Share

Niat Awal dan Realita

"Sayang?" lirih Langit saat ia melihat ada pergerakan pada netra istrinya. Refleks Rintik memegangi kepalanya yang terasa amat pusing. Tangan satunya digenggam erat oleh suaminya.

"Istirahat saja," pinta Langit. Ia mengusap kepala Rintik lembut.

"Ibu?"

"Kamu sehat saja dulu, jangan memikirkan hal lain. Ingat anak kita, Sayang."

Mendengar ucapan Langit, Rintik merasa diingatkan tentang kondisinya saat ini. Ia tengah mengandung dan ia memiliki tanggung jawab atas dirinya.

"Bibimu sudah datang, Janar menghubunginya sore tadi. Beliau sedang berada di mushola Rumah sakit," kata Langit.

"Aku merasa bersalah pada ibumu, Lang," ucap Rintik dengan air mata tertahan.

"St! Jangan bicara seperti itu. Biarkan aku mencari solusinya. Kamu fokus pada kesehatanmu saja. Anak kita harus tetap sehat. Jangan karena ibu, kamu lalai dengan kesehatanmu sendiri," pinta Langit.

Ia mencium punggung tangan istrinya lembut.

"Terima kasih, Lang." Rintik memeluk suaminya meski dalam keadaan lemah. Wanita itu mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status