Share

50. Disidang

"Kapan kamu mau nurut sama Papa?" Ayah mertuaku bertanya dengan sorot mata dingin.

Meskipun pertanyaan itu tidak ditujukan kepadaku, bulu kudukku merinding. Wibawa Pak Pandu memang tidak main-main. Padahal baru Juna yang ditegur oleh ayah mertuaku, belum aku dan Yudis, tapi aku sudah gentar.

Jawaban si anak sulung semakin membuat hatiku menciut. "Memang aku harus nurut bagaimana, Pa? Bukannya sudah ada Yudistira yang selalu nurut sama Papa, dan jadi kebanggaan Papa?"

Arjuna menanggapi ayahnya dengan sikap tak acuh yang tak kalah dingin. Sepertinya saat ini aku berada di tempat yang salah, aku tak seharusnya mendengarkan perdebatan mereka.

Genggaman tangan suamiku yang terasa hangat masih belum sanggup menenangkan kegundahan hatiku. Hanya sorot mata Mama yang sedikit menghibur, seakan meyakinkan aku bahwa Papa tidak akan lepas kendali karena ada dia di sisinya.

"Apa maksudmu? Papa membanggakan Yudistira karena ia memang anak yang baik, penurut. Papa berharap dengan memuji Yudistira
Teha

Author lagi mager bikin note nih. Hehehe Terima kasih banyak utk yang masih terus mengikuti kisah Yudistira - Ashanna. Semoga Anda selalu sehat dan bahagia, ya.- Teha ^^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status