Jangan lupa tinggalkan jejak ya gengss... Selamat menjalankan ibadah puasa (bagi yang muslim)
🍀Happy Reading🍀 Di Latief Group, terlihat Sellandra yang sedang duduk di ruangannya sambil memijit-mijit pinggiran kepala. Sejak tadi pagi dia terus menunggu apakah perwakilan dari Aeron Group sudah memberikan jawaban atau belum. Namun nihil, sampai waktu sudah sesore ini mereka masih belum juga menghubungi dia maupun sekertarisnya. Hal ini tentu saja membuat Sellandra menjadi sangat tidak tenang. Tim di bagian pelaksana sudah memberi kabar kalau keuangan di perusahaan sudah semakin menipis. Belum lagi dengan desakan sang nenek yang terus mengancam dan memaksa Sellandra agar bisa secepatnya menyelesaikan masalah ini. Membuat kepala Sellandra serasa akan pecah. Beban ini terlalu berat, dan Sellandra sama sekali tidak memiliki tempat untuk bersandar. Andai saja keluarganya mau sedikit memberi dukungan, Sellandra pasti tidak akan setidakberdaya ini. "Apa yang harus aku lakukan jika seandainya Aeron Group menolak kerjasama ini? Bagaimana nasib para karyawan di sini? Belum lagi Nenek d
🍀 Happy Reading 🍀 "Komisaris, saya sudah menjalankan rencana untuk menekan mereka semua. Dan malam ini di keluarga Latief pasti akan terjadi keributan yang cukup besar!" ucap Kai melaporkan pada sang atasan. Dia baru saja menerima kabar dari orang suruhannya. "Baguslah. Dengan begini wanita tua itu tidak akan memiliki jalan lain lagi selain berharap pada Sellandra seorang. Oya, bagaimana dengan Ziko dan Bima? Reaksi seperti apa yang terjadi pada mereka setelah tahu kalau perusahaan yang sedang mereka incar benar-benar tak bisa tertolong lagi?" "Mereka sangat panik, Komisaris. Apalagi setelah mereka tahu kalau orang-orang yang tadinya memberikan dukungan tiba-tiba pergi begitu saja. Dan dari laporan orang suruhan saya, saat ini mereka sedang gencar mencari sekutu dari perusahaan lain yang bersedia menggelontorkan dana untuk membantu menyelamatkan perusahaan mereka. Tapi sayang, semua itu mustahil terjadi karena semua perusahaan yang ada di negara ini sudah menerima surat peringata
🍀Happy Reading🍀 Sambil tersenyum ramah Davis membalas uluran jabat tangan dari para rekannya yang ingin mengucapkan selamat atas di angkatnya dia menjadi manager di Aeron Group. Kebahagiaan itu terlihat jelas di mata Davis ketika salah satu karyawan memuji kehebatannya yang mampu naik jabatan hanya dalam waktu yang bisa terbilang singkat. Namun sayang, tawa kebahagiaan yang saat itu menghiasi bibir Davis mendadak sirna saat salah satu dari mereka menyinggung tentang pernikahannya dengan Sellandra. Seketika Davis membatu. "Dav, aku sungguh bangga melihat keberhasilan yang berhasil kau raih. Sellandra pasti akan menjadi orang yang paling bahagia atas kabar ini. Benar tidak?" tanya salah seorang karyawan. "Oh ya, ngomong-ngomong kapan kau dan Sellandra akan menikah? Kau sudah melamarnya belum?" Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Davis begitu dia di ingatkan pada luka yang amat sangat menyakitkan hatinya. Dia diam tak bergeming, mengabaikan tatapan keheranan dari teman-tem
🍀Happy Reading🍀 Braaakkkkk "Apa-apaan kau, Ziko? Kenapa membanting tasmu di atas meja. Membuat kaget saja!" tegur Kasturi sambil menatap tajam ke arah putranya yang baru saja sampai di rumah. Seketika moodnya rusak, dia tak lagi berselera melihat-lihat koleksi berlian yang tadi sedang di bacanya. "Mana Sellandra, Bu?" tanya Ziko setelah duduk di sofa. Dia kemudian memijit-mijit tulang hidungnya. "Bukankah anak itu masih berada di perusahaan ya? Ibu belum melihatnya kembali ke rumah," jawab Kasturi sambil mengerutkan kening. "Ada apa, Ziko? Tumben sekali kau menanyakan tentang Sellandra." "Bu, memangnya Ibu tidak tahu ya kalau semua perusahaan menolak untuk bekerjasama dengan perusahaan kita? Aku pikir awalnya dia bisa menghandle masalah ini. Akan tetapi sore tadi aku mendapat telepon dari teman-temanku kalau Sellandra telah menghina dan menyalahkan mereka karena telah menarik saham dari perusahaan. Padahal tadinya mereka berniat untuk kembali bekerjasama dengan Latief Group. M
