Share

#65. Orang Tua Palsu

Pak Akbar ngga memiliki ruangan khusus sendiri. Itu hanya gegayaannya saja saat bilang disuruh ke ruangannya. Padahal, hanya meja kerja sepetak seperti milik guru-guru yang lain. Hanya letaknya agak spesial. Di depan sendiri, paling deket sama pendingin ruangan, dan agak berjarak dengan meja yang lain.

“Mau apa, Fa?” tanya Bu Fauziah—wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. Kebetulan, dia duduk di meja piket. Biasalah, rumpi. Maklum, sudah pada sesepuh ini.

“Mau ....”

“Efa! Masuk!” Suara Pak Akbar terdengar dari dalam.

Bu Fauziah menengok. “Mau ketemu Bapak, ya?” tanyanya setengah berteriak.

“Iya, Bu,” sahut Akbar agak kencang.

Bu Fauziah menatap gadis bermata tajam itu. “Kamu nakal, ya, Fa?”

Efa hanya nyengir. Kalau dia jawab karena ngga mengerjakan tugas, duh bisa dobel kena marahnya ini. Lebih baik kena omel Pak Akbar daripada Bu Fau. Bu Fau kalau sudah berbicara, ngga tahu lagi kapan harus berhentinya, sebelas dua belaslah sama Mak. Efa sampai merinding hanya membayangkannya.

“Bu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status