Maling Teriak Maling"e-eh sa- sayang ko-kok kamu di sini?"kata Mas Ervan.Wajahnya yang tadi garang menggebrak meja seketika berubah pias.'Haha mati kutu kan?'"Kenapa,kaget?"ketusku dengan nada yang dingin."Eh eng- enggak, kok ka- kamu di sini?" "Memangnya kenapa kalau aku di sini?"aku balik bertanya. Sumpah ekspresi wajah Mas Ervan yang sedikit bingung, wajah pucat,membuatku ingin tertawa.'Rasain.'"Tadi Pak Ervan ingin mengambil uang perusahaan Bu, tapi saya tolak sesuai arahan ibu," kata Manager menerangkan. Pria berkacamata tebal itu tampak sedikit tegang, entah karena gak enak sama Mas Ervan atau gak enak sama aku dan Om Daniel.Aku lirik Mas Ervan dengan ekor mataku.'Haha makin pucat aja tu muka, dan mirip mayat.'"Benar Pak Ervan?" tanyaku dengan nada yang sedikit tegas kas atasan ke bawahannya. "Mm bi- biasanya juga begitu kok Sayang," kata Mas Ervan lirih.Aku menatap wajah Mas Ervan yang pucat dan makin pucat saat aku mendekat," Maksudnya apa ya, bisa Mas Jelaskan?"
Selesai meating Mas Ervan menemuiku di dalam ruangan."Sayang.." "Iya ada apa?"kataku tetap dengan nada yang dingin."Apa tidak bisa kalau aku jadi wakilmu saja,aku ini kan suamimu sayang,""Memang kenapa kalau kamu suamiku?" tanyaku ketus."A- a- aku malu sayang, masa suaminya pemilik perusahaan tapi jabatanku setara manager," kata Mas Ervan lirih."Terus?"ku tatap tajam wajah Mas Ervan yang menunduk,"atau Mas mau aku jadikan OB aja?"kataku dengan senyum yang jahat yang tentu saja membuat mata Mas Ervan matanya membulat, rahangnya mengeras dan tangannya juga aku lihat mengepal.Aku tahu dia di puncak emosi sekarang ini tapi apa peduliku, jika dia tahan silahkah bertahan jika tidak silahkan minggat sana."Baiklah,mm kita makan yok!"kata Mas Ervan dengan mengulas senyum. Luar binasa dalam sekejab dia sudah bisa berakting manis untuk merayuku."Sorri aku janji dengan klien," ketusku sambil berjalan anggun melewatinya yang berdiri mematung di situ.'Rasakan, selama ini kamu selalu jawab
"Gila,kok lo bisa kurus gini, lo patah hati ya?"kataku yang sedikit sok melihat pria gendut di sekolahku dulu gini berbadan atletis."Haha,makin ganteng kan?" kata Yoga berseloroh yang aku hanya menjawab dengan mencibirkan bibirku ke arahnya namun justrtu membuat Yoga tertawa sambil menggaruk pangkal hidungnya."Mm aku minta nomor whatsapnya dong,nanti aku hubungi, aku buru buru soalnya," kata Yoga."Kasih gak ya" godaku.Yoga menaik turunkan alisnya yang tebal menggodaku.****"Hai nenek lampir,jamuran guwe nungguin lo di sini tahu," omel Ceril ketika aku datang."Heleh belum juga sejam,""Busyet dech, sumpah kalau bukan elo ni, mau guwe jorokin ke lantai," kata Ceril kesal tapi bagiku tetap aja lucu melihat tampang sebelnya itu."Udah, entar guwe beliin baju dech," kataku merayu Ceril yang bibirnya monyong entah berapa centi meter."Serius?" "Iya," kataku kemudian menggandeng tangan Ceril.Ini pertama kalinya aku bebas bershoping ria setelah dua tahun menikah dengan Ervan, entah imu
abis baca jangan lupa tinggalkan jejak ya, dukug Author dengan car tap love dan komen ya, Reader ๐.Wajah mereka seketika pucat melihat rekaman video di Tab milikku itu, rekaman di mana mereka dengan rakusnya mengambil perhiasanku dan juga mengambil surat penting milikku."Masih mau ngelak?" Kataku sambil menatap wajah pucat mereka."Ren maapkan Ibu Ren,Ibu ngaku salah,""Maap? Dimana mana maling itu harus di penjara kalau gak enak malingnya, nanti dia akan teriak kalau orang lain yang maling padahal dirinya yang maling,"kataku menyindir.Aku lihat Mertua dan Iparku saling berpandangan tubuh mereka bergetar seketika."Bik,polisi sudah datang?" tanyaku pada Bil Inah. "Sudah Nyonya," jawab Bik Inah."Tidak aku tak mau di penjara," kata Nina berusaha kabur namun Mang Diman dengan sigap menangkapnya."Lepasin, dasar pembantu, gak sopan." Teriak Nina, sungguh sangat tidak sopan wajah saja cantik tapi aklak zonk."Diam! Saya pembantu tapi bukan maling macam kamu dan ibumu," kata Mang Dima
