Sebuah mobil sedan Mercedez Benz Maybach S-Class warna hitam melesat menuju Mansion mewah keluarga Fletcher. Aaron yang ada di dalamnya, terlihat tidak sabar untuk sampai rumah. Hari ini adalah hari pertama Floretta kembali sekolah. Dia ingin mendengarkan cerita dari sang Keponakan tercintanya tentang pengalaman di sekolah hari ini. Kebetulan, Aaron tidak ada acara, ada waktu luang untuk menemani Floretta malam ini.
Pada saat yang sama, di jalan menuju kompleks Mansion elit milik Keluarga Fletcher, seorang gadis melangkah menyusuri jalanan. Eleanor Wilson yang baru pulang kerja, terburu-buru datang ke rumah mewah tersebut untuk mengerjakan kerjaan paruh waktu yang sudah menunggunya.Mobil sedan mewah itu melewati Eleanor begitu saja. Aaron hanya melirik sekilas, gadis yang berjalan tanpa beban tersebut tanpa ada keinginan untuk memberi tumpangan."Tuan Aaron, bukankah itu Nona Eleanor Wilson?" Edger sang Asisten pribadi memberi tahu. Aaron hanya menoleh sekilas tanpa memberi komentar.Tadinya, Edger ingin mengusulkan untuk memberi tumpangan pada Eleanor, tapi tak berani. Melihat sang Majikan hanya menoleh tanpa menyuruh sopir untuk berhenti, Edger hanya menghela napas pelan."Apa Anda sudah memeriksa latar belakang Nona Eleanor Wilson, Pak Edger?" tanya Aaron datar.Aaron Fletcher bukan orang yang suka beramah tamah dengan orang yang tidak ada hubungan bisnis dengannya sama sekali. Bahkan, CEO tampan ini masih meragukan latar belakang Elle, mana mungkin dia bersedia memberi tumpangan orang asing yang tidak diketahuinya."Tuan Aaron, saya sudah mengirimnya di surel, Anda bisa memeriksanya setelah sampai rumah," lapor Edger."Hmm, terima kasih."Diam-diam, Aaron kembali melihat Eleanor dari kaca spion. Dia teringat dengan pertanyaan Floretta tadi pagi."Bukankah Nona Eleanor Wilson sangat cantik?" Seperti rekaman video yang sadar terputar di pelupuk mata Aaron, pertanyaan Floretta membuatnya penasaran, hingga menyempatkan diri untuk melirik wajah Eleanor yang masih terlihat dari spion."Apa Anda merasa wajah Nona Eleanor Wilson tidak asing?" Aaron penasaran. Dia merasa pernah melihat wajah itu sebelumnya, tapi lupa di mana."Maaf, Tuan Aaron. Saya tidak ingat pernah berjumpa dengan Nona Wilson sebelumnya. Mungkin karena usia saya yang tak lagi muda." Edger sama sekali tidak ingat, seberapapun keras dia berusaha mengingatnya.Aaron tidak memperpanjang. Dia hanya merasa pernah melihat wajah gadis itu sebelumnya, entah dimana. Namun, Edger berkata tidak pernah, dia kembali merasa ragu dengan perasaannya.Mobil telah sampai di pelataran Mansion. CEO tampan itu bergegas masuk rumah dengan tidak sabar. Aaron ingin segera menemui Floretta."Paman Aaron, hari ini Anda pulang lebih awal?" sapa Floretta begitu Aaron menginjak teras."Hmm, aku ingin segera melihatmu, Peri Cantik." Seperti biasanya, Floretta melompat dalam pelukan Aaron yang hangat."Apakah kamu senang di sekolah hari ini?" tanya Aaron penasaran."Ya, teman-teman sudah merindukanku. Mereka semua memberiku banyak hadiah," ucap Floretta semringah."Lain kali, kamu harus mengundang mereka semua untuk datang ke sini. Paman akan menyiapkan sambutan untuk mereka." Aaron