Share

28. Diculik

Setelah bertengkar hebat untuk yang pertama kalinya, mereka jadi lebih banyak diam tapi saling berdekatan. Bahkan, mereka saling berpelukan di kasur sejak pertengkaran itu berakhir. Berkali-kali Alby mencium pucuk kepala Shafa dengan rasa bersalah yang masih dia rasakan.

"Maafin aku, ya, Shaf?"

"Iya, Mas. Udah, enggak usah minta maaf terus. Aku capek jawabnya."

"Sebagai permintaan maaf aku yang terakhir, gimana kalau malam ini kita jalan-jalan?"

"Aku mau di rumah aja, Mas."

"Katanya kamu mau jalan-jalan?"

"Enggak sekarang."

"Terus kamu mau apa?"

Tiba-tiba Shafa menangis. Tentu saja Alby terkejut. "Kenapa nangis? Tangan kamu sakit, ya?"

"Maafin aku, ya, Mas? Aku belum bisa kasih kamu anak lagi."

Anak adalah karunia terbesar yang Tuhan berikan. Tuhan pasti memberikannya. Hanya saja kita tidak tau kapan waktunya, waktu terbaik menurut Tuhan. Sejujurnya, Alby memang sangat menantikan seorang anak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status