(Part Indra-Thalita)"Tha ... kamu memang nggak kangen ya sama Mas?" rajuk Indra dengan nada manja sambil melucuti resleting punggung gaun selutut yang membalut tubuh proporsional istri barunya itu.Sensasi sentuhan tangan dan bibir si mantan playboy yang kini menjadi suaminya itu membuat kepala Thalita tersebut pening terbakar gairah. Desahan lembut penuh damba meluncur dari bibir berlipstick merah ceri itu dengan mata terpejam."Mass, kamu ini jago banget bikin aku horny berat! Kan nggak enak kalo tiap hari aku nggak di rumah. Nanti Mbak Suzy curiga!" ucap Thalita yang merasakan lututnya goyah dan tubuhnya limbung akibat kelakuan ganas suaminya.Indra yang paham situasi ini segera meraup tubuh molek Thalita ke gendongannya lalu membawanya ke ranjang lebar di apartment pribadi miliknya. Properti milik perusahaan kontraktor keluarganya yang dia kelola sangatlah banyak. Unit apartment ini hanya salah satunya saja."Jangan panggil aku Indra Gustavo, kalo aku nggak bisa bikin kamu mabuk
Seperti janjinya kepada Indra Gustavo, sahabat baiknya, Carlos Albruch menjemput bersama sopirnya ke Bandara Ngurah Rai. Dia penasaran seperti apa perempuan yang dipilih menjadi istri oleh pria tersebut.Dari gerbang kedatangan penumpang pesawat domestik, sosok pria macho berambut model spike berkaca mata hitam itu muncul merangkul bahu seorang gadis cantik. Melihat istri pilihan sahabatnya, Carlos pun merasa iri dalam hatinya. "Hey Bro! Pandai sekali kau memilih istri, siapa namanya? Cantik sekali dia!" sambut Carlos seraya berpelukan akrab ala pria dengan Indra Gustavo.Mendengar pujian Carlos, tawa renyah Indra pun membahana. Dia melirik Thalita seraya memberinya kode untuk berkenalan dengan Carlos. Maka perempuan itu pun mengulurkan tangan kanannya dan menyunggingkan senyum terpaksa. "Namaku Thalita, Sir! Senang berkenalan denganmu," ujarnya."Thalita Teja Kusuma, nama lengkapnya. Apa kau teringat sesuatu, My Friend?" ujar Indra menekankan nama keluarga istrinya kepada Carlos.Mu
"Mas, apa nggak capek sih ngegenjot melulu?" tanya Thalita yang terbaring lemas di atas ranjang menatap suami barunya yang sudah beberapa ronde bertarung dengannya dan masih belum K.O juga."Wajar dong kang becak asli Tanah Abang nih, Tha! Masa sih nggak kenal sama laki lo sendiri?" goda Indra sableng sambil senyum-senyum sendiri. "Aiihh ... pantesan kuat ngegenjot. Ganteng bingits pula si abang! Kasi kiss dong ... muaaaacchh!" jawab Thalita mengimbangi kekonyolan suaminya. Mana ada tukang becak tanda tangan proyek 2.5 Triliyun, pikirnya geli.Usai menyemburkan magmanya sekali lagi ke rahim istrinya yang masih berusia belia itu, Indra ambruk mendekap tubuh sexy Thalita. Dia menata napasnya yang terengah-engah sembari berpikir dalam diam. Sebenarnya pertemuannya dengan Thalita yang sangat kebetulan tanpa direncanakan itu nampak seperti sebuah takdir."Tha, lo sebelum gue ajakin nikah aslinya udah punya pacar belum sih?" tanya Indra kepo dengan kehidupan pribadi adik rivalnya itu.Telu
Musik techno yang dimainkan DJ Ramsey di Hard Rock Cafe malam itu membuat seisi lantai dansa bergoyang. Kebetulan rombongan Carlos cs langsung menikmati makan malam di lantai 2 saat mereka datang tadi. Band legendaris tanah air yaitu Dewa 19 tadi sedang manggung di sana karena masih belum larut malam. Namun, selepas jam 10 malam suasana Hard Rock Cafe mulai berubah semakin seru dengan nuansa dugem musik yang dimainkan oleh House DJ tempat hiburan terkenal di Kuta tersebut.Dua pasang kekasih itu duduk mengitari meja bar sambil menyesap minuman pesanan masing-masing. Ketika Thalita usai mengosongkan gelasnya, Carlos berseru, "Tha, kau mau pesan apa lagi? Aku yang traktir malam ini!"Mendengar tawaran Carlos, perempuan itu pun menoleh ke arah suaminya. "Boleh nambah minum?" tanya Thalita yang ditanggapi anggukan oleh Indra."Apple Mojito satu, Bli!" pesan Thalita kepada bartender yang sedang meracik minuman di balik meja untuk para tamu cafe yang seolah sedang kehausan. Segelas minuma
