Beberapa tahun kemudian..."Aku sungguh bangga kepadamu!" Kakek menepuk pundak cucu kebanggaannya yang telah berhasil membuat perusahaannya menjadi semakin besar dan sukses hingga ke kancah internasional."Terima kasih, Kakek. Ini semua tak lepas dari bantuan Kakek serta Ricky juga." Ucap Noah sambil menepuk bahu sepupunya.Keduanya memang diberikan mandat untuk memegang perusahaan milik McLaren yang tak main-main asetnya kini."Sama-sama..." Ricky nampak tersenyum dan rupanya di sebelahnya sudah ada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang menggamit lengannya."Apalagi sejak ada Cassandra, kamu semakin bersemangat bekerja, Ricky. Tidak sia-sia perjuanganku menjodohkanmu dengan dia..." Kakeknya tertawa."Kakek, terima kasih sudah memperkenalkan saya pada Ricky. Dia adalah lelaki terbaik dan sempurna yang pernah saya ketahui..." Cassandra mengucapkannya dengan tulus.Sedangkan Noah masiih nampak diam tak bereaksi saat orang di sekelilingnya menikmati perbicangan. Sudah hampir tiga tah
"Usiamu sudah tiga puluh satu tahun, Aliesha! Sampai kapan Ayah harus menunggumu menikah? Apa saat ayah sudah jadi jenazah?"Bak sambaran petir di siang hari, Aliesha Zhafira yang baru saja meeting–mendadak dikunjungi sang ayah.Pria tua itu bahkan menceramahinya di depan beberapa anak buahnya yang masih di ruangan itu.Mereka sampai buru-buru mohon undur diri, meninggalkan ayah dan anak itu saja di sana."Ayah, kumohon … ini di kantor. Bukan di rumah!" lirih Aliesha keberatan dengan tindakan ayahnya menyerang seenaknya tanpa melihat situasi dan kondisi."Kapan lagi aku bisa berbicara denganmu? Kamu pagi-pagi sudah berangkat kerja dan pulang selalu larut malam," tuntut sang ayah lagi.Aliesha sontak menggeleng. "Ayah, aku melakukan ini demi keluarga kita agar bisnis hotel dan kapal pesiar Ayah menjadi nomor satu.”“Apa Ayah mau dalam keadaan pensiun masih harus memikirkan ini semua?" Aliesha membalas serangan ayahnya, "apalagi, anak tirimu yang cantik jelita itu hanya bisa shopping da
Aliesha seketika tersadar.Dia tiba-tiba malu sendiri dengan apa yang dia sarankan."Hahaha... aku bercanda saja, Noah," ucapnya."Oh..." Noah tampak lega dengan klarifikasi bossnya.Meski demikian, tak dipungkiri ada sebongkah harapan kecil jika itu adalah sebuah kenyataan.Setelah kecanggungan itu, Aliesha dan Noah sengaja masuk ke Sherlock Cafe bersamaan. Keduanya mencari wajah lelaki yang dikirim oleh Ayah Aliesha sejak siang tadi."Nona, itu orangnya!" Mata Noah yang lebih awas bisa menemukan secepatnya sosok yang mereka cari"Astaga, kamu benar. Itu orangnya." Aliesha sudah mulai gugup sekarang.Di luar bayangannya, lelaki itu lebih gendut daripada di foto yang tadi siang dilihatnya.Wajahnya juga sudah penuh kerutan.“Apakah dia memakai aplikasi atau filter untuk membuat dirinya terlihat lebih muda dan kurus?”Ucapan Aliesha membuat sopir muda di sampingnya, tertawa.Namun, Noah cepat menutup mulutnya karena tak mau mencuri perhatian dari pengunjung lain."Ekhem,” dehamnya men
Tak peduli dresscode yang sudah disiapkan, Aliesha mendatangi acara tahunan keluarga besarnya.Saat ini yang paling penting adalah dia harus menyiapkan kupingnya dan kesabarannya untuk diuji.Keluarganya paling ahli dalam me-roasting seseorang yang masih jomblo atau belum memiliki momongan saat telah lama menikah.Benar saja, begitu tiba di hotel, gerombolan tante dan omnya sudah langsung menyapa, "Ahh, lihatlah siapa yang datang!"Selalu menyerang bersamaan dalam satu waktu, tipikal kelakuan keluarga ayahnya jika melihat mangsa empuk seperti dirinya!"Tante..." Aliesha memasang muka ramah dan senyum yang dia paksakan.Dalam hatinya ia tahu kalau mayoritas keluarga yang di hadapannya ini tak ubahnya sekumpulan ular berbisa dan rubah yang licik."Cantik sekali Aliesha, makin berumur terlihat makin glowing..." sindir salah satu Tantenya menatap setelan baju kerja yang telah Aliesha kenakan sejak pagi.Padahal, semua orang di sini berlomba-lomba untuk berbusana seindah mungkin. Melihat s
