"Daniel, izinkan aku untuk tinggal di rumahmu. Aku tidak mau kembali kepada Marco dan aku takut kalau Jonathan kembali menculik lalu menyiksaku," pinta Helena.Daniel mengerutkan kening, kepalanya berdenyut-denyut. Ia tidak menyangka kalau Helena akan meminta hal gila darinya, jangankan untuk tinggal di rumahnya dan bertemu setiap hari bertatap muka dengan mantan istrinya saja Daniel sudah malas."Aku tidak bisa memberimu izin tinggal di rumahku, Helena. Lebih baik kau kembali saja ke rumah orang tuamu, keluargamu adalah keluarga terpandang dan pasti mereka bisa melindungimu," tolak Daniel, keberatan."Kamu menolakku karena Alice? Bagaimana kalau aku meminta izin kepadanya? Apakah kamu akan mengizinkanku tinggal kalau Alice setuju?" Tanya Helena."Jangan libatkan Alice, Helena. Aku adalah kepala rumah tangga dan hanya aku yang berhak menentukan siapa saja yang boleh tinggal di rumahku lagipula aku sudah memberikanmu rumah saat kita bercerai, tinggallah di sana dan aku akan memberikan
"Daniel, bisakah kita bicara berdua? Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," tanya Helena begitu ia masuk ke dalam kamar Alice dan Daniel.Daniel menatap manik besar bulat sang istri, ia bisa melihat ketidaknyamanan serta sedikit rasa cemburu yang terpancar dari sorot mata wanitanya meski tidak terucap oleh kata-kata. Sang CEO tampan itu tidak ingin mencari masalah dengan istri, ada hati yang harus ia jaga dan karena itulah ia mengambil sebuah jalan tengah yang menurutnya adalah jalan yang terbaik."Masuk dan duduklah, kalau kau ingin bicara denganku maka istriku pun harus tahu apa yang kita bicarakan. Aku tidak ingin menyembunyikan apapun dari istriku," ujar Daniel, tangannya menggenggam tangan Alice lalu mencium punggung tangan sang istri dengan mesra.Daniel kembali menatap mata sang istri dan kini ia bisa melihat binar cerah di sana. Helena tersenyum getir, ia mau tidak mau harus mengikuti aturan maupun perkataan sang tuan rumah. Bagaimanapun juga ia hanyalah orang asing di mansio
"Ayo, cepat masukkan alat kejantananmu ke dalam tubuhku, Daniel. Aku sudah lama menunggu saat seperti ini." Helena membuka kedua kakinya lebar agar Daniel bisa leluasa menghujam inti tubuhnya seperti yang selama ini ia inginkan.Daniel hanya terdiam menatap wajah Helena, pandangan matanya kabur dan kepalanya mulai berdenyut-denyut. Daniel merasa ada yang salah akan tetapi saat ini ia sedang berada di bawah pengaruh alkohol sehingga otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih, ia tanpa ragu-ragu memasukkan juniornya ke inti tubuh Helena."Akkhh!!" Tubuh Helena reflek bangkit dan tubuhnya menubruk dada Daniel ketika junior big size sang CEO merangsek masuk ke dalam organ kewanitaannya.Dada kokoh Daniel dan payudara Helena saling bergesekan, bibir keduanya saling berpagutan dan saling beradu lidah. Kedua payudara sintal diremas gemas oleh tangan kekar lalu kembali dihisap, manik hijau sang CEO terpaku menatap kedua payudara Helena yang terus bergerak erotis mengikuti irama hentakan tubuh
Daniel membungkam mulut Helena rapat-rapat agar wanita itu tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian, tubuh telanjang mantan pasangan suami itu saling berhadapan dan berdempetan. Dada keduanya saling bersentuhan begitu pula dengan inti tubuh Daniel dan Helena, di saat gairah Helena kembali bergejolak di dada tapi tidak dengan Daniel yang saat ini merasa sangat ketakutan.Daniel takut jika Alice masuk ke dalam Helena lalu memergokinya, sungguh ia tidak bisa membayangkan nasib pernikahannya yang baru seumur jagung akan hancur begitu saja. Sayup-sayup telinga Daniel mendengar suara langkah kaki Alice mendekat ke kamar Helena, bibir Daniel terus komat-kamit membaca doa meminta kepada Tuhan untuk menyelamatkannya.'Ini adalah kesempatanku untuk bisa merebut Daniel dari Alice ... maafkan aku, Alice. Aku akan merebut kembali Daniel dari sisimu, aku tidak mau kehilangan Daniel untuk yang kedua kalinya dan aku akan membuat kalian bercerai,' ucap Helena di dalam hati.Ekor mata Helena mel
