Dengan terhuyung-huyung Hendrawan dan Bella memapah tubuh bongsor bos mereka menuju ke kamar tidur executive di mess karyawan yang ada di Candi Dasa. Setelah membaringkan Brian di atas ranjang yang langsung melesak dalam oleh bobot tubuh pria itu, Hendrawan membantu melepaskan sepatu fantofel hitam mengkilap yang membungkus kedua kaki Brian."Biar aku aja yang bantuin Pak Brian," sergah Bella merebut sepatu yang masih terpasang di kaki kiri Brian, dia pun mengusir Hendrawan dengan halus, "Pak Hendrawan mendingan istirahat saja deh. Pekerjaan ini lebih cocok dilakukan kaum wanita!""Bu Bella, nanti justru nggak baik kalo dilihat karyawan lainnya soalnya kalian nggak ada hubungan saudara maupun suami-istri 'kan?" protes Hendrawan menegur Bella terang-terangan.Namun, dengan liciknya Bella menjawab, "Tadi di Hard Rock Cafe, Pak Brian sudah bilang ke saya kalo malam ini disuruh nemenin beliau di kamar."Sontak kedua alis Hendrawan mengerut, dia tak serta merta memercayai ucapan wanita lic
"Tolong ... tolong!" teriak Suzy saat Carlos berlaku kurang ajar dengan menjamah tubuhnya dengan tangan kotornya ituDengan segera keempat pengawal Suzy menyelamatkannya. Valeria menarik lengan Carlos lalu mendaratkan bogem mentahnya ke pipi pria Italia itu kanan kiri. Sementara Sherry menjaga Suzy dan membiarkan kedua rekannya berkelahi dengan pengawal Carlos."BAKK BUKK PYARR!" Suara saling baku hantam dan gelas-gelas kaca yang pecah terdengar heboh. Pengunjung lainnya menonton perkelahian antara para pengawal wanita dan pria yang berlangsung begitu sengit hingga berdarah-darah babak belur."Berhenti berkelahi! STOP ... STOP!" teriak petugas sekuriti The Glam Expat Night Club melerai dua pihak yang bersengketa.Akhirnya perkelahian itu pun usai dibubarkan oleh sekompi petugas sekuriti night club. "Pria bule ini bertingkah kurang ajar kepada Mbak Suzy, Pak Satpam!" Tunjuk Valeria ke arah Carlos yang wajahnya masam karena dipukuli oleh Valeria tadi."Wah, jangan berlaku kurang ajar,
(Part Indra-Thalita)"Tha ... kamu memang nggak kangen ya sama Mas?" rajuk Indra dengan nada manja sambil melucuti resleting punggung gaun selutut yang membalut tubuh proporsional istri barunya itu.Sensasi sentuhan tangan dan bibir si mantan playboy yang kini menjadi suaminya itu membuat kepala Thalita tersebut pening terbakar gairah. Desahan lembut penuh damba meluncur dari bibir berlipstick merah ceri itu dengan mata terpejam."Mass, kamu ini jago banget bikin aku horny berat! Kan nggak enak kalo tiap hari aku nggak di rumah. Nanti Mbak Suzy curiga!" ucap Thalita yang merasakan lututnya goyah dan tubuhnya limbung akibat kelakuan ganas suaminya.Indra yang paham situasi ini segera meraup tubuh molek Thalita ke gendongannya lalu membawanya ke ranjang lebar di apartment pribadi miliknya. Properti milik perusahaan kontraktor keluarganya yang dia kelola sangatlah banyak. Unit apartment ini hanya salah satunya saja."Jangan panggil aku Indra Gustavo, kalo aku nggak bisa bikin kamu mabuk
Seperti janjinya kepada Indra Gustavo, sahabat baiknya, Carlos Albruch menjemput bersama sopirnya ke Bandara Ngurah Rai. Dia penasaran seperti apa perempuan yang dipilih menjadi istri oleh pria tersebut.Dari gerbang kedatangan penumpang pesawat domestik, sosok pria macho berambut model spike berkaca mata hitam itu muncul merangkul bahu seorang gadis cantik. Melihat istri pilihan sahabatnya, Carlos pun merasa iri dalam hatinya. "Hey Bro! Pandai sekali kau memilih istri, siapa namanya? Cantik sekali dia!" sambut Carlos seraya berpelukan akrab ala pria dengan Indra Gustavo.Mendengar pujian Carlos, tawa renyah Indra pun membahana. Dia melirik Thalita seraya memberinya kode untuk berkenalan dengan Carlos. Maka perempuan itu pun mengulurkan tangan kanannya dan menyunggingkan senyum terpaksa. "Namaku Thalita, Sir! Senang berkenalan denganmu," ujarnya."Thalita Teja Kusuma, nama lengkapnya. Apa kau teringat sesuatu, My Friend?" ujar Indra menekankan nama keluarga istrinya kepada Carlos.Mu
