"Tha, malam ini kita terakhir bobo bareng ya ... besok pagi Mas Indra terbang lagi ke Bali buat mulai proyek Mister Rodrigo!" ujar Indra usai makan malam di apartmentnya.Dia tak menyangka istri belianya itu bisa memasak juga. Thalita membuat nasi uduk dengan ayam panggang oven yang bercita rasa manis pedas ditemani dengan acar mentimun dan wortel segar. Sekalipun terkesan hidangan itu sederhana, tetapi cocok di lidah Indra. Thalita yang sedang sibuk mencuci bekas perkakas dapur dan alat makan malam tadi pun menyahut, "Berapa lama tuh Mas Indra menetap di Bali?" "Kuusahaain dua minggu sekali buat balik ke Jakarta. Kalau seumpama sibuknya pake banget, please kamu yang ke Bali ya buat nengokin suami kamu yang ganteng ini!" jawab Indra yang ditanggapi kenarsisannya dengan tawa cekikikan oleh Thalita."Siaaap deh. Deket kali kalau naik pesawat dari Jakarta ke Bali, Mas. Nggeeeng gitu aja sampe deh!" ujar Thalita sembari mengeringkan tangannya dengan serbet bersih di dapur. Mengetahui i
Pagi itu Brian dilepas kepergiannya ke Bali di bandara oleh istrinya. Suzy menemaninya menunggu panggilan boarding yang dijadwalkan keberangkatannya 30 menit lagi."Suz, kamu kalau ada sesuatu yang nggak beres di Jakarta langsung telepon aku ya!" pesan Brian sembari menggenggam tangan wanita cantik beriris mata cokelat karamel di sampingnya. Sebuah anggukan patuh disertai senyuman manis membuat hati Brian lega. Dia sangat menyukai istri kontraknya yang anggun dan berhati lembut. Sayang sekali Suzy masih sibuk dengan kuliah tingkat akhirnya dan juga pentas kabaret di The Glam Expat Night Club. Jadi Brian tak dapat mengajaknya tinggal di Bali. Sekalipun perusahaan induk milik Grup Teja Kusuma berlokasi di Jakarta, tetapi mega proyek milik Mister Rodrigo ada di Bali. Brian memutuskan untuk lebih banyak mengurusi langsung proyek pembangunan resort di Candi Dasa tersebut."Lho Bang Brian juga berangkat ke Bali ya?" Suara perempuan yang terdengar mendekati bangku Brian dan Suzy di ruang t
"Wah, akhirnya pulang juga ke Candi Dasa ya, Mas!" seru Bella dengan wajah berseri-seri menyambut kedatangan Brian di mess karyawan.Namun, bosnya yang tak lain juga mantan pacar Bella dulu hanya menanggapinya dengan dingin. Brian menjawab, "Iya sudah kelamaan di Jakarta, Bell. Gimana karyawan di sini kerjaan nggak ada kendala 'kan selama kutinggal mudik kemarin?"Wanita itu duduk berseberangan dengan Brian di sofa kantor managemen di lantai 1 gedung bertingkat yang menjadi mess karyawan grup Teja Kusuma. Dia menatap manja dengan kerlingan bulu matanya kepada bosnya. "Ohh ... pastinya lancar, Mas. Tenang aja, aku sama Hendrawan selalu survey langsung ke lapangan sekalipun panas-panasan gitu!" jawab Bella lebay agar dipuji oleh Brian."Hmm ... good job kalau gitu!" tukas Brian singkat lalu ia pun bangkit berdiri untuk naik ke kamarnya. Dia mengajak Hendrawan agar mengikutinya.Pemuda berusia 25 tahun itu ikut masuk ke kamar Brian lalu duduk di sofa kamar berukuran 7x5 meter persegi ter
Saat Bella mandi di bawah shower air hangat di kamarnya sendiri, wanita itu merasa begitu puas dengan persenggamaannya dengan Brian tadi siang hingga sore. Memang pria itu tak sadar sepenuhnya, tetapi kejantanannya masih tetap bisa dimanfaatkan olehnya."Biarin aja deh sekalipun tadi main sendirian, gue emang jablay udah lama kagak kawin sama laki! Hmm ... ukuran si Brian yang paling mantap dibandingin mantan-mantan gue yang mokondo itu dulu. Jadi nyesel dulu selingkuh sama Rio!" ujar Bella kepada dirinya sendiri sambil menyabuni tubuhnya dari keringat dan pejuh Brian yang menyembur berulang kali tadi ke dalam rahimnya.Dalam benaknya Bella sudah menyusun rencana selanjutnya. Sekali saja tidak akan menggoyahkan keteguhan hati Brian yang mungkin dulu menyimpan trauma pengkhianatannya sewaktu kuliah. Bagaimanapun pria incarannya itu tajir melintir jadi sangat bodoh bila ia melepaskan Brian begitu saja."Huhh! Persetan dengan istri pertama si Brian. Emang gue pikirin, kalau sampai cuma b