Kaki Daniel terasa lemas seketika setelah mendengar pengakuan Mark sehingga kakinya reflek mundur beberapa langkah, mulutnya menganga dan ekspresi wajahnya terlihat sangat syok. Selama ini ia pikir kalau Mark mencintai Jane akan tetapi pikirannya salah, adiknya terlalu pintar dalam hal menyembunyikan perasaan sehingga ia sendiri tidak menyadari kalau selama ini Mark diam-diam menyimpan perasaan kepada istri cantiknya."Apa katamu? Coba ulangi lagi ucapanmu, Mark."Mark bangkit dari tanah, tubuhnya kini berdiri tegap menghadap Daniel sambil menatap mata sang kakak. "Aku jatuh cinta kepada Alice sejak pertama kali melihatnya, hatiku terasa sangat sakit setiap kali melihatnya menangis di kamar setiap kali kau menyakitinya.""Aku sempat memutuskan untuk menyerah dengan perasaanku setelah melihat kau berubah menjadi lebih baik. Tapi ternyata keputusanku untuk menyerah adalah keputusan yang salah besar setelah melihat perselingkuhanmu dengan pelacur rendahan itu!! Mulai hari ini aku akan ke
"Patricia, kenapa celana dalam Daniel bisa berada di keranjang baju kotor Helena?" Alice menatap sang pelayan dengan tatapan penuh selidik. Emosi Alice sudah siap meledak, ia bersiap untuk memarahi si pelayan jika wanita berusia 40 tahunan yang sedang berdiri di hadapannya membuat kesalahan. Alice menjadi sangat sensitif jika menyangkut tentang masalah Daniel terlebih lagi masalah celana dalam milik suaminya bisa sampai di kamar Helena yang sekarang ini membuatnya kembali berpikiran negatif terhadap sang suami. "Celana dalam tuan Daniel ada di atas ranjang nyonya Helena dan saya memungutnya saat sedang membersihkan kamar nyonya Helena," jawab Patricia dengan kepala tertunduk. "Apa? Apa kamu yakin? Mungkin saja celana dalam Daniel terbawa saat kamu sedang mencuci bajunya," tanya Alice, berharap sang pelayan akan mengatakan seperti yang ia pikirkan. "Pagi ini saya belum sempat ke kamar nyonya untuk mengambil cucian kotor, jadi tidak mungkin celana dalam tuan Daniel sampai terbawa ke
"ALICE BUKA PINTUNYA!! KITA HARUS BICARA SEKARANG JUGA, AKU AKAN MENGHANCURKAN PINTU KALAU KAU TIDAK MAU MEMBUKANYA. ALICE!!" Teriak Daniel sambil terus menggedor pintu kamar.Mark berjalan menaiki tangga menyusul Albert yang sudah berada di depan. suara teriakan Daniel menggema di seluruh mansion sehingga semua orang bisa mendengarnya. Tidak ada yang berani mendekati Daniel ketika sang CEO itu sedang mengamuk, jika ada yang berani mendekat maka mereka harus bersiap untuk dihajar sampai belur.Albert menghalangi Mark saar lelaki gagah itu hendak menghampiri Daniel yang tengah mengamuk. "Mark, jangan ikut campur!! Ini adalah urusan rumah tangga Daniel dan Alice," cegahnya."Tapi paman, bagaimana kalau Alice disakiti oleh si berengsek itu?" Protes Mark."Daniel tidak akan menyakiti Alice, kita akan berjaga dari sini jika Alice butuh bantuan," ucap Albert.Mark mendengkus kesal, ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain yang ternyata ada Jane di sana. Mark tidak sanggup menatap wajah ga
"Mmmhh, mmmhh!!" Mulut Helena dibekap Jonathan sehingga ia tidak bisa berteriak, bola matanya membulat sempurna lalu berubah memerah ketika ia melihat mayat Marco yang tergeletak di lantai dengan mata melotot dan disekujur tubuh sepupu Daniel itu terdapat puluhan bekas tusukan pisau. Tubuh Helena gemetaran saat ia kembali dilemparkan dalam cengkeraman Jonathan, tampaknya nasibnya akan berakhir kembali menjadi budak pemuas birahi Jonathan. "Akhirnya aku menemukanmu kembali, Seksi. Apa kau tahu betapa gilanya diriku saat tahu kau menghilang? Aku menjadi sangat gila karena harus menahan gairahku tapi sekarang kau sudah kembali kepadaku dan aku akan memberikanmu sedikit hukuman atas kenakalanmu," ujar Jonathan yang terus meremas payudara sintal yang menjadi favoritnya. Max, sang pimpinan gengster Bloods hanya tersenyum sinis melihat kelakuan mesum Jonathan. "Cepat pindah ke kamar lain, apa kau mau bercinta di kamar ini dan di depan mataku?" "Apa kau mau mencicipi legitnya tubuh janda D