Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dimana Zha dimasukkan, Halilintar sama sekali tidak bisa tenang. Dia duduk dengan perasaan yang sangat gelisah.Meskipun Alexa sudah mengatakan jika Zha baik-baik saja, tetapi itu tidak lantas membuat Halilintar bisa tenang.Kepanikan begitu jelas tergambar di wajah Halilintar saat ini. Dia duduk bersandar di jok mobil dan Elang kini mengambil alih untuk mengemudi karena tidak mungkin membiarkan Halilintar menyetir dengan keadaan perasaannya yang sedang kacau itu.Sekarang ini, Perasaan takut, panik dan khawatir bercampur aduk di benak Halilintar. Apalagi saat Halilintar mengingat jika jadwal Zha melahirkan yang diperkirakan oleh dokter sebenarnya masih sekitar sepuluh hari lagi. Lalu ditambah Zha akan melahirkan di waktu penyerangan Mansionnya. Ini sungguh membuat Halilintar takut bukan main."Ya Tuhan, lindungi istriku. Sisakan kami kesempatan untuk bahagia." bisik Halilintar, tapi itu masih bisa didengar oleh Elang yang saat ini tengah menge
Halilintar langsung bertanya pada sang dokter, "Apa yang terjadi pada istriku?"Sebelum dokter itu sempat menjawab, Aaron sudah mendekati Halilintar."Hall,. Kuatkan dirimu. Saat ini Zha butuh donor darah. Sementara persediaan darah di Rumah Sakit ini yang sama dengan Zha tidak ada. Dan tidak ada satu pun di antara kami yang mempunyai darah yang sama dengan Zha."Ucapan Aaron Albarez sang Ayahnya ini, membuat Halilintar hampir saja berhenti bernafas, tubuh pria itu seketika oleng. Beruntung Elang yang sudah ada disisinya segera menopang tubuhnya, jika tidak Halilintar pasti sudah jatuh terpelanting ke lantai."Tenangkan hatimu Hall? Kamu harus kuat. Kita akan berusaha." ucap Elang berusahalah untuk menenangkan hati Halilintar. Padahal dirinya sendiri ikut terkejut dan hampir syok mendengar jika keadaan adiknya Kristus dan perlu donor darah dan tidak tersedia stok darah di rumah sakit ini. Tetapi demi agar Halilintar bisa kuat, Elang pun harus berpura-pura untuk kuat.Walau sebenarnya
Meskipun ketua mereka harus pergi dengan cara tewas terbunuh oleh seorang pengkhianat yang menikam dari belakang, lalu kehadiran Ardogama yang membawa klan yang terbuang itu kembali bangkit. Hingga Ardogama kembali harus tewas karena melawan pengkhianat.Alexa termenung, meskipun tanpa air mata yang menetes sedikitpun dari matanya, tetapi hatinya sangat merasa hancur.'Harusnya, kami kembali akan kehilangan seorang Pemimpin? Harusnya keturunan Terakhir dari klan kami juga harus pergi meninggalkan kami?' Alexa terus bermonolog dalam hati.Dia tahu jika semua klan telah dibubarkan oleh Zha, dan masa ini telah membawa mereka kepada masa damai yang sangat mereka rindukan dari dulu. Dan orang yang telah berhasil membawa Mereka pada kedamaian ini, sekarang terbaring lemah di dalam sana dan sedang menunjukkan keajaiban.Golongan darah Rh-null? Siapa yang memilikinya? Alexa terus memutar otaknya. Bukankah seorang anak akan mewarisi darah dari orangtuanya? Tetapi kenapa dokter mengatakan jik
Elang yang saat ini sedang mengemudi setir melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Perusahaan JP Group milik Ibunya.Halilintar yang berada di sampingnya duduk dengan perasaan khawatir dan tidak bisa tenang sedikitpun.Sesekali terdengar dia menghela nafas kasar, lalu sambil mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan itu hingga terlihat semakin semrawut dengan matanya yang tak lepas melirik jam tangan miliknya.Tidak ada percakapannya sedikit pun di antara dua pria yang sama sama mencintai Zha itu. Suami dan Kakak yang sekarang sedang dilanda kekhawatiran yang cukup dalam.Dua pria itu tenggelam dalam pikirannya masing masing.Laju mobil Elang begitu cepat, membelok belok menghindari beberapa mobil pengguna jalan lainnya. Begitu lincahnya Elang mengemudi bahkan mereka seperti sedang mengikuti sirkus balapan liar. Itu karena mereka berburu dengan waktu. Hanya diberi waktu dua jam. Bayangkan saja, dua jam kedepan, waktu untuk Zha bisa bertahan. Itu sepertinya sangat musta
