Share

Bab 116

Di lantai dua butik Rindi, ibunya Azka itu menghabiskan berlembar-lembar tisu. Benda itu berserakan menjadi gumpalan-gumpalan menjijikan karena dilempar asal setelah digunakan.

“Kurang ajar!

Aku tak bisa menerima kalau perjuangan selama lima tahun ini sia-sia.

Azka milikku bagaimanapun caranya harus kembali ke tanganku!”

 Rindi bicara sendiri dengan geram. Ingatan segala perlakuan orang-orang di rumah mertuanya benar-benar membuatnya sakit hati. Bukan hanya tak dianggap sebagai menantu tapi juga tak dianggap ibu oleh anak yang dilahirkan dengan bertaruh nyawa.

“Dia ketakutan pada ibunya sendiri!

A ha ha ha ha ha!”

Rindi tertawa keras dengan airmata berderai di pipi. Seorang karyawannya yang berdiri di depan pintu siap mengetuk, mengurungkannya dengan tangan masih menggantung. Bulu kuduknya berdiri mendengar tawa dari dalam sana. Lembaran kertas berisi laporan yang akan di sampai

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status