, ekspresi wajahnya terlihat ketakutan. "Apakah tidak ada cara selain menggunakan tubuhmu?" "Tidak ada!! Hanya dengan cara ini yang bisa kita gunakan untuk kabur, mengerti? Jadilah kuat dan pemberani demi bayi yang ada di dalam perutmu," ucap Helena berusaha untuk me
Perahu yang ditumpabgi Alice terhanyut hingga ke lautan lepas, terombang-ambing oleh hempasan ombak serta terpaan angin yang tiada henti. Angin laut yang dingin sangat menusuk kulit dan tulang membuat seluruh tubuh Alice menggigil kedinginan, ia hanya bisa merebahkan tubuh ringkihnya di perahu sambil menahan rasa sakit disertai perih di sekujur tubuh bekas siksaan Jonathan yang masih basah terutama luka tembak di lengannya. Darah segar terus merembes keluar dari lengannya dan mulai membentuk genangan di sudut di perahu, wajah Alice berubah pucat dan seluruh tubuhnya kini mati rasa. Perempuan cantik itu hanya bisa menunggu keajaiban datang, nyawanya kembali dihadapkan oleh malaikat maut yang sedang mengintai dirinya, beruntung hari ini lautan tenang karena tidak ada terjangan badai hanya saja suhu di lautan saat ini sangat rendah dan Alice bisa mati terkena hipotermia jika bantuan tak kunjung datang. "Dingin ... Honey, tolong selimuti aku. Aku kedinginan," racau Alice. "Tolong Helena
Daniel, Mark dan Albert masuk ke dalam ruang perawatan Alice. Tangis Daniel pecah melihat kondisi luka di tubuh serta wajah sang istri yang berhasil selamat dari tawanan Jonathan, jari-jari kokoh sang CEO mengusap lembut pipi sang istri yang dipenuhi memar bekas siksaan Jonathan.Pria gagah itu terus menyalahkan dirinya sendiri atas kelalaiannya, rasa penyesalan Daniel akan terus menghantui di sepanjang hidup setiap ia melihat wajah polos Alice yang kini berhiaskan memar serta luka."Baby, maafkan aku karena gagal melindungimu. Aku memang suami yang tidak berguna," lirih Daniel.Mark memegang bahu kokoh Daniel yang sedang bergetar, ia bisa merasakan kesedihan serta rasa hancur sang kakak ketika melihat kondisi sang istri yang menyedihan dan hampir mati di tangan musuh. Sebagai seorang lelaki tentu Mark tidak habis pikir kenapa iblis macam Jonathan bisa terlahir ke dunia, menyakiti seorang wanita yang sedang mengandung benar-benar perbuatan yang keji dan tidak bisa ditoleransi oleh Mar
Beberapa yacht mewah milik Daniel dan Albert berlayar di lautan menuju ke pulau tempat markas tersembunyi Jonathan, berbekal senjata lengkap serta pasukan-pasukan yang memiliki keahlian dalam bertempur, Daniel bertekad untuk menumpas gengster kalajengking tanpa ampun dan juga untuk menyelamatkan Helena yang masih terjebak di pulau. Seorang anak buah Jonathan berlarian menuju ke markas setelah melacak kapal Daniel yang sedang menuju ke pulau. "Tuan Jonathan, gawat!! Ada beberapa kapal sedang berlayar menuju kemari dan salah satu kapal itu adalah milik Daniel Myers, dia membawa puluhan orang atau mungkin ada 100 orang lebih dengan bersenjata lengkap sepertinya mereka akan menyerang markas." "FUCK!! Ini pasti karena Alice, apa kalian sudah menemukan Helena?" Amuk Jonathan."Kami masih mencarinya." "FUCK!! KALIAN SEMUA MEMANG BODOH!! Kalau begitu kita harus pergi meninggalkan pulau ini sebelum si keparat itu datang," maki Jonathan. "Baik Tuan." Jonathan dan semua anak buahnya bersiap
Daniel dan Jonathan berdiri di dua kapal yang berbeda dengan posisi yang saling berhadap-hadapan, dua pasang mata saling menatap dengan penuh kebencian serta kemarahan.Daniel menoleh ke arah sang penembak jitu yang sedang bersiap di atap kapal, manik hijau menatap tajam dan memberi isyarat kepada sang sniper untuk menembak musuh kemudian tatapan mata Daniel tertuju ke arah sang nahkoda kapal. "Rapatkan kapal!!" Serunya.Sang sniper hanya mengangguk pelan lalu kembali membidik musuh, tanpa banyak berkata-kata timah panasnya telah berhasil merenggut dua nyawa anak buah Jonathan yang kini mayatnya telah terjatuh ke lautan lepas."Yes, Boss," ucap Frank penuh semangat.Sang nahkoda mendekatkan kapal ke kapal Jonathan perlahan-lahan agar kedua kapal tidak saling menabrak, saat jarak kedua kapal sudah semakin pendek Daniel melompat ke kapal Jonathan. Tubuh kekarnya mendarat dengan keras ke atas kapal bahkan sempat menghantam pinggiran besi kapal, suara pekikan tertahan meluncur dari mulut