Share

63. Incaran Baru

Matun sedikit mengembuskan napas dalam ketika Hadi dan Ahsan memasuki warung kopi yang ada di dekat balai desa. Ternyata suaminya benar untuk datang ke tempat ini.

"Bang Hadi nggak bohong, Mas. Sebaiknya kita pulang saja," ucap Matun pada kakaknya.

Fiddun yang masih duduk di atas jok motor dengan melipat tangan di depan dada memandang warung kopi di hadapannya. "Kita tunggu saja dulu." Entah kenapa ia malah merasa ada sesuatu yang adik iparnya itu sembunyikan.

"Kenapa, Mas?"

"Sudah. Kita tunggu saja dulu." Matun menurut. Ia berdiri di samping motor kakaknya memandang Hadi yang tengah menikmati kopi bersama pria bernama Ahsan.

Setengah jam kemudian, keduanya masih mengamati Hadi di warung kopi itu. "Mas. Kita pulang saja, ya. Matun nggak enak sama Mbak Sugi kalau nitipin Pendi sama Rio lama-lama."

Fiddun memandang adiknya dalam diam, detik selanjutnya ia mengangguk. Memundurkan motor, keduanya mulai meninggalkan tempat mereka mengintai Hadi.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status