Share

Bab 2 : Wedding day

"Kenapa dia tersenyum seperti itu, apa tujuan dia sebenarnya?" batin Nasya seraya mengerutkan dahi dan bibir yang menahan kesal.

Setelah perdebatan itu berakhir, Arga segera memohon ijin untuk pulang dan memberitahukan kepada keluarga, terutama Mamanya. Dia mengemudi dengan perasaan senang karena misinya berhasil.

Berbeda dengan Nasya yang saat ini benar-benar sedang kesal sekaligus kecewa pada orang tuanya. Bisa-bisanya menjodohkan Nasya pada pria yang bahkan lebih tua darinya. Tidak pernah terfikir olehnya bahwa dia akan menikah secepat ini. Dia masih ingin mengejar gelar dan karirnya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, dia tidak bisa mencabut apa yang tadi sudah dia ucapkan. Akan PAMALI kalau kata orang. Mau tidak mau dia harus menerima keputusannya, pasrah dan berserah hanya itu yang sedang dia usahakan.

Keesokan harinya, dirumah Nasya sedang ramai orang mempersiapkan acara lamarannya. Acaranya hanya akan dihadiri oleh keluarga saja, memang tidak mengundang banyak orang, bahkan keluarga yang rumahnya tergolong jauh hanya diberi tahu lewat pesan chat saja. Nasya pun tidak berniat memberitahu teman-temannya.

Selama dua hari Nasya absen dari kuliahnya. Dia hanya berdiam diri didalam kamar, sesekali keluar kamar untuk mengambil cemilan dan masuk lagi. Dia sama sekali tidak berminat untuk ikut campur perihal lamaran ini.

Hari H lamaran.

Arga beserta rombongan sampai dikediaman Nasya membawa beberapa barang seserahan. Acara berlangsung lancar. Mama Arga membawa cincin yang akan disematkan pada jari manis Nasya. Cincin itu adalah cincin turun temurun dari keluarga Wijaya. Setelah pemasangan cincin acarapun selesai, untuk penetapan tanggal pernikahan akan dikabari lagi setelah acara lamaran ini.

"Kamu makan sama calon suami kamu sana" ucap Mama Nasya.

"Malas Ma, biarin dia makan sendiri" jawab Nasya malas.

"Tidak boleh begitu sayang, kamu harus berbakti. dia calon suami kamu. udah sana" Mamanya mengusir Nasya untuk mendekat ke Arga. Nasya pun menghampiri Arga yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Mas, sibuk banget. Kamu mau makan apa? aku ambilkan" tanya Nasya sedikit ketus.

"Terserah. Aku bisa makan semua jenis makanan" ucap Arga tanpa memandang Nasya.

"Baiklah. minumnya mau dingin atau yang hangat?" tanyanya sekali lagi.

"Terserah"

Nasya meletakkan beberapa makanan di piring Arga dan mengambilkan minuman dingin.

"Ini mas. silahkan dimakan" ucap Nasya seraya meletakkan makanan Arga. Nasya menunggu selama beberapa saat tapi Arga belum menyentuh makanan itu.

"Sepertinya sibuk sekali ya mas, sampai makanannya tidak disentuh sama sekali" sindir Nasya.

"sudah tau sibuk. masih tanya" jawab Arga ketus kemudian meletakkan ponselnya disaku celananya.

Arga mulai memakan makanannya, sedangkan Nasya yang tidak berselera makan berat hanya memakan beberapa potong cookies.

Setelah menyantap hidangan, mereka berfoto-foto sejenak, kemudian rombongan Arga berpamtian.

"Jeng, kabari secepatnya ya. Kalau bisa pernikahannya dipercepat saja" Ucap Mama Arga pada calon besannya. Dan mendapat anggukan dari calon besannya.

Papa dan Mama Nasya menanyakan pada tetua perihal tanggal pernikahan anak mereka karena mereka orang jawa, ada kepercayaan untuk mencari tanggal baik yang dilihat dari weton calon pengantin. Setelah bernegosiasi dengan keluarga, akhirnya ditetapkanlah tanggal pernikahannya yaitu satu bulan dari sekarang.

Arga yang menerima kabar mengenai tanggal pernikahan meminta asistennya untuk mengosongkan jadwal disekitar tanggal pernikahannya, agar terlihat jika dia benar-benar mengharapkan pernikahan ini.

Saat sedang fokus mengerjakan berkas-berkas dari asistennya, ponsel Arga berbunyi. Setelah melirik nama siapa yanh tertera, dia segera mengangkat telpon itu.

"......."

"Maaf, aku tidak bisa kesana, saat ini pekerjaanku sedang menumpuk harus segera diselesaikan" ucap Arga.

"........."

"Iya akan aku usahakan. Jaga dirimu baik-baik" Arga menutup telpon dan kembali fokus pada berkas menumpuk yang ada dimejanya.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Hingga hari pernikahannya akan berlangsung esok hari. Pernikahan akan dilangsungkan di kediaman Nasya. Saat ini Arga dan rombongan sudah berada di hotel yang tidak jauh dari rumah Nasya.

