Share

#64. Ajakan Dinner

“Elo suka sama perempuan tadi?” tanya Rahman tanpa kalimat pembuka. Tiba-tiba saja bahkan ketika mereka baru menginjakkan kaki di rumah.

Andreas melirik keponakan dan kakak iparnya yang sudah masuk duluan ke rumah. Lantas, merapat ke arah Rahman. “Kenapa dibahas?”

“Ya, haruslah. Dia bakal jadi calon keluarga kita.” Entah kenapa Rahman sudah yakin akan niat Andreas kali ini. Sudah lama adik bungsunya betah menyandang status jomlo. Sudah lama dia ngga melihat kedua mata coklat berbinar dan hidungnya kembang-kempis seperti tadi.

“Gimana? Cantik, kan?” tanya Andreas seraya menunjukkan deretan giginya.

“Dia sudah punya anak. Yakin ngga apa-apa?” tanya Rahman mulai sangsi. Melihat senyuman jahil yang menyebalkan itu lagi, dia teringat masa lalu Andreas.

“Yakinlah. Anaknya juga seru begitu.” Andreas tampak bersemangat.

“Hati-hati, Ndre. Bisa-bisa kalau kamu menyakiti mama-nya, anaknya juga bisa ikut terluka,” ucap Rahman memperingatkan. Dia hapal betul tingkah adik bungsunya yang ngga pernah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status