Share

Enggak Boleh Nolak

SBY 26

"Tante, mamam, yuk!" teriak Adisti, anak perempuan berusia lima tahun sambil mengetuk pintu kamar tamu.

"Ayuk!" sahut Erie sembari membuka pintu. "Aih, cantiknya," pujinya saat melihat penampilan bocah yang mengenakan gaun merah muda dan bando senada.

Adisti mengulaskan senyuman lebar. Dia merasa senang dipuji Adik sepupu mamanya yang baru datang kemarin. Saat Erie mengulurkan tangan kanan, Adisti segera menyambut dan menggenggamnya erat.

Kedua perempuan berbeda generasi jalan bersisian menuju teras belakang rumah yang juga berfungsi sebagai ruang makan. Mirna, sepupu Erie dan Lastri, Kakak Wiryani, tengah duduk sembari menikmati hidangan.

Erie menempati kursi yang berdampingan dengan Adisti. Tidak berselang lama, Tanto, suami Mirna keluar dari kamar utama sembari menggosok-gosok rambut lembapnya dengan handuk kecil.

Acara sarapan yang awalnya hening, berubah menjadi ricuh akibat celotehan Adisti yang menjawab pertanyaan papanya. Erie berulang kali terbahak hingga nyaris t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status