memberi saran."Benarkah?""Hmm." Aaron mengangguk yakin.Floretta mendaratkan kecupan bertubi-tubi di pipi Aaron Fletcher. Senyuman yang sejak lebih dari dua bulan ini hilang dari wajah cantik keponakannya, sekarang sudah kembali."Kalau begitu, mari kita masuk!" ajak Aaron kemudian."Aku masih menunggu Kak Elle di sini, Paman Aaron masuk aja lebih dulu," tolak Floretta sambil melorot turun dari gendongan Aaron."Kenapa harus menunggu di sini?" dengkus pria tampan itu sedikit cemburu. Ternyata, Floretta di sini untuk menunggu Nona Wilson, bukan menunggu dirinya. Bisa-bisanya keponakan cantiknya ini menunggui orang lain yang baru saja dikenalnya."Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Kak Elle."Aaron menghela napas panjang. Mengakui atau tidak, Eleanor yang telah membuat Floretta berubah. Kali ini, Aaron harus mengalah. Terpaksa, dia menemani Floretta menunggu Eleanor di sini.Langkah Eleanor Wilson terayun makin mendekat, Aaron diam-diam memperhatikan gadis itu."Kak Elle!" Floretta berlari menyambut Eleanor."Flow, hati-hati! Kenapa harus berlari seperti itu?" Eleanor terpaksa ikut berlari karena tidak tega melihat Floretta."Kak Elle, aku sudah menunggumu dari tadi!" ucapnya sambil tersenyum semringah."Flow, kamu harusnya menunggu bersama pamanmu di sana," tegur Elle."Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dan bercerita denganmu, Kak.""Apa tentang kejadian di sekolah, apakah teman-temanmu memberi hadiah yang banyak?" tebak Eleanor."Hmm, benar. Mereka sangat merindukanku, karena tidak melihatku selama lebih dari dua bulan ini."Eleanor bertepuk tangan sangat riang, "bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Lain kali kamu harus mendengarkan ucapanku, mengerti tidak?!"Floretta mengangguk bersemangat. Kejadian hari ini persis seperti yang diucapkan Eleanor semalam."Kak Elle, kamu sangat pintar!" pujinya."Tentu saja, aku selalu nomor satu di kelas sejak sekolah dasar." Eleanor menyombongkan diri sambil tertawa kecil."Wah, Kak Elle selain cantik ternyata juga sangat pintar.""Sudah-sudah, ayo masuk!" ajak Eleanor.Dua gadis beda usia itu mengayunkan langkah memasuki kediaman. Eleanor menyempatkan diri menyapa Tuan Muda Fletcher yang menatapnya datar."Selamat sore, Tuan Aaron Fletcher," sapa Eleanor ramah. Aaron hanya mengangguk acuh tak acuh di sana.Entah apa tujuan pria itu berdiri di tempat itu? Eleanor tak mau ambil pusing.Di tempat ini dia sedang bekerja paruh waktu, hal lain tidak perlu dipikirkan. Yang penting, dia menerima gaji setiap bulan, itu akan meringankan bebannya."Kak Elle.""Hmm.""Mereka bilang, aku tidak boleh bersedih, karena Tuhan sayang pada Mama dan Papa. Apa itu benar?" tanya Floretta begitu keduanya menaiki anak tangga."Benar. Hal baik yang harus kamu lakukan adalah berdoa untuk mereka. Jangan menangis, karena mereka akan ikut bersedih, jika kamu menangis.""Benarkah?" Eleanor mengangguk sambil mengelus rambut Floretta lembut.Aaron hanya melihat mereka dari kejauhan. Setelah Elle membawa Floretta masuk kamar, barulah Aaron pergi ke ruangannya.Masih ada hal yang harus dilakukannya sekarang, memeriksa surel dari Edger yang berisi laporan tentang