"Nona, makanlah..."Sudah beberapa kali, Noah menyuruh Aliesha memakan salad yang dipesannya.Dia tak merasa lapar. Padahal, pagi tadi dia sudah skip sarapan."Apa kamu saja yang makan, Noah?" Aliesha menyodorkan piring saladnya pada Noah.Untungnya, sang sopir menerimanya dengan baik. Kebetulan, dia masih lapar."Masih kepikiran soal Tuan Eros?" Noah berhenti makan di saat satu suapan terakhir masih tersisa."Begitulah." Aliesha hanya bisa jujur pada sopirnya sekarang.Tak ada seorang pun di keluarganya yang peduli bagaimana perasaan yang dialaminya.Yang penting bagi keluarganya, dia harus cepat-cepat melepas masa lajang dan menikah.Untungnya semalam, dia masih bisa kabur dari Eros. Tapi, untuk selanjutnya?Aliesha tidak tahu…."Kalau dipikir-pikir, Tuan Eros itu sangat bersemangat dalam dua hal."Kalimat Noah sontak membuat Aliesha menyimak dengan seksama. "Apa itu memangnya?""Nona masa tidak bisa memahami dia? Dua hal itu adalah..." Tatapan mata Noah tertuju pada bibir Aliesha s
"Lepaskan!” pinta Aliesha. Tangannya kesakitan karena genggaman Eros begitu kuat. Sayangnya, Eros tampak tak peduli. Dia justru menarik gadis itu ke arahnya. Noah hendak membantu Aliesha, tetapi kehadiran Ayah Aliesha membuatnya membatalkan niat. “APA-APAAN INI?" teriak pria tua itu. Dia mencoba untuk melerai. Namun, Eros masih saja mencengkram Aliesha dan menjambak rambutnya. “Arrgh,” erang Aliesha kesakitan. Tak terima, wanita itu pun mulai menggigit tangan pria tambun itu agar dilepaskan. "ALIESHA!" Ayahnya pun berteriak dan menarik tubuh putrinya dari cengkeraman Eros. Aliesha sendiri masih belum terima dengan apa yang dilakukan sang ayah dan tunangan. "Ayah, lepaskan aku! Aku mau membalas memukul Eros dan menjatuhkannya ke lantai bawah. Biar aku tendang dia!" Kalau dilihat-lihat, dia sudah seperti orang yang sedang kesurupan. Dari kubu Eros, ada Papa dan Mamanya yang kini datang dan memegangnya agar tidak melanjutkan perang fisiknya dengan Aliesha. "Sepertinya, acar
Pagi harinya, seperti yang sudah diultimatum oleh sang ayah, akad nikah berlangsung mendadak dan privat. Acara hanya dihadiri beberapa keluarga penting saja, tak ketinggalan para tante julid dan omnya.“Saya terima nikah dan kawinnya Aliesha Zhafira binti Martin Zhafir dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar tuunai.”Lantunan ijab qabul yang diucapkan Noah dengan lancar membuat seisi rumah mengucapkan kalimat ‘sah’ secara bersamaan.Bak di adegan film, prosesi diiringi oleh rasa haru dan lega, akhirnya Aliesha melepaskan masa lajang.Aliesha masih belum percaya Noah menikahinya. Apa yang mampu diberikan oleh seseorang yang berprofesi sebagai sopir selain keahliannya menyetir?Noah... bagaimanapun dia tak lebih dari seorang karyawan yang menggantungkan gaji dari keluarganya setiap bulan.Jangankan untuk memberikan hidup mewah bagi Aliesha, untuk hidup sehari-hari saja Noah itu menumpang pada keluarganya.Dia mendiami paviliun kecil di belakang rumah induk Aliesha, makan sehari-
Adegan yang baru saja dilihat oleh mata kepalanya, membuat Noah terkesima.Betapa kompleksnya kehidupan keluarga yang ditumpanginya ini. Noah masih tertegun dan memandangi rekaman video yang sudah aman di ponselnya.Dasar tidak tahu malu! Dua-duanya sama saja mesum!“Noah? Apa yang kamu lakukan di dekat ruang kerja Ayah?” Aliesha rupanya tadi mencari-cari keberadaan sopir yang kini sudah jadi suaminya.Dirinya terkejut karena tak menduga akan bertemu istrinya di sini. “Nona! Aku tadi hanya sedang berjalan-jalan agar tidak tegang.”Untunglah kedua pasangan tadi sudah berhenti membuat ‘suara’ yang memancing perhatian.Aliesha mengernyitkan dahi karena merasa janggal.Gerak-gerik Noah akhir-akhir ini sedikit aneh. Dia lebih sering menerima telpon dan panggilan mendadak.“Tadi, siapa yang hadir menjadi saksi dari pihak kamu?” tanya Aliesha yang masih berada di dekat Noah.“Mereka berdua adalah teman baik keluargaku.” Jawabnya sedikit gugup.Sebenarnya keduanya hanyalah pesuruh di rumah ke