Kinara hanya terkekeh melihat suaminya itu meninggalkan kamar. Menggemaskan! "Ah, capek sekali. Semoga kalian nggak apa-apa ya, Nak." Kinara mengusap perutnya sebentar, kemudian memposisikan tidurnya agar lebih nyaman."Juna dapat telurnya nggak ya? Rasanya nggak bisa tidur kalau nggak makan telur," gumam Kinara."Nggak apa-apa ya Nak, biarkan papa kalian berjuang dong. Pastinya papa akan melakukan apapun untuk kalian dan untuk mama." Kinara berusaha mengajak bicara anaknya yang masih berada di dalam perut.Kinara bosan menyalakan televisi sambil menunggu Arjuna pulang dan membawa telur. Kinara ingat dengan Lisa. Bagaimana keadaan kakak sepupunya itu? Dia harap Lisa baik-baik saja. Kinara mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan mengirim pesan pada ponsel Lisa. Ia mengatakan akan ke rumah sakit besok untuk menjenguknya setelah pulang dari kantor polisi.Setelah selesai menulis chat pada Lisa, Kinara mengambil remot televisi dan mengubah salurannya. Daripada dia bosan tidak mela
Tanpa aba-aba, Arjuna mendaratkan bibirnya di bibir Kinara dan melumatnya dengan rakus. Kinara harus menggunakan lipstik lagi setelah ciuman itu berakhir."Mas, udah! Kita harus berangkat ke kantor polisi," ucap Kinara sambil meremas kemeja Arjuna. Dia tidak peduli jika kemeja yang suaminya kenakan itu kusut kembali karena ulah tangannya.Bibir Arjuna masih bertahan di leher Kinara dan satu tangannya dia masukkan ke dalam blouse milik istrinya. Arjuna menaikkan penutup bukit kembar sang istri dan meremasnya pelan."Mas ... uhh," lenguh Kinara."Tambah gede banget, Sayang," ucap Arjuna sambil menggigit pelan daun telinga Kinara."Mas, Sudah dong, nanti kita terlambat, uhh ..."Arjuna seperti tidak mendengar perkataan dari Kinara. Bukannya berhenti, dia justru menarik blouse Kinara keatas hingga terekspos kedua bukit kembarnya yang menantang. "Mas, mau ap--uhh." Kinara mencengkeram rambut Arjuna karena kini bibirnya yang mulai aktif menyentuh dan memanjakan ujung kedua benda kenyal mi
Kinara dan Arjuna sampai di rumah sakit untuk menjenguk Lisa. Keadaan Lisa membaik. Ibu dan Rama bisa bernapas lega karena setelah ini bisa dibawa pulang. Dua hari kemudian Lisa bisa di bawa pulang untuk mendapatkan perawatan di rumah. Setelah dari rumah sakit itu, Kinara memberitahu Arjuna tentang pesan yang menanyakan Kinara itu dan meminta Argan untuk menyelidikinya. Argan bertindak dengan cepat dan hari ini Kinara diajak oleh Arjuna menuju alamat seseorang yang mengirim pesan itu. Argan melacak alamat orang itu dan berhasil menemukannya. "Mas, benaran ini tidak apa-apa kita ke rumah orang itu? Beneran bukan orang jahat, 'kan?" tanya Kinara. "Bukan, Sayang. Argan sudah menyelidikinya, bukankah kamu ingin tahu siapa yang mengirim pesan itu? Kinara mengangguk. Dia sangat ingin tahu. Dia menatap suaminya yang sedang menyetir. Sepertinya, Arjuna sudah tahu dan belum memberitahukan pada Kinara. Setah menempuh perjalanan satu jam , akhirnya Kinara dan Arjuna sampai di sebuah rumah m
