Beberapa yacht mewah milik Daniel dan Albert berlayar di lautan menuju ke pulau tempat markas tersembunyi Jonathan, berbekal senjata lengkap serta pasukan-pasukan yang memiliki keahlian dalam bertempur, Daniel bertekad untuk menumpas gengster kalajengking tanpa ampun dan juga untuk menyelamatkan Helena yang masih terjebak di pulau. Seorang anak buah Jonathan berlarian menuju ke markas setelah melacak kapal Daniel yang sedang menuju ke pulau. "Tuan Jonathan, gawat!! Ada beberapa kapal sedang berlayar menuju kemari dan salah satu kapal itu adalah milik Daniel Myers, dia membawa puluhan orang atau mungkin ada 100 orang lebih dengan bersenjata lengkap sepertinya mereka akan menyerang markas." "FUCK!! Ini pasti karena Alice, apa kalian sudah menemukan Helena?" Amuk Jonathan."Kami masih mencarinya." "FUCK!! KALIAN SEMUA MEMANG BODOH!! Kalau begitu kita harus pergi meninggalkan pulau ini sebelum si keparat itu datang," maki Jonathan. "Baik Tuan." Jonathan dan semua anak buahnya bersiap
Daniel dan Jonathan berdiri di dua kapal yang berbeda dengan posisi yang saling berhadap-hadapan, dua pasang mata saling menatap dengan penuh kebencian serta kemarahan.Daniel menoleh ke arah sang penembak jitu yang sedang bersiap di atap kapal, manik hijau menatap tajam dan memberi isyarat kepada sang sniper untuk menembak musuh kemudian tatapan mata Daniel tertuju ke arah sang nahkoda kapal. "Rapatkan kapal!!" Serunya.Sang sniper hanya mengangguk pelan lalu kembali membidik musuh, tanpa banyak berkata-kata timah panasnya telah berhasil merenggut dua nyawa anak buah Jonathan yang kini mayatnya telah terjatuh ke lautan lepas."Yes, Boss," ucap Frank penuh semangat.Sang nahkoda mendekatkan kapal ke kapal Jonathan perlahan-lahan agar kedua kapal tidak saling menabrak, saat jarak kedua kapal sudah semakin pendek Daniel melompat ke kapal Jonathan. Tubuh kekarnya mendarat dengan keras ke atas kapal bahkan sempat menghantam pinggiran besi kapal, suara pekikan tertahan meluncur dari mulut
"SHIT!! Helena, apa kau baik-baik saja?" Daniel bergegas menyimpan kembali pistolnya ke belakang baju saat ia berhasil menemukan Helena yang sedang bersembunyi di balik semak-semak, tubuh mulus nan seksi kini dipenuhi luka sehingga membuat Daniel merasa iba. Daniel mengangkat punggung Helena dan membawanya ke dalam pelukannya."Da ... niel? Mataku tidak salah lihat, 'kan? Kamu benar-benar Daniel?" Tangan kanan Helena yang berlumuran darah mengusap lembut pipi sang CEO untuk memastikan kalau yang dilihatnya memang benar-benar Daniel."Ya, aku Daniel. Aku datang ke sini untuk mencarimu," jawab Daniel."Syukurlah akhirnya kau datang juga. Aku takut sekali karena kau tidak kunjung datang, aku ingin sekali melihat wajahmu sebelum aku mati." Helena tersenyum, sudut matanya mengeluarkan air mata kebahagiaan."Dasar bodoh. Aku sudah ada di sini dan aku tidak akan membiarkanmu mati, bertahanlah sedikit lagi. Aku akan membawamu ke rumah sakit," balas Daniel."Maafkan aku, Daniel. Aku ... aku s
"Waktunya untuk membersihkan tubuhmu, Baby." Daniel mengerling nakal pada Alice."Aku tidak mau, kamu pasti akan berbuat aneh-aneh lagi saat memandikanku. Aku ingin cepat pulang ke rumah," tolak Alice."Kenapa ingin cepat-cepat pulang ke rumah? Ah, jangan-jangan kamu sudah tidak sabar ingin berbuat aneh-aneh denganku, 'kan? Aku tahu apa yang kamu pikirkan," goda Daniel sambil menggelitik leher sang istri."Honey, geli. Hentikan," ucap Alice.Daniel terus menggoda Alice, ia berusaha keras menghibur sang istri dan membuat suasana hati wanitanya menjadi bahagia. Hari persalinan Alice semakin hari semakin dekat, dan Daniel tidak ingin membuat sang istri larut dalam rasa trauma setelah disiksa oleh Jonathan.Daniel mengunci pintu dan tak lupa menutup semua jendela dengan gorden kemudian ia mulai melepaskan semua pakaian sang Alice dan hanya menyisakan celana dalam saja, lelaki itu menyeka seluruh tubuh sang istri dengan hati-hati karena ada beberapa luka yang masih basah dan tidak boleh te