latar belakang Eleanor Wilson.Begitu masuk ruangan pribadinya, Aaron tak membuang waktu. Dia membuka laptop dan memeriksa surel. Membaca dengan teliti apa yang tertulis di dalamnya, bahkan Edger menyertakan foto rumah, adik-adik Eleanor dan juga mantan kekasihnya. Entah bagaimana cara asisten pribadinya itu berkerja.Namun, Aaron sangat puas dengan hasilnya."Jadi, mereka memang baru saja putus, karena Harry Walker berselingkuh?"Dahi Aaron berkerut dalam. Tiba-tiba dia merasa sangat familiar dengan cerita ini.Benar, semalam, Elanor sudah menceritakan semuanya pada Floretta. Aaron mendengus kasar."Nona Eleanor Wilson, Anda memilih teman curhat yang salah. Floretta masih sangat kecil, kenapa Anda harus memberitahunya?" dengkus Aaron sekali lagi.Pria itu masih membaca sampai halaman terakhir file di surel-nya."Gajinya 3.800 dollar tiap bulan, kenapa masih membutuhkan pekerjaan paruh waktu?" Aaron bertanya-tanya."Apakah dia sedang mengalami masalah?"Makin mengetahui, Aaron makin ingin tahu lebih banyak. Seharusnya, Eleanor bisa memanfaatkan waktu luangnya dengan berjalan-jalan dengan teman-temannya. Bukan malah menghabiskan waktu dengan pekerjaan paruh waktu yang seperti ini.Sekali lagi, Aaron merasa penasaran."Edger, masuk!" titahnya pada sang Asisten."Selidiki, apa alasan Eleanor Wilson harus bekerja paruh waktu!" Aaron kembali memberi perintah, begitu Edger masuk ruangannya."Baik, Tuan Aaron Fletcher." Edger siap menerima perintah sang Majikan.BersambungFormasi Keluarga Fletcher saat ini hanya terdiri dari Tuan dan Nyonya Besar Fletcher, Aaron Fletcher dan Floretta. Mereka sedang menikmati sarapan di ruang makan dengan tenang. Rumah menjadi lebih tenang sejak kedatangan Eleanor Wilson. Nyonya Besar Fletcher tak lagi sakit kepala memikirkan Floretta, karena beberapa hari terakhir, cucu semata wayangnya itu tak lagi tantrum.Bahkan suara tangis Floretta sudah menghilang sama sekali dari rumah ini. Tiga orang dewasa itu melirik Floretta yang sibuk melahap sarapan dengan penuh semangat. "Flow, kamu terlihat begitu bersemangat hari ini," ucap Nyonya Besar Fletcher dengan dahi berkerut."Oma, apa Anda lupa, hari ini aku akan jalan-jalan dengan Kak Elle." Floretta menjawab semringah. Hari ini adalah akhir pekan. Seperti yang telah dijanjikan Eleanor sebelumnya, jika Floretta bersedia kembali ke sekolah, dia akan menemani Floretta jalan-jalan. Gadis kecil itu sudah tidak sabar menunggu datangnya hari ini."Apakah Nona Wilson masih di kama
"Paman Aaron, Kak Elle, ayo kita main bersama." Perbincangan antara Aaron dan Eleanor terjeda dengan suara Floretta yang memanggil nama mereka. Sontak, keduanya menoleh. Floretta berdiri di kejauhan menatap sendu, berharap bisa dua orang dewasa itu mau menemani bermain bersama.Aaron dan Eleanor tanpa sadar saling bertukar pandang sepersekian detik. Pembicaraan mereka belum selesai, Floretta sudah memotongnya di tengah jalan."Apa kamu belum lelah, Flow? Mari kita makan di restoran!" seru Aaron yang merasa segan untuk ikut serta.Floretta menggeleng cepat. Dia masih ingin bermain di tempat ini. "Aku ingin bermain bersama Paman Aaron dan Kak Elle," balas Floretta setengah merajuk.Melihat Aaron Fletcher yang enggan, Eleanor mengambil inisiatif untuk membujuk gadis kecil itu."Flow, mari kita bermain bersama. Paman Aaron masih ada sedikit pekerjaan," bujuk Eleanor."Tidak, aku ingin bermain bertiga." Floretta kali ini tidak bisa dibujuk."Tapi, Flow. Paman Aaron hanya mengantar kita sa