Suara dering ponsel milik Kinara menggema di sebuah kamar bernuansa biru dongker. Kinara berlari dari dapur secepat mungkin untuk menjangkau benda pipih yang diletakkannya tadi pagi di atas nakas. Napas Kinara memburu, raut mukanya begitu tampak cemas, dan benar saja panggilan itu atas nama Linda–salah satu ibu pengurus panti asuhan tempatnya di besarkan. Panggilan yang sejak tadi pagi ditunggu Kinara itu membuat jarinya bergetar hanya untuk memencet gambar telepon berwarna hijau pada ponselnya."Kinar, keadaan ibu Diana semakin memburuk. Dia butuh operasi segera.""Lakukan tindakan operasi sekarang, Bu. Kinar akan carikan biayanya. Secepatnya Kinar kesana."Kinara menutup telepon dengan air mata yang sejak tadi sudah terjatuh. Hatinya bergemuruh begitu hebat, dengan perlahan Kinara membuka ponseln
Kinara terus saja melirik ke arah Arjuna yang duduk di samping kursi kemudi. DIa akui bosnya itu memang tampan dan mempesona. Seandainya mereka menikah karena cinta pasti Kinara akan bahagia. Dia selalu bermimpi bisa membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia suatu hari nanti, tentu saja dengan seseorang yang mencintai dan dicintainya.Kinara bahkan tidak percaya kalau nasib akan membawanya pada sebuah pernikahan kontrak. Pernikahan yang tidak di dasari dengan cinta tapi di dasari kepentingan masing-masing pihak."Kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Arjuna tiba-tiba."Oh, itu … aku memikirkan ibu panti.""Benarkah?"
"Pak Arjuna, pak Argan, maaf menunggu lama."Arjuna dan Argan menoleh pada sumber suara. Kinara menghampiri dua laki-laki itu dan segera masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, Kinara teringat kata-kata Arjuna di parkiran tadi. Kinara yang keluar dari rumah sakit langsung menuju parkiran dan hendak memanggil Arjuna, namun terhenti ketika mendengar percakapan dua laki-laki itu. Meskipun perkataan Arjuna benar, bahwa dia hanya dijadikan alat bagi Arjuna, entah kenapa rasanya tidak rela dikatakan seperti itu. Hati Kinara mendadak sakit secara tiba-tiba."Kamu sedang memikirkan sesuatu, Kinar?" tanya Arjuna tanpa menoleh ke belakang."Hah? Itu ... aku sedang memikirkan Ibu panti.""Benarkah?" tanya
Arjuna membawa Kinara ke beberapa tempat, salah satunya adalah butik wedding dress langganan keluarganya. Dia ingin Kinara memilih baju pernikahan yang dipakainya nanti. Arjuna sengaja mempersiapkan semuanya lebih dulu agar pernikahan ini segera dilaksanakan."Kenapa secepat ini mempersiapkan semuanya, Pak?" tanya Kinara."Pernikahan akan segera diselenggarakan, Kinar.""Maksudku adalah, bahkan kamu belum mengenalkanku pada orang tuamu. Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?" Kinara sadar, dirinya adalah anak panti asuhan. Sementara Arjuna berasal dari keluarga kaya raya."Mereka pasti setuju."
Apa yang diharapkan seseorang dari sebuah pernikahan? Tentu saja perasaan saling mencintai di antara keduanya telah sah di mata agama dan hukum. Menjalani kehidupan setelah menikah dengan status sebagai suami istri, memiliki anak dan hidup dengan bahagia.Setiap pasangan yang saling mencintai akan mengharapkan pernikahan. Begitu juga dengan Kinara. Dia juga mengharapkan pernikahan yang sebenarnya, bukan pernikahan palsu seperti yang akan ia jalani setelah ini. Jika Kinara boleh memilih, dia ingin menikah dengan orang biasa saja asal didasari dengan cinta diantara keduanya.Bolehkah Kinara menyesali keputusannya? Seandainya bisa, tapi dia sudah terlanjur masuk ke dalam perjanjian itu. Ia sudah mendapatkan bayarannya, sekarang tinggal memenuhi kewajibannya.Genggam