Waktu yang ditunggu-tunggu oleh Maura akhirnya tiba juga Aksa dan juga kedua orangtuanya datang ke rumah Maura dengan membawa beberapa parsel yang berisi buah-buahan.kedatangan Aksa dan kedua orangtuanya begitu disambut baik oleh Mama Maia. "Selamat datang di rumah kami," sapa Mama Maia dengan sangat ramah pada besannya itu."Iya Bu Maia terimakasih banyak," jawab Mama Devi sambil bercipika cipiki dengan Mama Maia.Maura pun langsung menyalami tangan kedua orangtua Aksa, setelah itu Maura langsung melemparkan senyuman manisnya pada Aksa begitu juga dengan Aksa yang melakukan hal yang sama, ia langsung memberikan senyuman manis pada Maura."Ayo silahkan masuk Aksa, Pak Vino dan Bu Devi," ucap Mama Maia yang mempersilahkan Aksa dan juga keluarganya untuk masuk kedalam rumahnya."Duh jadi enggak enak karena repot-repot segala pake bawa bingkisan segala," ucap Mama Maia yang merasa merepotkan ketika melihat semua bingkisan yang diberikan oleh keluarga Aksa."Duh Bu Maia jangan ngomong ka
Sementara itu saat ini Savana sedang berada di rumah sakit kepolisian tempat dimana ia ditahan. ia sudah menyerahkan semuanya karena sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, rasa sakit yang dideritanya begitu sangat membuatnya patah semangat."Aduhhhhh, sakit banget! tolong aku Dok," rintih Savana sambil terus memegang perut buncitnya."Iya sabar ya kami disini sedang melakukan yang terbaik," jawab dokter itu dengan ramah.Savana terus berdoa agar ia diberikan keselamatan untuk melahirkan buah hatinya secara normal meskipun ini bukan waktunya namun Ia memiliki firasat Jika ia akan melahirkan di waktu yang lebih cepat. "ini kayaknya aku mau melahirkan," batin Savana dalam hatinya merasa gelisah, rasa takut bercampur jadi satu.Setelah melakukan berbagai macam cara akhirnya Dokter dan juga perawat memutuskan untuk mengoperasi Savana namun itu juga mereka kembalikan keputusannya pada Savana karena jika Savana mau ia akan segera dioperasi sekarang juga namun jika ia tidak mau maka Dokter p
Setelah pulang dari rumah Maura, Aksa segera menemui kedua orangtuanya di rumah. Karena bagaimanapun Mama Devi sebenarnya ingin mempertahankan rumah tangga Aksa dan juga Savana, apapun masalahnya Mama Devi ingin Aksa tetap bersabar hingga Savana keluar dari penjara. Aksa dan Mama Devi tampak serius berbicara sementara itu Papah Vino hanya menyimak pembicaraan mereka berdua, ia juga lebih memilih diam dan membiarkan Aksa untuk mengambil keputusannya sendiri meskipun sebenarnya ia juga merasa kecewa dengan Aksa yang nampaknya belum bisa menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab bagi Savana, menantu kesayangan mereka."Aksa kamu yakin mau menceraikan Savana? Umur pernikahan kalian itu satu tahun pun belum masa udah mau selesai aja? Ini adalah ujian sayang kamu harus bisa melewati challenge dalam pernikahan, Mama yakin kamu dan juga Savana pasti bisa melewati semua permasalahan yang sekarang ini terjadi. Kamu jangan khawatir sayang karena Mama sama Papah disini pasti akan ada untuk ka
Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi karena Savana sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang dideritanya dan itu akan membahayakan bayi yang ada di dalam kandungannya jika tidak segera dilakukan tindakan operasi.Savana sekarang tidak sadarkan diri, sementara itu di luar ruangan Tias terus berdoa agar sahabatnya itu bisa melakukan operasi dengan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. "Duh degdegan banget semoga Savana enggak apa-apa," batin tias sambil terus memantau Savana dari balik jendela meskipun tidak terlihat dengan jelas. ia juga bingung harus berbuat apa, Apakah ia harus menghubungi keluarga Savana sedangkan Savana sendiri sudah melarangnya untuk menghubungi keluarga dari pihak dirinya namun ia kembali berpikir jika keluarga Savana tidak ada yang mengetahui kondisinya saat ini pasti mereka akan sangat terkejut dan merasa sangat khawatir jika tahu mendadak."Duh gue jadi bingung nih, disatu sisi kasihan sendiri gue lihat Savana namun disisi lain Sava