Karena proyek yang diambil oleh Indra Gustavo untuk mengerjakan pembangunan resort Mister Rodrigo berada di Uluwatu. Maka dia memutuskan untuk survey lokasi sekaligus mengajak Thalita berkunjung ke obyek wisata yang ada di daerah itu.Memang ada obyek wisata terkenal di sana yaitu Garuda Wisnu Kencana atau GWK. Patung Hindu terbesar di dunia itu memang banyak mendapat perhatian wisatawan dalam dan luar negeri. Ada atraksi tarian yang memang dipentaskan setiap beberapa jam di sana. Indra mengajak Thalita untuk berkunjung dan menonton pentas seni tersebut. Dia pun baru sekali ini mengunjungi GWK. Intinya dia sering ke Bali hanya untuk melakukan pekerjaannya bukan sekadar berwisata."Mas Indra, memangnya suka nonton pagelaran seni ya?" tanya Thalita yang dirangkul bahunya oleh suaminya saat menonton Tari Barong.Pria itu menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Baru sama kamu aja aku bisa santai healing begini, Tha. Biasanya mah tancap gass kerja melulu.""Ya nggakpapa sih, Mas. Sekali-s
"Halo, Tha. Lo ada di mana sekarang? Abang di Jakarta sudah empat hari nggak juga ketemu lo di rumah. Apa sudah lupa alamat rumah lo?" cecar Brian di telepon tepat ketika adiknya baru saja landing pesawat yang ditumpanginya dari Bali."Halo, Bang Brian. Emm ... ini mau balik ke rumah kok. Emang Abang nggak kerja ke kantor hari ini?" tanya balik Thalita mencoba berkelit dengan alasannya yang tiba-tiba menghilang dari rumah begitu lama."Nggak usah ngeles mulu lo kayak bajaj. Pokoknya Abang tunggu lo di rumah! Butuh dikuliahin 3 SKS nih bocah!" sembur Brian di teleponnya ke Thalita."Ampun dong, Bang. Ini Thalita udah otewe kok, tunggu ya. Sabaarrr!" jawab perempuan cantik itu lalu menggandeng lengan suaminya menuju ke pintu keluar bandara.Mobil dengan sopir pribadi Indra Gustavo sudah menunggu mereka di depan lobi keluar bandara dan menyambut pasangan pengantin baru yang pulang berbulan madu tersebut."Selamat datang lagi di Jekardah, Mas Indra!" sambut Pak Marno seraya mengambil alih
"Lo emang ya, didiemin malah ngelunjak. Nggak sudi gue jadi kakak ipar lo!" teriak Brian mencak-mencak menunjuk muka Indra dengan mata melotot sarat amarah.Thalita yang pusing mengetahui abang dan suaminya ternyata rival bisnis yang berseberangan, sama sekali tidak rukun mencoba melerai kedua pria bertubuh besar itu bersama Suzy. Para wanita itu memegangi suami mereka masing-masing agar tidak rusuh berkelahi secara fisik."Mas Indra, kayaknya kita pergi aja deh dari sini. Bang Brian nggak terima kehadiran kamu di rumah ini," ujar Thalita mencari solusi sementara untuk situasi konflik tersebut.Setelah melirik tajam ke wajah kakak iparnya, Indra Gustavo pun menganggukkan kepalanya kepada Thalita. Dia merangkul bahu istrinya lalu membalik badan untuk meninggalkan rumah keluarga Teja Kusuma. Namun, suara menggelegar Brian terdengar dari belakang punggung mereka."THALITA, KALO LO PERGI DARI RUMAH INI, JANGAN BERANI LO BALIK LAGI KE MARI!" teriak Brian emosional dengan dada yang kembang
Di dalam mobil yang tengah membelah hiruk pikuk jalan raya ibu kota, Indra Gustavo mencoba menghibur istrinya yang bermuram durja dan mengomel sedari mereka naik ke mobil. Semua itu dikarenakan Thalita diusir dari rumah keluarga Teja Kusuma oleh kakak kandungnya sendiri."Kamu jangan sedih terus dong, Tha. Kali aja abangmu itu cuma terbawa emosi sesaat makanya galak sama kamu," ujar Indra mengusap-usap puncak kepala Thalita sembari memeluknya di bangku belakang mobil.Sopir pribadi Indra melirik dari kaca spion tengah, dia tahu bosnya yang mantan playboy menikahi kilat gadis cantik bernama Thalita tersebut tanpa persetujuan dari keluarganya. Memang nekad pemuda blasteran Indo-Cekoslowakia itu! Tapi kembali lagi ke slogan populer 'sultan mah bebas', Indra Gustavo memang tajir melintir di usia yang masih kepala 3."Mas Indra sengaja ya ngelakuin semuanya karena tahu aku adiknya Bang Brian?!" tuduh Thalita dengan nada menggerutu."Ehh—nggak gitu juga sih, Tha!" kelit Indra sekalipun mema