Gea sedang mengecek beberapa email yang masuk saat Ayu -Manager Divisi Personalia- datang sambil membawa beberapa lembar kertas yang Gea ketahui berisi CV pelamar kerja."Pagi, Mbak Gea. Pagi, Mbak Thania," sapa Ayu dengan ramah seraya tak lupa tersenyum.Keduanya pun lalu menjawab kompak, "Pagi,""Ada yang bisa dibantu, Bu Ayu?" seperti biasa Gea akan menanyakan perihal keperluan orang-orang yang hendak menemui sang Direktur.Wanita yang diketahui berusia lebih dari 40 itu sontak menganggukkan kepala pelan, namun sarat akan ketegasan."Begini, Mbak Gea. Saya mau bertemu dengan Bapak Nata. Ingin menyerahkan CV calon pelamar yang akan melakukan interview hari ini,"Gea mengangguk paham. Dipandangnya Thania yang entah sedang mengerjakan apa, namun sepertinya terlihat sibuk."Kamu tetap di sini, saya sama Bu Ayu mau ke ruangan, Bapak dulu," titah Gea seraya beranjak berdiri."Baik, Mbak," Thania mengangguk mengerti.Setelah memastikan gadis bermata sipit itu anteng di tempat duduknya, Ge
Putra Pratama.Setelah melakukan perundingan dengan beberapa pihak, akhirnya pria dengan penuh kharisma itu resmi menjadi bagian dari Baskara Group. Meski sebenarnya Nata merasa keberatan, namun atas nama perusahaan dia terpaksa mengesampingkan egonya demi sebuah keprofesionalan.Belum ada seminggu Putra menjabat sebagai Kepala Divisi Personalia yang baru, sudah banyak yang penasaran dengan sosoknya yang sangat murah senyum.Bahkan saking penasarannya, para karyawan wanita secara terang-terangan berusaha mendekati pria itu, namun seperti yang sebelum-sebelumnya, Putra hanya akan menanggapinya dengan sebuah lengkungan manis di bibir.Setelah menemani Nata menghadiri meeting, Gea memutuskan pergi ke pantry untuk membuat minum karena mendadak dia merasa haus.Saat tangannya terulur ke laci atas hendak mengambil gelas, tiba-tiba saja dari arah belakang ada tangan lain yang terulur lalu mengambil alih tugas tersebut.Terkejut, Gea pun membalikan tubuhnya. Rupanya ada sosok Putra yang tenga
Dalam kurun waktu yang singkat, Gea dan Putra kini menjadi sangat dekat. Hubungan keduanya sudah seperti adik dan kakak sungguhan.Gea yang terkadang emosian dan mudah kesal, lalu Putra dengan sikap dewasanya di setiap kondisi apapun, namun memiliki sifat jahil yang luar biasa menjengkelkan. Benar-benar kolaborasi yang pas untuk menciptakan simulasi perang dunia ketiga.Namun sangat di sayangkan, hubungan keduanya yang terbilang cukup akrab, justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan kegaduhan di lingkungan perusahaan.Beberapa orang menyebarkan berita yang tidak benar mengenai keduanya. Mulai dari digosipkan menjalin affair terlarang, sampai Gea yang disebut wanita gatel karena menggoda lelaki beristri padahal sudah bersuami.Semua rumor yang beredar benar-benar merugikan Gea dan semakin membuat wanita itu dibenci banyak pihak."Wah... Gak punya otak orang yang udah nyebarin berita hoax ini. Bisa-bisanya mereka bikin gosip murahan tentang lo,
Marah.Itulah yang kini tengah dirasakan oleh Nata. Namun karena tak ingin hubungannya dengan sang istri makin memburuk, jadilah dia berusaha menahan dirinya agar tak terlena dengan emosi sesaat.Sekarang, Nata hanya mampu mengambil tindakan halus untuk menekan agar rumor yang merugikan Gea dapat berangsur menghilang. Dan perlahan memulihkan kembali nama sang istri di mata publik.Sayang, lagi dan lagi. Gea salah mengartikan setiap tindakannya dan berpikir apa yang dia putuskan akan selalu merugikan Gea. Padahal kebenarannya bukan seperti itu.Mengatasi masalah secara terang-terangan sama sekali tidak mencerminkan sosok dirinya yang lebih suka menghancurkan secara perlahan namun mematikan.Terkesan pengecut memang, tapi begitulah cara Nata akan bertindak.Dan kini, dia harus kembali menghadapi kemarahan sang istri yang merasa tak terima karena selalu Thania yang dia ajak meeting di luar."Kamu gak bisa gitu dong, Mas! Aku lebih lama menduduki posisi sebagai sekretaris kamu, aku yang l
