Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Savana dibawa oleh Aksa menggunakan mobil sport mewah berwarna putih yang dihiasi oleh balon - balon berwarna pink yang membuat mobil itu tampak sangat cantik dan juga mewah.
Banyak tamu undangan dan para keluarga kedua mempelai yang menyoraki keromantisan mereka berdua, Aksa dan Savana mengendarai mobil indah ini dengan masih menggunakan baju pengantin mereka.
Aksa menyentir sendiri mobilnya dan Savana duduk disampingnya.
"Sava ...." ucap Aksa sambil tersenyum manis.
"Hmmm?" sahut Savana yang masih malu - malu.
"Kita berdua sekarang sudah menjadi pasangan suami istri semoga kita bisa terus bahagia dan saling melengkapi," ujar Aksa sambil tersenyum simpul melirik kearah Savana.
"Iya, semoga kita bisa menjaga hubungan pernikahan kita sampai kita tua nanti," sahut Savana sambil tersenyum manis menatap wajah sang suami.
&
Savana memandangi langit - langit yang ada di rumah mewahnya itu, sesekali ia melirik kearah sampingnya dan menatap Aksa yang tengah terlelap, rasa cinta yang begitu besar pada laki - laki yang ada disampingnya membuat hati Savana selalu berdebar ketika melihat laki - laki tampan yang ada dihadapannya itu.Savana juga berharap jika rumahtangganya bersama dengan Aksa bisa bertahan dan berjalan lama, Savana juga merasa lega karena sekarang ia telah menjadi seorang istri dari laki - laki yang ia cintai, Savana berharap Aksa bisa bersikap dewasa dan tidak suka mempermainkan hati wanita.Bagaimanapun Savana masih belum bisa melupakan perselingkuhan Erik dengan perempuan - perempuan diluar sana, Savana sudah sangat sakit hati karena sudah beberapa kali ia selalu diselingkuhi oleh Erik, ia berharap Aksa bisa menempatkan dirinya menjadi satu - satunya wanita yang ada di ruang harinya.Wanita cantik berusia dua puluh lima tahun i
Hari ini adalah hari dimana Savana dan juga Aksa sudah mulai masuk kantor seperti biasanya, suasana di rumah mewah milik Aksa dan juga Savana sangat hangat, Savana baru saja menyiapkan sarapan paginya untuk sang suami, Aksa.Pagi ini Savana hanya memasak nasi goreng untuk suami tercintanya itu. "Semoga kamu suka ya Mas, sama masakan aku," batin Savana dalam hatinya.Sementara itu Aksa terlihat sedang berjalan sambil merapikan jasnya, ia berjalan menuruni tangga di rumahnya untuk segera menemui istrinya di meja makan."Sayang kamu masak apa hari ini?" tanya Aksa sambil tersenyum manis pada Savana, tidak lama setelah itu ia melihat nasi goreng yang sudah sangat menggoda lidahnya itu."Aku masak nasi goreng, semoga kamu suka ya," sahut Savana sambil memandangi wajah sang suami tampannya.Savana juga terlihat sudah sangat rapih dengan setelan blazer berwarna hitam yang ia pakai untuk
Sekarang Maura terus menyalahkan Savana atas semua nasib buruk yang menimpanya."Sekarang pasti Savana lagi bahagia dengan Aksa tanpa memikirkan apa penderitaan yang gue rasakan," gumam Maura sambil mendengus sinis.Ia juga merasa sakit hati dengan Erik karena tidak mau mengakui anak yang tengah dikandungnya, ia juga merasa menyesal karena telah melakukan hal bodoh itu bersama Erik, sekarang ia merasa sendirian tidak punya siapa - siapa.Maura merasa terpojokkan, ia merasa hidupnya tidak adil dan tidak seindah Savana, air matanya pun keluar dengan sendirinya, hatinya teriris saat memikirkan kehamilannya, ia terus memikirkan anak yang ada dalam kandungannya, sempat terlintas dalam pikirannya untuk mengugurkan bayi yang ada didalam perutnya itu.Namun, sejahat apapun Maura ia masih memiliki hati nurani, hatinya merasa begitu tidak tega ketika harus mengugurkan anak yang ada didalam kandungannya.