Sudah sebulan ini Bella melayani bosnya di area ranjang. Dia berharap Brian akan membawa hubungan gelap mereka ke jenjang yang lebih serius. Rencananya seusai memuaskan hasrat pria itu, Bella akan mendesak Brian agar menyetujui keinginannya agar memperistrinya."Selamat malam, Mas Brian. Apa malam ini mau diservis lagi?" tanya Bella setelah dipersilakan masuk ke kamar tidur atasannya larut malam itu.Dengan santai Brian menjawab sembari melangkah di belakang Bella, "Kalau nggak ngapain juga lo ke mari. Mendingan tidur di kamarmu sendiri 'kan?""Ehh ... jangan galak begitu dong. Bella 'kan cuma iseng nanya aja. Yuk sini bajunya dibuka dulu!" balas Bella lalu ia mulai membuka gesper sabuk celana Brian tanpa malu-malu.Melihat hal itu Brian yang sebenarnya hanya senang menggunakan posisinya yang di atas angin itu sebagai balas dendamnya menyindir tajam, "Lo kayaknya udah biasa banget ya buka celana cowok. Sudah expert keluar masuk kamar tidur laki-laki!"Tangan Bella yang tadinya akan me
"Kalian mulai pasang pondasi dan cakar ayam untuk bangunan utama hari ini ya!" ujar Indra Gustavo dalam briefingnya pagi ini di lokasi pembangunan resort Mister Rodrigo di Uluwatu."Siaaap, Pak!" sahut para karyawannya serempak. Kemudian puluhan orang itu pun membubarkan diri untuk memulai pekerjaan mereka hari ini.Indra pun kembali ke ruangan kantornya di mess karyawan. Dia mencermati plan pembangunan resort yang dikerjakan oleh perusahaannya. Sudah sebulan berjalan, tetapi progresnya tak juga nampak karena memang sangat luas dan masih mengerjakan bagian dasar bangunannya.Di layar laptop miliknya, Indra melihat kecocokan antara progres dan rencana proyeknya. Dia lalu memanggil kepala HRD cabang Bali ke kantornya, "Halo, Pak Sasongko. Tolong menghadap ke kantor saya sekarang!""Halo. Baik, segera saya ke kantor Pak Indra!" sahut kepala HRD nya.Setelah Pak Sasongko duduk di kursi seberang meja Indra, ia pun bertanya, "Pak, apa sudah ada calon karyawan baru untuk pembangunan proyek r
Brian memang sengaja tak ingin langsung membawa Suzy ke mess karyawan, tempat tinggalnya selama di Bali. Dia mengajak istrinya ke resort mewah di Nusa Dua sekaligus untuk survey model penataan landscape di sana seperti apa saja.Melia Resort sangat terkenal akan kemewahannya serta kenyamanannya yang bertaraf internasional. Brian sengaja memilih untuk menginap bersama Suzy di kamar bertipe deluxe suite pool access. Di pintu teras belakang kamar langsung berhadapan dengan sebuah kolam yang melingkari bangunan bertingkat yang berupa kamar-kamar mewah. Hanya lantai terbawah yang mendapat fasilitas istimewa tersebut."Waahh ... bagus banget kamarnya, Mas! Enaknya bisa langsung berenang ntar ya," ujar Suzy terkagum-kagum sembari melihat isi kamar hingga teras belakang.Brian pun menemaninya karena memang dia butuh untuk bahan pembanding resort yang sedang ia bangun di Candi Dasa. Arsitek yang dia pekerjakan memang sudah memberikan masukan untuk sebagian landscape yang sudah tereksekusi. Bag
"Mas Brian iiihh ... kok ngeliatin Suzy kayak mau nerkam aja sih? Sereeemm!" seru wanita itu usai memulas lipstick warna merah menyala ke bibir ranumnya di depan cermin wastafel kamar mandi.Perlahan Brian melangkahkan kakinya menghampiri istrinya yang menggairahkan dalam gaun malam warna hitam sepanjang setengah paha bertali spagetti di bahu. Kedua lengan kokohnya melingkari perut Suzy mendekap erat sembari bibirnya turun mengecup kulit lekuk leher wanita itu hingga desahan pelan meluncur dari bibir Suzy."Kalau nggak perlu survey beach club kayaknya mendingan kamu kusekap di kamar hotel aja semalaman sampai pagi, Suz!" ujar Brian dengan suara beratnya yang maskulin.Mendengar perkataan suaminya, Suzy pun terkikik geli. "Lha ... tadi 'kan sudah beronde-ronde sih, Mas. Masa masih kurang?" balasnya menahan diri untuk tak kabur dari hasrat menggebu Brian kepadanya.Tali gaun berukuran mini itu dikait oleh telunjuk Brian hingga melorot ke lengan Suzy. Dia menyusuri bahu hingga turun ke t