Willow merasa terkejut sekaligus gembira. Setelah menemukan Sienna, dia harus memuji Jacob di hadapan wanita itu."Paman, ikuti perintahnya," ujar Willow. Dengan demikian, beberapa mobil polisi segera mengejar mobil Deshton. Mobil Jacob juga mengikuti dan Willow duduk di dalamnya."Tuan Jacob, kamu rasa ada yang nggak beres dengan mobil itu?" tanya Willow. Jacob hanya diam. Karena terlalu jauh, dia hanya melihat wajah samping pria itu. Wajah itu persis dengan yang ada di ingatan Jacob.Jacob memegang kemudi dengan kuat sambil menginjak pedal gas hingga kandas. Sementara itu, Deshton berdecak dengan kesal saat melihat beberapa mobil itu mengikutinya."Mobil kita dikejar. Sepertinya kita nggak bisa ke luar negeri malam ini. Singkirkan semua mobil itu, lalu atur orang untuk menggantikan kami," instruksi Deshton.Sopir di depan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sambil menelepon seseorang. Begitu mendengar ucapan Deshton, mata Sienna sontak berbinar-binar.Deshton meliriknya sekila
Sekarang mobil sudah berada di jalan tol pinggiran kota, di bawahnya adalah hutan hijau. Sienna tidak bisa mendengar apa pun selain teriakan sopir di depan. "Pak!"Mobil sontak berhenti. Sienna terdorong sehingga tubuhnya menabrak jok di depan. Sopir bergegas turun, lalu melompat ke arah Deshton tanpa ragu sedikit pun.Sementara itu, Sienna memanfaatkan kesempatan ini untuk merangkak keluar dari mobil. Lantaran lemas, dia hampir terjatuh saat turun.Perut Sienna ditempelkan sesuatu sehingga menggembung, ditambah lagi efek obatnya belum habis sepenuhnya. Semua ini membuatnya hanya bisa merangkak beberapa meter.Batu yang tajam membuat telapak tangannya berdarah. Di sisi lain, mobil Deshton ditabrak sampai terhempas jauh. Sienna yang mendengar suara ledakan itu tiba-tiba teringat pada ekspresi Deshton barusan. Wajah itu seperti menunjukkan bahwa Deshton yang dulu telah kembali.Dada Sienna terasa sakit. Dia kira-kira tahu bahwa Deshton sakit parah. Deshton mengatakan ada sosok lain yang
Willow merasa frustrasi karena ada yang mengatakan Sienna terlalu kejam. Saat Keluarga Winata memperlakukannya dengan buruk dulu, Sienna sama sekali tidak berpikiran untuk balas dendam. Saat orang-orang di Kabupaten Armana mengecewakannya, Sienna hanya memutuskan hubungan dengan mereka. Dari luar, Sienna memang kelihatan dingin. Namun, sebenarnya hatinyalah yang paling rapuh di antara semuanya.Jacob adalah orang yang paling disukainya. Mereka telah lama bersama, tetapi Jacob malah mengatakan hal seperti ini sekarang. Sienna merasa sangat konyol. Ternyata, sarannya kepada Sienna untuk tidak terjerumus pada Jacob dulu memang benar.Willow berjalan mundur selangkah sembari melihat mobil Jacob menjauhi tempat ini. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghapus air matanya dan bergegas menuju lokasi kecelakaan. Saat ini, lokasi itu telah sangat kacau dan dipenuhi polisi.Orang-orang yang terjebak kemacetan masih tidak menyadari seberapa parahnya kecelakaan ini dan masih bertanya kapan jalan
Sienna menunduk dan menelepon nomor itu sekali lagi. Namun, kali ini nomornya telah diblokir. Dia terpaksa menelepon Willow. Saat mendengar suaranya, Willow hampir saja berteriak. "Cepat berikan alamatmu, aku akan datang sekarang juga!"Sienna memberikan ponselnya pada gadis itu, lalu berkata dengan suara serak, "Terima kasih ya."Gadis itu juga mendengar suara pria dari ujung telepon tadi. Melihat kondisi Sienna yang hamil saat ini, dia langsung menghiburnya, "Yang tadi itu suamimu? Kamu sedang hamil sekarang, bukankah dia terlalu berengsek? Langsung cerai saja nanti setelah kamu kembali. Pria seperti ini nggak pantas dinikahi."Sienna mengatupkan bibirnya. Mereka memang sudah bercerai dan Jacob hanya mantan suaminya, tetapi Sienna tidak menjelaskan panjang lebar. Paman gadis itu kembali mendesaknya, "Ayo cepat pergi, nanti penagih utangnya benar-benar datang."Gadis itu melihat Sienna sekilas, lalu menepuk pundaknya. "Kamu benar-benar harus bercerai nanti. Pria yang nggak bisa dianda
