Share

SA - Bab 25

Ini bukan pertama kali aku melihat Inara harus terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan selang oksigen dan jarum infus tertancap di tangan. Sejak kecil dia memang sering keluar-masuk rumah sakit. Namun, kali ini untuk pertama kalinya aku enggak bisa menahan tangis melihat itu.

Dulu, aku kerap merasa disalahkan Ibu karena sakit yang Inara derita. Bertahun-tahun aku menyangkal itu, tetapi malam ini aku mengaku kalau akulah yang membuat anak bungsu ibuku itu jatuh sakit seperti sekarang.

Aku masuk bersama Gatan. Berusaha enggak menatap wajah Inara, aku mendengar perempuan itu terisak ketika aku duduk di samping ranjangnya.

Kepalaku tertunduk, lidah ini kelu. Di depanku, di sisi kanan Inara, Gatan juga belum bersuara. Sementara Inara yang terbaring di tengah kami masih tersedu-sedu.

Semenit di sana rasanya seperti seribu tahun di kurung ruang pengap. Aku kesusahan bernapas. Ingin sekali lari, tetapi rasa bersalah menahan kakiku untuk tetap tinggal. Setidaknya, hanya ini yang bisa kub
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status