Suasana di dalam mobil terasa begitu canggung. Eleanor merasa setiap gerak-geriknya selalu diawasi oleh Aaron Fletcher. Apalagi Floretta saat ini sedang tertidur nyenyak karena kelelahan setelah seharian bermain. Tak ada yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan, hingga mobil meluncur di pelataran Mansion mewah Keluarga Fletcher. Baik Aaron maupun Eleanor terjebak dalam kebisuan. Begitu mobil berhenti, Eleanor bermaksud ingin menggendong Floretta ke kamarnya. "Nona Wilson, tolong bawakan tas Floretta!" titah Aaron Fletcher datar dan dingin."Yes, Sir." Bagaimana mungkin Eleanor tidak tahu maksud dari majikannya. Aaron menyuruhnya membawakan tas, karena pria itu yang akan menggendong Floretta. Eleanor tahu itu, tapi ... apakah Aaron tidak bisa memilih bahasa yang lebih enak didengar? Misalnya, 'biar saya saja yang menggendong Floretta, Nona Wilson!'. Atau, dia bisa berkata, 'Anda tentu lelah, Nona Wilson. Biar saya saja yang menggendong Floretta.'Eleanor Wilson hanya bisa mengelu
Eleanor dan Fiona duduk berdua di salah satu sudut kantin saat makan siang. Dua sahabat itu makan siang seperti biasanya. Sejak Eleanor bekerja paruh waktu, keduanya nyaris tidak pernah bertemu selain jam kantor."Aku kesepian, kamu sangat sibuk sekarang, El," keluh Fiona sambil memberengut. Eleanor hanya mendengus pelan membenarkan perkataan Fiona. "Bahkan kamu bekerja di akhir pekan, El. Apakah mereka sama sekali tidak ingin memberimu waktu beristirahat?" imbuh Fiona dengan wajah kesal. Biasanya, Fiona akan menginap di rumah Fiona tiap akhir pekan, atau mengajaknya bersenang-senang di luar sana. "Itu ... sebenarnya akhir pekan aku tetap libur. Hanya saja kemarin, Floretta minta diantar jalan-jalan. Jadi---""Kamu bekerja lembur?" "Tidak, itu ... aku melakukannya bukan karenw pekerjaan.""Hah? Kamu bekerja amal untuk keluarga kaya?" Fiona tidak bisa menerima alasan Eleanor sama sekali. Bisa-bisanya dia mau menghabiskan waktu akhir pekan seharian tanpa dibayar oleh mereka. "Ini b
Di ruangan kerja Aaron Fletcher, Edger berdiri tegap di depan meja kerja majikan. Waktu makan siang sudah datang, tapi majikannya masih begitu sibuk dengan pekerjaannya. Aaron Fletcher adalah seorang penggila kerja. Baginya, untuk waktu sama dengan uang. Tak heran dengan usianya yang masih begitu muda, dia membawa kesuksesan besar untuk perusahaannya."Tuan Aaron Fletcher, Anda ingin saya menyiapkan makan siang di sini, atau kita pergi ke restoran?" tanya Edger seperti biasa. Jika tidak diingatkan, CEO tampan itu akan melewatkan waktu makan siang begitu saja.Aaron mengangkat wajah dan menarik napas panjang."Mari kita cari restoran yang enak hari ini!" Aaron bangkit dari duduknya, melangkah keluar dari ruangan di detik berikutnya."Yes, Sir." Edger menyejajarinya segera.Di dalam mobil, Aaron Fletcher teringat dengan tugas tambahan uang diberikannya pada Edger. Akhir-akhir ini, asisten pribadinya itu makin sibuk. Sang Majikan membutuhkan semua informasi berkaitan Eleanor Wilson seseg