Sementara itu, tadi sebelum orang orang ini berkumpul di lantai atas karena panggilan Mr. Ferdan, Elang sudah mencapai luar dan masih terus berlari ke arah mobil di parkiran ikuti Halilintar di belakangnya yang juga berlari sambil terus menggenggam erat tiga kantong darah Golongan Rh-null yang sudah bisa dipastikan jika darah itu adalah milik Ardogama.Elang membuka pintu mobil dengan cepat di ikuti Halilintar. Mereka langsung masuk dan duduk. Secepatnya Elang menghidupkan mesin mobil dan menginjak pedal gas.Entah secepat apa Elang menginjak pedal gasnya, bahkan melebihi saat mereka berangkat kemari tadi, karena hanya sepuluh menit waktu yang mereka butuhkan untuk kembali berada di Rumah sakit di mana Zha di rawat. Sementara di sana Mereka sudah ditunggu semua orang yang ada di satu ruangan itu dengan perasaan harap harap cemas penuh kekhawatiran.Ketika baru saja Elang menginjak rem untuk berhenti di parkiran khusus rumah sakit, Halilintar sudah membuka pintu mobil dan meloncat tur
"Dokter..! Dokter.! Apa yang terjadi pada istri ku? Buka .!!!" Halilintar menggedor gedor pintu.Tidak ada yang mempedulikan Halilintar meskipun dia sudah berteriak kencang dan menggedor gedor pintu. Tim Dokter didalam sana sedang bekerja seoptimal mungkin untuk melakukan transfusi darah pada Zha dengan memburu waktu yang tersisa."Hall, tenanglah. Mereka sedang berusaha. Jangan mengganggu konsentrasinya tim dokter. Istrimu pasti baik baik saja. Ayo kembali." Aaron lagi lagi berusaha untuk menenangkan hati Putranya, kemudian menarik tangan Halilintar kembali ke bangku panjang."Pa, pasti terjadi sesuatu pada Zha Pa.! Mereka semua terlihat panik!" kata Halilintar."Tidak Hall, mereka sedang mengejar sisa waktu yang dimiliki Zha. Bisakah kau berpikir jernih dulu dan jangan selalu berprasangka buruk?!!" tegas Aaron, membuat Halilintar mendongak menatap wajah Ayahnya."Maafkan aku Pa, aku sungguh panik." jawab Halilintar mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Aaron tahu jika H
Setelah beberapa saat Halilintar berbicara pada Zha, Dokter meminta izin untuk memeriksa keadaan Zha kembali guna memastikan keadaan Zha.Mereka menyingkir, memberi ruang untuk dokter dan Tim. Zha diperiksa kembali, pemeriksaan yang sangat teliti. Dan Dokter tidak menemukan hal yang perlu dikhawatirkan lagi. Keadaan kondisi Zha dinyatakan telah membaik.Semua orang bernafas lega sekarang. Dokter juga bernafas lega. Dia merasa seperti telah terlepas dari rantai besi yang membelenggu lehernya. Segera memberi perintah pada tim untuk memindahkan Zha ke ruangan rawat inap.Setelah Zha sudah dipindahkan, Dokter berpamitan. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi pada keadaan Nona Zha. Jadi kalau begitu, saya akan permisi. Saya akan tetap kembali lagi secara rutin untuk memeriksa kembali perkembangan kesehatan Nona Zha dengan berkala." dokter berkata pada mereka khususnya pada Halilintar.Halilintar mengangguk, "Terima kasih Dokter, atas semua usaha kalian. Benar benar terima kasih."Dok
Kedua pria bapak beranak itu telah melangkah meskipun dengan perasaan yang mulai tidak tenang dengan kedatangan Victor kali ini.Aaron maupun Halilintar sama sama menatap Victor yang sudah berdiri di depan pintu, dan yang membuat mereka semakin tidak tenang adalah kali ini Victor datang tidak sendiri melainkan ada tiga polisi di belakang Victor.Victor memberi salam, mengangguk hormat dan melangkah, "Selamat siang Tuan Aaron Albarez dan Halilintar. Maaf jika kami mengganggu waktu kalian." ucap Victor."Selamat siang juga detektif Victor. Silahkan masuk." sahut Aaron. Meskipun Victor adalah anak dari Kim, tetapi Aaron sangat menghormati karena pria muda yang berdiri di hadapannya itu adalah Seorang Detektif. Victor juga sangat menghormati keluarga ini, mungkin jika bukan karena tugas dan bukan karena tanggung jawabnya mungkin saat ini Victor pun tidak akan ada disini dengan membawa Sebuah kepentingan seperti ini. Sebelum datang kemari hari ini, Victor juga sempat Dilema. Tetapi ini