Ku ambil ponselku di atas nakas dan mengusap layarnya."Jangan,ok aku setuju,""Na gitu dong," kataku tersenyum penuh kemenangan.****"Sapa suruh kamu berhenti." Kataku saat Mas Ervan berhenti memijat kakiku.Rasain biasanya dia yang meminta pijat gak tau waktu dan selalu marah kalau aku berhenti mijat padahal tanganku sudah kebas."Tanganku sakit yang." Kata Mas Ervan."Jangan brisik, kamu pijat aku setahunpun gak bisa melunasi hutang kalian," kataku sinis mirip ibu tiri di sinetron sinetron zaman dulu.Senang sekali hatiku melihat Mas Ervan akirnya tak berkutik dengan ancamanku dan kembali memijat kakiku.Puas rasanya hati ini melihat muka tersiksanya."Sudah sana mandi!" Kataku setelah tak tahan dengan bau keringatnya.Dengan langkah gontai Mas Ervan melangkah ke kamar mandi."Baju ganti jangan buang di merata tempat atau ku buang bajumu," kataku jutek.Biasanya aku dengan telaten mengutipi baju kotor yang dia lepas dan lempar begitu saja di mana mana tempat.Mas Ervan memandangku
Luka Hati RenataPov: CerilAku mengenal Renata sejak kecil, karena ayah kami memang berteman.Renata termasuk orang yang cuek dan sedikit tomboi bahkan dia juga cuwek dengan penampilan, dia tak suka fesyen ataupun make up seperti cewek cewek pada umumnya. Paling banter dia hanya memakai bedak baby dan pencuci muka tapi herannya wajahnya bersih tanpa jerawat.Namun begitu Renata memiliki kecantikan alami dari sononya jadi tak memerlukan polesan apapun dia tetap memiliki daya tarik sendiri.Badanya yang tinggi semampai, kulit putih, alis yang tebal dan juga memiliki lekukan kecil di pipi saat tersenyum.Pada masa SMU banyak cowok yang mendekatinya termasuk Dilan ,ketua OSIS dan jago basket idola para ciwi ciwi termasuk aku, namun nyatanya hati Dilan telah terpaut pada Renata. Pun begitu nyatanya hati Rena tetap dingin pada Dilan.Bahkan Yoga si cowok gendut namu kece ketua kelasku sampai jatuh bangun mengejarnya namun apalah arti seorang Yoga kalau cowok cool seperti Dilan saja tak ma
Di bab ini entah kenapa Author merasa jadi yang paling tega gitu๐ . Tap love dan kemennya ya reader ๐. Subcrieb biar gak ketinggalan ceritanya.Bab10 Shoping Dengan Mertua"Ya terserah kalau kalian gak mau, gampang aja, saya akan jebloskan kembali kalian ke penjara dan sekalian sama anak lelaki ibu ini," kataku sambil mengulum senyum yang membuat wajah mereka pucat seketika."Dasar wanita jahat, gak ada aklak, begini sikap kamu sama orang tua hah?" Kata Mertuaku dengan meletakkan tangan di pinggang. Cih dia pikir dia siapa."Lebih gak ada aklak mana di banding ibu yang selalu mencuri perhiasan saya, diam diam mengambil BPKB mobil saya lalu Ibu gadaikan, ada aklak kah macam itu?" kataku datar namun penuh penekanan."Pokoknya aku gak mau Mas jadi pembantu istrimu yang sombong ini," kata Nina menghentak hentakkan kakinya di lantai.Mas Ervan menatap memelas padaku dan berkata," Sayang, ku mohon maapkan kami,""Aku maapkan kalian kok," kataku yang di sambut senyum lebar dan mata yang be
Bab10 Shoping Dengan Mertua"Ya terserah kalau kalian gak mau, gampang aja, saya akan jebloskan kembali kalian ke penjara dan sekalian sama anak lelaki ibu ini," kataku sambil mengulum senyum yang membuat wajah mereka pucat seketika."Dasar wanita jahat, gak ada aklak, begini sikap kamu sama orang tua hah?" Kata Mertuaku dengan meletakkan tangan di pinggang. Cih dia pikir dia siapa."Lebih gak ada aklak mana di banding ibu yang selalu mencuri perhiasan saya, diam diam mengambil BPKB mobil saya lalu Ibu gadaikan, ada aklak kah macam itu?" kataku datar namun penuh penekanan."Pokoknya aku gak mau Mas jadi pembantu istrimu yang sombong ini," kata Nina menghentak hentakkan kakinya di lantai.Mas Ervan menatap memelas padaku dan berkata," Sayang, ku mohon maapkan kami,""Aku maapkan kalian kok," kataku yang di sambut senyum lebar dan mata yang berbinar oleh mereka," tapi bohong," lanjutku. Haha kasian kena prank."Ok sudahlah cukup dramanya, sekarang aku mau nasi goreng, aku mau Ibu yang