🍀Happy Reading🍀 "Wahh wahh wahh, Kintan. Kenapa di dalam rumah kita bisa tercium aroma sampah yang begitu busuk ya? Apa jangan-jangan pelayan di sini tidak menjalankan tugas mereka dengan baik?" sindir Bima sambil melirik ke arah pria miskin yang berdiri di belakang sepupunya. Dia lalu menyeringai. "Aku rasa para pelayan sudah menjalankan tugas mereka dengan sangat baik, Kak. Hanya saja ada yang sengaja membawa tong sampah masuk ke dalam rumah ini," sahut Kintan. Sellandra paham betul kalau Kintan dan Bima sedang menyindir keberadaan suaminya. Namun dia berusaha untuk tetap sabar menghadapi hinaan mereka karena sekarang diam-diam tangan Ero sedang mengusap punggungnya. Sellandra tahu kalau Ero sedang membujuknya agar tidak terpancing emosi gara-gara ulah kurang ajar dari kedua sepupunya itu. "Haahhhh, akhirnya aku bisa duduk juga setelah seharian berputar-putar membereskan masalah di kantor," ucap Bima. "Nek, apa Ayah sudah memberitahu Nenek tentang para penanam saham yang kec
🍀Happy Reading 🍀 Pagi harinya, di kediaman keluarga Latief terlihat Bima yang sedang begitu sibuk mematut penampilannya di depan cermin. Hari ini dia akan pergi ke Aeron Group guna menandatangani kontrak kerjasama. Jadi Bima harus memastikan kalau penampilannya benar-benar telah sempurna sebelum bertemu dengan Komisaris perusahaan besar tersebut. "Kak?" Bima menoleh. Dia kemudian tersenyum melihat adiknya yang sedang berdiri menyender di daun pintu. "Masuklah," ucap Bima. "Hmmm, wajahmu terlihat begitu berseri-seri. Sebegitu bahagianya akan bertemu dengan Komisaris Aeron Group, hm?" tanya Kintan seraya melangkah masuk ke dalam kamar sang kakak. Dia kemudian duduk di sofa, terkekeh geli saat memperhatikan kakaknya yang tidak berhenti mematut diri di depan cermin. "Jangan menertawakan aku, Kintan. Wajar kan kalau aku berpenampilan rapi seperti ini demi menyambut bergabungnya Latief Group dengan perusahaan besar itu? Aeron Group adalah impian semua orang yang tinggal di negara
🍀Happy Reading🍀 Sesampainya Bima dan Kintan di Aeron Group, mereka pun segera mendatangi meja resepsionis guna mengkonfirmasi kedatangan mereka di perusahaan tersebut. Dalam hati, mereka tak henti membatin mengagumi akan kemegahan interior di dalam gedung megah ini. Luar biasa, hanya satu kata itu yang terlintas di benak masing-masing. "Maaf, Tuan Bima. Untuk saat ini sekertaris Fang dan juga Tuan Kai sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang menemani Komisaris mengurus pekerjaan di luar kantor. Silahkan anda menunggu sebentar!" ucap si resepsionis dengan sopan. "Sekertaris Fang dan Tuan Kai tidak ada di tempat? Bagaimana bisa. Bukankah kami diminta datang untuk melakukan penandatanganan kontrak kerjasama dengan pemilik Aeron Group ya?" tanya Bima seraya mengerutkan kening. Dia cukup kaget mendengar laporan resepsionis tersebut. "Maaf sebelumnya. Apakah sudah ada pemberitahuan secara langsung kalau anda akan bertemu dengan Komisaris?" "Em, itu .... Bima tergagap dalam menan
🍀Happy Reading🍀 "Maaf, Tuan Bima. Komisaris kami hanya bersedia menandatangani kontrak dengan orang yang telah mengirimkan berkas ke Aeron Group. Yang artinya bahwa hanya Nona Sellandra-lah yang bisa mewakili Latief Group. Selain beliau, kerjasama ini tidak akan pernah terjadi!" ucap sekertaris Fang seraya tersenyum simpul pada dua orang tamu yang telah menunggu jawaban ini sejak pagi tadi. Kasihan sekali. "A-apa? Jadi sia-sia kedatangan kami kemari?" pekik Bima syok. Tangannya sampai terkepal kuat saking emosinya dia mendengar perkataan sekertaris Fang. "Bukan sia-sia, Tuan Bima. Hanya kurang tepat saja." "Maaf menyela, sekertaris Fang!" ucap Kintan seraya maju selangkah ke depan. "Semalam setelah anda menelpon, Kak Sellandra meminta Kak Bima saja yang datang kemari. Dia sedang sibuk hari ini, jadi meminta tolong pada kami untuk mewakilkannya menandatangani kontrak dengan Komisaris Aeron Group. Apakah hal ini tidak bisa di pikirkan kembali? Saya dan Kak Bima telah menunggu sej