Namun, dia tetap tidak tega meninggalkan kakak yang hamil itu sehingga membuat pamannya terluka sekarang. Pria itu menghela napas sambil mengelus wajahnya. "Nggak apa-apa, jangan menangis ...."Tangisan gadis itu semakin menjadi-jadi mendengarnya. Beberapa preman itu tidak ingin melihat adegan seperti ini, sehingga mereka langsung maju untuk menangkap gadis itu. Namun, pria paruh baya itu tetap memegang tangan gadis itu dengan erat. Dia takut gadis itu benar-benar akan dijual jika dia melepaskan tangannya."Paman, lepaskanlah tanganku." Gadis itu bahkan sudah memohon padanya.Para preman itu juga mulai panik karena khawatir polisi akan datang. Oleh karena itu, mereka mengangkat tongkat bisbol dan hendak mematahkan tangan pria itu.Pada saat genting ini, tiba-tiba Sienna berteriak, "Berapa utang mereka? Aku yang bantu mereka melunasinya."Sienna akhirnya berjalan perlahan-lahan dengan tubuhnya yang telah kelelahan. Saat melihat wajahnya, tatapan beberapa preman itu langsung berbinar. Na
Sementara itu, si gadis dan pria paruh baya masih terpaku di tempat dan saling bertukar pandang. Pada akhirnya, gadis itu baru berkata, "Paman, aku lagi mimpi ya? Itu 10 miliar lho, bukan 10 ribu atau 100 ribu."Pia paruh baya itu baru tersadar dan memeluk gadis itu dengan kegirangan, "Anak baik, kamu melakukan banyak hal baik. Tuhan mengirimkan orang untuk menolongmu!" Saat mengatakan hal tersebut, pria itu sangat terharu hingga menangis.Dokter yang berdiri di samping mereka juga ikut merasa terharu. "Aku sudah lama membuka klinik ini, tapi nggak bisa mendapat uang sebanyak itu. Kalian benar-benar beruntung."Pria paruh baya itu menghapus air matanya. "Kita nggak usah melarikan diri lagi, kamu juga bisa terus bersekolah. Tenang saja, Paman akan mengantarmu ke sekolah. Ibumu juga pasti sudah tenang di akhirat.""Paman, aku mungkin nggak bisa membayar 10 miliar itu seumur hidupku," balas gadis itu."Gadis bodoh, dia nggak datang bicara lagi padamu karena takut kamu mau membayarnya. Kam
Di lantai atas, Sienna sedang berendam di air panas sambil memikirkan teleponnya kepada Jacob. Jacob langsung menutup telepon itu begitu mendengar suara Sienna. Sepertinya, Jacob benar-benar marah padanya. Namun, jika memang marah, mengapa Jacob mencarinya tadi malam? Sienna menundukkan kepalanya, sehingga matanya terasa perih karena uap panas. Dia berpikir nanti dia akan menjelaskan semuanya kepada Jacob. Setelah berendam selama setengah jam, tubuhnya akhirnya terasa agak pulih.Setelah mengenakan pakaiannya, Sienna pun turun ke lantai bawah dan melihat Willow sedang duduk di sofa sambil menelepon Dickson yang masih lembur. Dickson bertanya padanya mengapa dia tidak pulang semalam dengan lembut. "Masalah Sienna masih belum selesai, nanti aku akan pergi menemuimu. Dickson, kamu harus makan tepat waktu dan jangan terlalu kelelahan."Saat ini, Dickson sedang duduk di samping tempat tidur Dena dengan semangkuk bubur di tangannya. Dena yang dirawat dengan sangat baik sampai wajahnya tidak
Sienna menatap beberapa hidangan kecil di depannya dengan wajah yang pucat pasi dan kepala yang berdengung.Willow segera berjongkok untuk memungut pecahan di lantai. "Aku sama sekali nggak melebih-lebihkan. Aku marah hingga menangis saat melihat mobil itu terbakar, dia malah pergi dengan dingin. Menurutku, kalau dia benar-benar ada sedikit saja perasaan suka padamu, dia nggak akan melakukan hal ini. Apalagi, belakangan ini dia juga makin dekat dengan Lily itu."Sienna tidak berbicara, hanya mengambil sendok baru dan lanjut makan bubur di mangkuknya. Dia tidak percaya Jacob akan mengatakan hal seperti itu dan menjalin hubungan dengan Lily. Dia akan menjelaskan semuanya pada Jacob."Sienna?" Melihat Sienna sedang bengong, Willow mengayunkan tangannya di depan Sienna.Mendengar namanya dipanggil, Sienna baru tersadar kembali dan tersenyum. "Aku akan pergi menjelaskan kesalahpahaman di antara kita padanya."Willow langsung tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya merasa marah. "Kalau kam