Share

30. Sayembara Tuan Hussein

Wajahku terpampang di mana-mana, bahkan selebaran-selebaran yang terpasang di tembok-tembok. Mereka memajang wajahku saat bercadar dan tidak. Ini membuatku semakin tidak leluasa bergerak.

"Fahim, ini sangat tidak aman buat kamu. Alangkah baiknya bila kamu mencari majikan saja dan kamu tinggal di rumahnya," usul Hermin.

”Iya aku tahu, Hermin," jawabku sedih.

Aku merasa semakin terpojok dengan berita dimana-mana sebagai buronan. Bahkan Tuan Hussein mengadakan sayembara dengan bayaran yang menggiyurkan. Ini membuat orang semakin tertantang. Mungkin selain Hermin pasti sudah berkhianat. Dia akan memilih uang ketimbang pertemanan.

"Tempat ini sudah tidak aman lagi buatmu, Fahim. Kita harus berpikir lagi kemana kita harus pergi. Atau kita bisa cari kontrakan saja, Gimana menurutmu, Fahim?" usul Hermin.

"Aku setuju Hermin," jawabku pasrah. "Aku tidak bisa berpikir jernih lagi," kataku sedih.

Dret ... Dret ... Dret ...! Ponsel Faruq yang kupeg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status