"Erik!" teriak Savana sambil menoleh kearah laki - laki yang menariknya itu."Hai," sapa Erik dengan wajah tanpa merasa bersalah sedikitpun."Kamu mau ngapain!" seru Savana dengan wajah kecutnya."Aku mau ketemu kamu lah," sahut Erik dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Savana merasa sangat kesal dengan mantan kekasihnya tersebut, ia merasa terganggu dengan kehadiran Erik yang selalu mengikuti setiap langkahnya. Ia juga takut Aksa berpikiran buruk mengenai hubungannya dengan Erik, Savana tidak ingin jika Aksa berpikiran yang tidak - tidak.Ia takut kehadiran Erik yang terus mengganggu dirinya menjadi percikan api dalam rumah tangganya bersama dengan Aksa. "Erik aku udah bilang jangan pernah ikutin dan urusin hidup aku lagi!" teriak Savana dengan muka memerah.Savana mengerutkan keningnya. "Aku udah nikah sama Mas Aksa! Dan aku enggak mau kamu menjadi peganggu dan perusak rumah
Malam ini Savana sedang membuatkan kopi untuk Aksa, kebetulan hari ini suaminya harus lembur diruang kerja miliknya yang ada di rumahnya. Kopi buatan Savana memang sangat enak tidak terlalu manis dan juga tidak hambar bisa dibilang pas. Kepandaian Savana dalam memasak dan membuat kopi atau Teh hangat itu memang karena Savana telah terbiasa melakukannya sejak ia masih remaja.Ia selalu membuatkan kopi atau teh hangat untuk Papah Rangga, Savana juga sering membatu asisten rumah tangga di rumahnya saat ia belum menikah dengan Aksa sehingga Savana memang sudah terbiasa bahkan sudah ahli dengan hal itu.Setalah selesai membuatkan kopi untuk suaminya itu Savana segera melangkahkan kakinya untuk menuju keruangan kerja suaminya, saat ia masuk kedalam ruangan itu suaminya sedang berkutat dengan laptopnya malam ini ditemani dengan satu kaktus meja dan aquarium kecil dengan banyak ikan - ikan hias kecil yang sangat cantik dan menggemaskan. 
Dua Bulan Kemudian ....KandunganMaura semakin membesar ia tidak tahu lagi harus bagaimana dan harus bercerita kepada siapa. Ia selalu ketar - ketir ketika mengelus perutnya apalagi saat ia teringat kembali dengan malam yang penuh kebodohan itu. Hatinya begitu sakit karena Erik malah terus mengejar Savana daripada memikirkan dan mengurusnya yang tengah hamil.Maura terus menangis terisak disudut kamarnya ia begitu menyesali perbuatannya bersama Erik, sekarang ia harus menanggung semua beban yang dipikulnya sendiri, ia harus rela tidak masuk kerja minggu - minggu ini karena perutnya yang selau saja mual dan kepalanya yang terus terasa pusing.Maura sendiri takut banyak orang yang mengetahui tentang kehamilannya, ia tidak ingin banyak orang mengetahui jika dirinya hamil diluar nikah, ia belum siap menerima bullyan dari setiap orang, Maura terus menangis terisak sambil memegang perutnya
Maura terus menangis di atas tempat tidurnya setelah Mama Maia dan Papah Rangga pergi meninggalkan dirinya di kamar. Maura terus menggerutu, ia begitu iri dengan kehidupan Savana yang sepertinya sangat sempurna dan merupakan kehidupan yang diimpikannya.Maura terus merasa sedih karena merasa dirinya terpojokkan atas semua ini, apalagi ia harus pusing memikirkan Erik yang tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan yang dialaminya, padahal Maura sangat yakin jika bayi yang ada didalam perutnya itu adalah hasil dari hubungan gelapnya bersama Erik, dikala itu.Maura juga terus meremas kedua tangannya sambil menitikkan air matanya, ia terus mendengus dan menatap kosong, ia masih tidak rela Aksa, laki - laki yang sangat ia cintai menikah dengan Kakaknya sendiri, Savana.Hati Maura semakin panas saat ia mendengarkan percakapan Papah Rangga dengan Mama Maia tadi yang membicarakan soal Savana yang sudah menjabat sebagai direktur
"Mama," ucap Savana.Pukul 05.30 Savana baru saja keluar dari kamar mandi, namun Mama Devi sudah terlihat berkutat di dapur sedang membantu asisten rumah tangganya memasak untuk sarapan pagi."Kenapa sudah bangun? Sekarang kamu dan Aksa enggak akan kemana - mana kan? Tidur lagi aja," perintah Mama Devi sambil tersenyum manis menatap wajah Savana.Mendengar ucapan Mama Devi. "Aku bantu ya Mah," ucap Savana sambil tersenyum manis mendekati Mama Devi di dapur."Tidur aja lagi sayang, nanti saatnya makan Mama bangunin," ucap Mama Devi dengan raut wajah tersenyum manis menatap menantu kesayangannya.Savana merasa tidak enak, ia segera mengambil alih sayur yang sedang dipotong oleh Mama Devi.Tinggal di rumah mertua membuat Savana lebih berhati - hati dalam melakukan sesuatu bagaimanapun ia tidak ingin membuat orang tua Aksa menyesal memberikan izin kepada putranya untuk m