Dipagi yang cerah ini Mama Maia sedang menemani Papah Rangga diatas kursi rodanya, semakin hari kesehatan Papah Rangga sudah lumayan cukup baik meskipun belum benar-benar sembuh sepenuhnya. "Semoga aja kamu cepet sembuh ya Pah, bisa kaya dulu lagi," ucap Mama Maia memberikan semangat pada suaminya dan langsung dibalas senyuman manis oleh Papah Rangga."Sekarang kamu harus rajin terapi dan minum obatnya jangan lupa ya harus konsisten pokonya aku pengen cepet-cepet kamu sembuh," lanjut Mama Maia pada suaminya.Sementara itu saat ini Maura baru saja bangun tidur dan ia cukup terkejut ketika ada yang menelponnya dan mengabari jika Savana sudah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik."Aduh! Kak Savana udah lahiran?" batin Maura terkejut.Ia takut jika anak yang ada dalam kandungan Savana lahir itu justru membuat hubungan dirinya dengan Aksa kembali menjauh. "Duh gimana kalau anak itu lahir terus Aksa jadi deket lagi sama Kak Savana dan semakin jauh sama gue?" gumam Maura merasa khawa
Setelah memakan perjalanan yang cukup panjang akhirnya Maura sampai juga di kantor polisi dan ia segera menemui Savana di rumah sakit kantor kepolisian, ia datang dengan terburu-buru dan ia pun langsung menemui Savana melihat kedatangan Maura, Savana langsung menatap wajah adiknya itu dengan tatapan kosong sementara itu Maura langsung menyapa Savana."Hai Kak gimana kondisi Lo? Baik-baik aja kan?" tanya Maura pada Savana."Ya beginilah, Maura," jawab Savana yang masih merasakan sakit akibat melahirkan.Sebenarnya disatu sisi ia juga merasa bahagia karena bayi yang selama ini ia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya terlahir dengan selamat meskipun harus dibawa ke ruangan khusus karena bayi yang ada di dalam perutnya lahir dalam kondisi prematur."Sekarang mana bayi Lo?" tanya Maura keheranan."Dia tadi dibawa sama dokter keruangan khusus karena dia terlahir prematur," jawab Savana. "Oh gitu ya Kak," sahut Maura."Yaudah gue cuma pengen nengok bayi lo dan gue juga pengen tahu kondisi lo
Baru saja Maura akan pergi keluar karena sudah selesai menjenguk Savana tiba-tiba ia berpapasan dengan Aksa dan juga Mama Devi serta Papah Vino, ia pun langsung merasa terkejut. "Astaga!" ucap Maura secara spontan, dalam hatinya itu kejut terheran-heran."Kenapa Aksa dan juga orang tuanya datang ke sini dan kenapa bisa mereka sampai tahu jika Savana sudah melahirkan?" batin Maura dalam hatinya ketika berpapasan langsung dengan Mama Devi dan juga Papah Vino.Maura langsung menyapa Aksa dan orangtuanya begitu juga dengan Aksa yang langsung menyapa Maura."Maura kamu juga disini? Pasti kamu sudah menjenguk Savana dan juga bayinya ya?" tanya Aksa sambil menatap wajah Maura yang terlihat sangat gugup."Iya aku baru aja jenguk Kak Savana tapi sayang bayinya baru lahir udah masuk ruangan khusus, karena bayinya lahir prematur," jelas Maura mencoba menutupi kegugupannya, ia berusaha mencoba untuk tenang dan rileks di hadapan Aksa dan juga kedua orang tuanya. "Oh jadi gitu ya," ucap Mama Dev
"Yaudah Mama sama Papah mau keluar sebentar ya kalain berdua silahkan ngobrol," ucap Mama Devi yang merasa jika Aksa dan Savana memang sebenarnya harus berbicara tentang bagaimana hubungan mereka kedepannya. Mama Devi dan juga Papah Vino segera langsung ergi keluar sementara itu sekarang ini Aksa hanya dapat terdiam begitu juga dengan Savana yang bingung harus memulai pembicaraan dari mana karena yang jelas hanya ada rasa sakit hati dan rasa kecewa diantara keduanya akibat semah kesalahpahaman yang terjadi, semuanya merubah keduanya yang tadinya sangat deketa menjadi begitu sangat jauh dan asing seperti orang yang belum pernah kenal sebelumnya padahal seharusnya kehadiran buah hati ditengah-tengah mereka mampu mencairkan suasana dihubungan mereka.Gimana kabar kamu Mas?" tanya Savana pada Aksa, ia mencoba berani untuk mengawali pembicaraan yang terasa sangat canggung sementara itu Aksa hanya bisa terdiam."Aku baik," jawab Aksa, setelah itu Savana mengangguk."Pasti kamu bisa lebih b