Mamanya Arga bolak balik mengecek persiapan dirumah Nasya bersama dengan calon besannya. Walaupun sudah memakai jasa WO tapi mereka mau acara berlangsung sesuai dengan yang diinginkan dan berjalan lancar

Nasya saat ini sedang dimanjakan dengan berbagai perawatan baik wajah maupun badan.

Sedangkan Arga saat ini sedang menikmati waktu santainya dengan berenang. Semua gaya dia coba. Arga memang menyukai segala macam olahraga, itu yang membuat badannya benar-benar terbentuk, perut kotak-kotak, otot lengan yang tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil. semua pas berada pada tubuhnya yang tinggi, kulit putih dan rambut hitamnya.

Keesokan harinya, beberapa jam menuju proses akad. Arga sedang bersiap memakai tuxedo ditemani Bayu, asisten sekaligus sahabatnya sejak dibangku sekolah.

"Kamu benar ingin melanjutkan pernikahan ini?" tanya Bayu.

"Iya. Sebagai tanda bakti pada Papa. Ini kan permintaannya yang terakhir sebelum meninggal"

"Jadi orang kaya memang susah, jodoh saja sudah ditentukan dari sejak dalam kandungan" ucap Bayu kemudian tertawa, Arga yang mendengar tawa mengejek dari Bayu segera melotot kearahnya.

"Iya maaf. Tapi bagaimana dengan Luna? Apa dia tau?" Tanya Bayu dengan serius.

"Tidak" jawab Arga singkat, dia mengibaskan tangan tertanda kalau tidak ingin pembicaraan itu dilanjutkan. Kemudian men-silent ponselnya agar tidak mengganggu selama proses akad.

Saat ini Arga sedang duduk didepan penghulu, dan calon mertuanya. Arga tidak merasa tegang sama sekali karena memang ini bukan pernikahan yang dia harapkan. Setelah mengucap akad dan dinyatakan Sah. Nasya keluar mengenakan kebaya putih yang tampak anggun dan cantik dengan segala pernak perniknya. kalau kata orang jawa manglingi.

Arga menerima uluran tangan Nasya dan mereka memakaikan cincin pernikahan satu sama lain. Dilanjutkan dengan prosesi-prosesi yang lain. Prosesnya memakan waktu yang lama, merekapun sudah berganti baju sebanyak 3x.

Malamnya dilanjutkan dengan pesta kecil-kecilan di hotel tempat Arga dan rombongan menginap yang hanya dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa kerabat.

"Alhamdulillah semua berjalan lancar, semoga pernikahan kalian langgeng, segera diberikan momongan. Mama sudah tidak sabar menimang cucu. Iya kan jeng" ucap Mamanya Arga sambil mengedipkan mata meminta persetujuan besannya.

"Iya Jeng" goda Mama Nasya pada pengantin baru itu.

"Jangan terlalu memaksa mereka, sedikasihnya saja, jangan terlalu menekan mereka. Biarkan mengalir seperti apa adanya" ucap Pak Budi menengahi.

Mendengar pembicaraan itu membuat Nasya salah tingkah membayangkan apa yang akan mereka lalukan setelah acara ini selesai.

Menjelang tengah malam, pesta selesai. Arga dan Nasya memasuki kamar yang sudah dipesan oleh Mala.

Nasya terpesona kala melihat kedalam kamar president room yang sudah dihias dengan bunga mawar dan handuk yang dibentuk angsa sedang berciuman. Di dalam kamar mandi pun ada banyak bunga mawar. Kalau dari balkon terlihat pemandangan kota dengan lampu kerlap-kerlipnya.

Arga yang melihat kamar itu, merasa malas dan langsung membersihkan diri dikamar mandi karena badannya terasa lelah dan pegal.

Setelahnya baru Nasya yang masuk kekamar mandi. Lama dia dikamar mandi mencoba membuka resleting gaunnya tapi tidak bisa, mau tidak mau dia harus meminta bantuan.

Dia keluar lagi dari kamar mandi masih dengan pakaian lengkapnya.

"Mas..." panggil Nasya pada Arga yang asyik bermain ponsel.

"Mas.."

"Apa?"

"Bisa minta tolong bukain gaunnya? Ini susah sekali" pinta Nasya.

"Bilang dari tadi" jawab Arga kesal.

Tanpa pikir panjang dia mendekati Nasya dan membuka resleting gaun itu. Saat membuka gaun itu tanpa sengaja kulitnya bersentuhan dengan kulit punggung Nasya yang putih dan terasa lembut.

"Oh God" gumamnya lirih.

"Ada apa mas?" tanya Nasya penasaran.

"Tidak" jawab Arga ketus.

"Iya mas. terima kasih" buru-buru Nasya masuk lagi kekamar mandi.

Arga pun kembali duduk bersandar diatas ranjang. "kenapa denganku? hanya bersentuhan sedikit saja sudah membuatku turn on begini" mengusap kasar wajahnya.

Tak lama ponsel Arga mendering,

"Ya" ucap Arga.

".............."

"Apa? Kamu sedang apa disana?" Arga sedikit berteriak.

"..............."

"Gawat" ucapnya setelah menutup telpon dan menyambar kunci mobil atas nakas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status