Gea duduk termenung dibalkon kamarnya yang langsung menampilkan langit malam tanpa dihiasi bintang-bintang juga bulan.Terlihat cuaca kali ini sedang tidak bersahabat, angin cukup kencang disertai gemuruh keras yang menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan.Namun bukan karena itu Gea merasa gelisah, tetapi akibat suaminya yang tadi pagi pamit pergi ke Sumatra untuk meninjau kembali kantor cabang perusahaan yang belum rampung sempurna.Selain itu adanya sosok Thania yang mendampingi Nata disana semakin membuat otak Gea berpikiran yang tidak-tidak.Dia sangat takut akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.Drama pertengkaran sebelum berangkat karena Gea yang ngotot ingin ikut, akhirnya berakhir dengan wanita itu yang mengalah. Dan melepas tidak rela kepergian sang suami beserta Thania.Tok tok tok...Pikiran Gea seketika teralihkan saat dia mendengar suara ketukan pintu kamarnya dari luar. Terlihat Lita berdiri diambang pintu lengkap dengan senyum khasnya yang tak
Setelah diperiksa oleh dokter yang dibawa langsung Ayah Baskara ke rumah, kini kondisi Nata sudah mulai membaik. Meski hanya merasa sedikit lemas dan pusing, namun Gea bersikeras melarang sang suami untuk pergi ke kantor. Selain karena kesehatannya yang belum pulih betul, dia juga takut Nata akan lupa waktu, mengingat pria itu yang sangat gila kerja.Sekarang, Gea tengah bersiap-siap berangkat ke kantor. Memoles bedak secara tipis-tipis di wajahnya lalu mewarnai bibir dengan lipstik berwarna nude yang biasa dia gunakan.Tepat setelah Gea menyelasaikan sesi make up nya, tiba-tiba sepasang lengan kekar membelit pinggangnya yang ramping, disusul dengan beban tumpuan dagu seseorang.Gea melirik ke arah cermin dimana bayangan Nata yang sedang memeluknya dari belakang dengan kedua mata terpejam. "Mau kemana?" tanya Nata dengan suara yang serak.Tanpa melirik, Gea kembali sibuk melanjutkan aktifitas merapikan pakaiannya, sekedar memastikan, "Mau ngantor lah. Ya kali secantik ini mau tampil
Pukul sepuluh pagi nanti, Nata akan menghadiri meeting dengan beberapa klien penting yang berasal dari Negara Jerman. Dikarenakan pertemuan kali ini sangat istimewa jadilah Nata menyerahkan tugas tersebut kepada Gea untuk bertanggung jawab dalam jalannya meeting tersebut.Meski demikian, kedua sekretarisnya tetap diperkenankan untuk hadir. Dalam kesempatan kali ini, Gea menunjukkan kebolehannya sebagai seorang sekeretaris yang sangat kompeten dalam menangani para klien.Tak sia-sia para investor dari Jerman pun akhirnya merasa puas dan memutuskan untuk bekerja sama dengan Baskara Group.Pertemuan yang berlangsung selama 1 jam itu membuahkan hasil yang sangat bagus dan menguntungkan."Saya sangat bangga dengan kinerja kamu, Ge. Tetap pertahankan," Nata memuji sang istri secara terang-terangan dihadapan para karyawannya yang ikut serta dalam meeting tersebut, tepat setelah para klien keluar dari ruangan.Gea membalasnya dengan senyum lebar penuh kemenangan. Matanya sengaja melirik ke ar
Hari dimana foto pembawa petaka itu tersebar, malam itu juga Ayah Baskara segera mengambil tindakan.Jadwal pertemuan penting dengan para pemegang saham pun terpaksa harus dibatalkan, ketika pria paruh baya itu mendapat kabar tak mengenakan dari putra bungsunya yang mengatakan, bahwa saat ini hubungan anak dan menantunya sedang tidak baik-baik saja.Tanpa mengulur waktu lebih lama, Baskara segera mendatangi kediaman sang putra sulung.Tepat ketika dia membuka pintu utama, sudah ada sosok Nata yang tengah duduk di single sofa dengan kepala tertunduk yang tertutupi telapak tangan.Tak jauh dari posisi Nata, tampak Dion berdiri di samping tangga lantai dua. Sedang pintu kamar atas tertutup rapat.Hembusan napas dikeluarkan oleh Baskara sebelum dia memberikan ultimatum tegas kepada kedua putranya untuk mengikuti dia ke ruang kerja."Kalian ikut Ayah." Titahnya tak dapat dibantah yang langsung dituruti oleh Nata serta Dion.***Akhirnya tiba juga masa dimana Nata akan diadili seperti terda