Mobil sedan mewah Mercedez Benz Maybach S-Class warna hitam meluncur menuju gerbang kediaman keluarga Fletcher begitu gerbang itu terbuka. Seorang gadis cantik yang baru saja akan melangkah masuk hanya bisa menghela napas panjang melihatnya.Security rumah tersebut membukakan gerbang, karena Eleanor datang lebih dahulu. Namun, Aaron Fletcher nyelonong begitu saja tanpa permisi."Mentang-mentang Bos, memangnya boleh seangkuh itu?" gerutunya. Meski Eleanor Wilson karyawan baru di rumah itu, di tahu siapa orang yang ada di dalam mobil itu. Sang Tuan Muda Fletcher yang tempo hari sudah membuatnya kesal setengah mati dengan semua kecurigaannya.Dari gerbang menuju pintu utama mansion, masih harus berjalan cukup jauh. Alangkah baiknya jika Aaron memberinya tumpangan. "Aah, sudahlah. Jangan terlalu mengharapkan kebaikan dari kulkas tujuh pintu!" gerutunya lagi."Lagipula, aku masih mempunyai sepasang kaki yang sehat. Aku bisa berjalan tanpa.harus diberi tumpangan oleh monster tua itu." Ele
"Tuan Muda Fletcher, Nona Wilson ingin berbicara dengan Anda." Begitu masuk, Edger memberi laporan. Tak biasanya Eleanor datang untuk menemui Tuan Muda Fletcher.Dahi Aaron mengernyit dalam. Ada keperluan apa gadis itu menemuinya?"Biarkan dia masuk!" titahnya. Di detik berikutnya, Edger sudah keluar. Tak berselang lama, seorang gadis cantik masuk di ruangan kerja Aaron Fletcher. Ruangan yang sering dipakai Aaron untuk bekerja lembur di rumah ini.Ini pertemuan kali kedua antara Eleanor dan Aaron di ruangan ini. Tak seperti sebelumnya, Aaron yang sama sekali tak menatap Eleanor, kali ini pria dingin itu menatap tajam dengan mata elangnya."Maaf jika mengganggu kesibukan Anda, Sir." Eleanor merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan setajam itu."Ada keperluan apa? Katakan!" "Saya mohon izin, besok saya akan datang sedikit malam. Sahabat saya mengadakan pesta kecil-kecilan. Saya tidak enak hati jika tidak datang, Sir." Tadi siang Fiona berkata setengah memohon pada Eleanor untuk bisa dat
"Berani sekali Anda mendorong saya!" raung Maribel ketika berhasil bangun. Gadis itu menggertakkan gigi penuh amarah. Saking kagetnya, Harry Walker sampai melotot menatap Aaron yang merengkuh Eleanor posesif. "Berani sekali Anda mengatai tunangan saya Jalang. Bersiaplah, pengacara keluarga Felecher akan melayangkan gugatan pencemaran nama baik pada Anda." Tanpa memberi kesempatan pada Meribel untuk bicara lebih banyak, Aaron Fletcher sudah lebih dahulu mengintimidasi."Edger, cari informasi tentang dua brengsek kecil yang mempunyai nyali begitu besar mengusik ketenangan tunanganku. Aku tidak akan tinggal diam. Edger hubungi pengacaraku!" titah Aaron dengan gaya bangsawan yang mendominasi. Semua orang bisa menyaksikan bahwa pria tampan ini tidak akan segan membalas berkali lipat pada orang yang berani mengusik ketenangannya. Kerumunan itu menatap iba pada Maribel dan Harry yang masih berdiri dengan bengong di tempatnya.Bagaimana bisa? Gadis yang baru saja dicampakkan oleh Harry ini t