"Daniel, izinkan aku untuk tinggal di rumahmu. Aku tidak mau kembali kepada Marco dan aku takut kalau Jonathan kembali menculik lalu menyiksaku," pinta Helena.Daniel mengerutkan kening, kepalanya berdenyut-denyut. Ia tidak menyangka kalau Helena akan meminta hal gila darinya, jangankan untuk tinggal di rumahnya dan bertemu setiap hari bertatap muka dengan mantan istrinya saja Daniel sudah malas."Aku tidak bisa memberimu izin tinggal di rumahku, Helena. Lebih baik kau kembali saja ke rumah orang tuamu, keluargamu adalah keluarga terpandang dan pasti mereka bisa melindungimu," tolak Daniel, keberatan."Kamu menolakku karena Alice? Bagaimana kalau aku meminta izin kepadanya? Apakah kamu akan mengizinkanku tinggal kalau Alice setuju?" Tanya Helena."Jangan libatkan Alice, Helena. Aku adalah kepala rumah tangga dan hanya aku yang berhak menentukan siapa saja yang boleh tinggal di rumahku lagipula aku sudah memberikanmu rumah saat kita bercerai, tinggallah di sana dan aku akan memberikan
"Daniel, bisakah kita bicara berdua? Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," tanya Helena begitu ia masuk ke dalam kamar Alice dan Daniel.Daniel menatap manik besar bulat sang istri, ia bisa melihat ketidaknyamanan serta sedikit rasa cemburu yang terpancar dari sorot mata wanitanya meski tidak terucap oleh kata-kata. Sang CEO tampan itu tidak ingin mencari masalah dengan istri, ada hati yang harus ia jaga dan karena itulah ia mengambil sebuah jalan tengah yang menurutnya adalah jalan yang terbaik."Masuk dan duduklah, kalau kau ingin bicara denganku maka istriku pun harus tahu apa yang kita bicarakan. Aku tidak ingin menyembunyikan apapun dari istriku," ujar Daniel, tangannya menggenggam tangan Alice lalu mencium punggung tangan sang istri dengan mesra.Daniel kembali menatap mata sang istri dan kini ia bisa melihat binar cerah di sana. Helena tersenyum getir, ia mau tidak mau harus mengikuti aturan maupun perkataan sang tuan rumah. Bagaimanapun juga ia hanyalah orang asing di mansio
"Ayo, cepat masukkan alat kejantananmu ke dalam tubuhku, Daniel. Aku sudah lama menunggu saat seperti ini." Helena membuka kedua kakinya lebar agar Daniel bisa leluasa menghujam inti tubuhnya seperti yang selama ini ia inginkan.Daniel hanya terdiam menatap wajah Helena, pandangan matanya kabur dan kepalanya mulai berdenyut-denyut. Daniel merasa ada yang salah akan tetapi saat ini ia sedang berada di bawah pengaruh alkohol sehingga otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih, ia tanpa ragu-ragu memasukkan juniornya ke inti tubuh Helena."Akkhh!!" Tubuh Helena reflek bangkit dan tubuhnya menubruk dada Daniel ketika junior big size sang CEO merangsek masuk ke dalam organ kewanitaannya.Dada kokoh Daniel dan payudara Helena saling bergesekan, bibir keduanya saling berpagutan dan saling beradu lidah. Kedua payudara sintal diremas gemas oleh tangan kekar lalu kembali dihisap, manik hijau sang CEO terpaku menatap kedua payudara Helena yang terus bergerak erotis mengikuti irama hentakan tubuh
Daniel membungkam mulut Helena rapat-rapat agar wanita itu tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian, tubuh telanjang mantan pasangan suami itu saling berhadapan dan berdempetan. Dada keduanya saling bersentuhan begitu pula dengan inti tubuh Daniel dan Helena, di saat gairah Helena kembali bergejolak di dada tapi tidak dengan Daniel yang saat ini merasa sangat ketakutan.Daniel takut jika Alice masuk ke dalam Helena lalu memergokinya, sungguh ia tidak bisa membayangkan nasib pernikahannya yang baru seumur jagung akan hancur begitu saja. Sayup-sayup telinga Daniel mendengar suara langkah kaki Alice mendekat ke kamar Helena, bibir Daniel terus komat-kamit membaca doa meminta kepada Tuhan untuk menyelamatkannya.'Ini adalah kesempatanku untuk bisa merebut Daniel dari Alice ... maafkan aku, Alice. Aku akan merebut kembali Daniel dari sisimu, aku tidak mau kehilangan Daniel untuk yang kedua kalinya dan aku akan membuat kalian bercerai,' ucap Helena di dalam hati.Ekor mata Helena mel