Share

Kematian Sahabat Cakra

Suasana di antara keduanya kian menegang. Hawa panas dan gerah semakin terasa setelah Aiden mendengar ucapan sang istri. Tubuhnya membeku, sebelum perlahan tatapannya berubah ragu.

“Kamu nggak lagi bercanda atau nyari-nyari alasan aja kan, Sya?” tanya Aiden.

“Nggak guna Alsya cari-cari alasan aja, Kak. Makanya kalo Alsya cerita dengerin dulu. Jangan maunya didenger aja,” cetus Alsya sambil mendorong tubuh Aiden serta melepas cengkeramannya.

Tanpa menunggu respon dari suaminya, Alsya langsung berjalan ke arah pintu. Hendak pulang menuju kost yang ia tinggali.

“Sya, tunggu! Ceritain dulu semuanya dengan jelas, Sya,” pinta Aiden berlari mendahului langkah Alsya dan merentangkan kedua tangannya. Menghalangi langkah Alsya agar tidak pergi.

“Awas! Aku mau pulang,” ketusnya.

Aiden menggeleng cepat. Akan tetapi ia teringat jika apartement yang ia tempati hanya dapat dibuka dan dikunci menggunakan sidik jari dan sandi. Sedang wanita di hadapannya tidak tahu sandi apartement ini.

“Baik. Silakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status