"Mas, apa nggak capek sih ngegenjot melulu?" tanya Thalita yang terbaring lemas di atas ranjang menatap suami barunya yang sudah beberapa ronde bertarung dengannya dan masih belum K.O juga."Wajar dong kang becak asli Tanah Abang nih, Tha! Masa sih nggak kenal sama laki lo sendiri?" goda Indra sableng sambil senyum-senyum sendiri. "Aiihh ... pantesan kuat ngegenjot. Ganteng bingits pula si abang! Kasi kiss dong ... muaaaacchh!" jawab Thalita mengimbangi kekonyolan suaminya. Mana ada tukang becak tanda tangan proyek 2.5 Triliyun, pikirnya geli.Usai menyemburkan magmanya sekali lagi ke rahim istrinya yang masih berusia belia itu, Indra ambruk mendekap tubuh sexy Thalita. Dia menata napasnya yang terengah-engah sembari berpikir dalam diam. Sebenarnya pertemuannya dengan Thalita yang sangat kebetulan tanpa direncanakan itu nampak seperti sebuah takdir."Tha, lo sebelum gue ajakin nikah aslinya udah punya pacar belum sih?" tanya Indra kepo dengan kehidupan pribadi adik rivalnya itu.Telu
Musik techno yang dimainkan DJ Ramsey di Hard Rock Cafe malam itu membuat seisi lantai dansa bergoyang. Kebetulan rombongan Carlos cs langsung menikmati makan malam di lantai 2 saat mereka datang tadi. Band legendaris tanah air yaitu Dewa 19 tadi sedang manggung di sana karena masih belum larut malam. Namun, selepas jam 10 malam suasana Hard Rock Cafe mulai berubah semakin seru dengan nuansa dugem musik yang dimainkan oleh House DJ tempat hiburan terkenal di Kuta tersebut.Dua pasang kekasih itu duduk mengitari meja bar sambil menyesap minuman pesanan masing-masing. Ketika Thalita usai mengosongkan gelasnya, Carlos berseru, "Tha, kau mau pesan apa lagi? Aku yang traktir malam ini!"Mendengar tawaran Carlos, perempuan itu pun menoleh ke arah suaminya. "Boleh nambah minum?" tanya Thalita yang ditanggapi anggukan oleh Indra."Apple Mojito satu, Bli!" pesan Thalita kepada bartender yang sedang meracik minuman di balik meja untuk para tamu cafe yang seolah sedang kehausan. Segelas minuma
Karena proyek yang diambil oleh Indra Gustavo untuk mengerjakan pembangunan resort Mister Rodrigo berada di Uluwatu. Maka dia memutuskan untuk survey lokasi sekaligus mengajak Thalita berkunjung ke obyek wisata yang ada di daerah itu.Memang ada obyek wisata terkenal di sana yaitu Garuda Wisnu Kencana atau GWK. Patung Hindu terbesar di dunia itu memang banyak mendapat perhatian wisatawan dalam dan luar negeri. Ada atraksi tarian yang memang dipentaskan setiap beberapa jam di sana. Indra mengajak Thalita untuk berkunjung dan menonton pentas seni tersebut. Dia pun baru sekali ini mengunjungi GWK. Intinya dia sering ke Bali hanya untuk melakukan pekerjaannya bukan sekadar berwisata."Mas Indra, memangnya suka nonton pagelaran seni ya?" tanya Thalita yang dirangkul bahunya oleh suaminya saat menonton Tari Barong.Pria itu menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Baru sama kamu aja aku bisa santai healing begini, Tha. Biasanya mah tancap gass kerja melulu.""Ya nggakpapa sih, Mas. Sekali-s
"Halo, Tha. Lo ada di mana sekarang? Abang di Jakarta sudah empat hari nggak juga ketemu lo di rumah. Apa sudah lupa alamat rumah lo?" cecar Brian di telepon tepat ketika adiknya baru saja landing pesawat yang ditumpanginya dari Bali."Halo, Bang Brian. Emm ... ini mau balik ke rumah kok. Emang Abang nggak kerja ke kantor hari ini?" tanya balik Thalita mencoba berkelit dengan alasannya yang tiba-tiba menghilang dari rumah begitu lama."Nggak usah ngeles mulu lo kayak bajaj. Pokoknya Abang tunggu lo di rumah! Butuh dikuliahin 3 SKS nih bocah!" sembur Brian di teleponnya ke Thalita."Ampun dong, Bang. Ini Thalita udah otewe kok, tunggu ya. Sabaarrr!" jawab perempuan cantik itu lalu menggandeng lengan suaminya menuju ke pintu keluar bandara.Mobil dengan sopir pribadi Indra Gustavo sudah menunggu mereka di depan lobi keluar bandara dan menyambut pasangan pengantin baru yang pulang berbulan madu tersebut."Selamat datang lagi di Jekardah, Mas Indra!" sambut Pak Marno seraya mengambil alih