Bab 100Hinaan dari MertuaJawaban dari Saleh tersebut yang mengiyakan keinginan istrinya untuk terlibat lagi dalam bisnis yang akan diambil alih nantinya, sepertinya tidak cukup ikhlas. Jika didengar dari cara bicara sekaligus bahasa yang dilontarkan. Padahal maksud hati Mega adalah untuk bisa bekerja sama dan meringankan beban yang ditanggung oleh Saleh, yang nantinya akan mengambil alih bisnis tersebut. Di mana memang, bisnis itu sejak awal Mega yang sudah merintisnya. Jadi sedikit banyak, Mega jauh lebih tahu mengenai jalannya bisnis tersebut. Dan seharusnya pula, Saleh merasa bersyukur karena dia tidak begitu saja dilepas untuk menjalankan bisnis tersebut.Kata-kata itu pula yang sebenarnya mengganjal di dalam hati dan perasaan Mega. Dia masih belum terlalu yakin bahwa suaminya mampu untuk menjalankan bisnis tersebut. Apalagi setelah mendengar bahwa Saleh akan mengajak serta teman-temannya yang menurut dia cukup andal dalam hal berbisnis. Sementara menurut sepengetahuan dari Mega
Bab 101Waktu untuk Tante“Bukan mau menyalakan Bapak sama Ibu… tapi ini kenyataannya Bu… kenyataan kalau memang aku yang bermasalah. Aku juga gak diem aja kok sama Mas Mamat. Kami berdua tetap berusaha untuk ikut banyak sekali perawatan dan treatment yang memang bisa untuk mendapatkan keturunan. Tapi itu semua kan, baru usaha. Kamu juga baru memulai. Tolong jangan salah-salahin Mas Mamat terus Bu. Kasihan dia…”“Terserah apa yang kamu bilang! Pokoknya hari ini juga, Ibu mau kamu ikut sama ibu ke rumah sakit dan ketemu sama dokter yang Ibu tunjuk. Dia itu dokter yang paling bagus di rumah sakit besar di kota ini. dia pasti tahu, apa yang membuat kamu jadi susah punya anak. Dan bagaimana caranya supaya kamu bisa cepat punya anak.”Mendengar bagaimana kedua orang tuanya berkeras dan memiliki keinginan yang tidak bisa ditolak lagi, Desi hanya bisa pasrah dan mengikuti keinginan dari ibunya tersebut. Namun sebelum dia kemudian mengikuti keinginan ibunya tersebut, lebih dulu Desi menghubun
Bab 102Hilda dan Retno yang tidak lain adalah pegawai di toko tempat Mega membuka bisnis Jual Beli tasnya, sudah mendengar langsung dari bosnya tersebut, bahwa akan ada suami dari Mega yang merupakan Bos mereka yang nantinya akan menggantikan posisi Mega untuk mengurus toko dan bisnis yang ada di sana.“Kira-kira nanti suaminya Bu Mega kayak gimana ya? Galak nggak ya? Kan, dia sebelumnya jarang banget buat ke sini.” Hilda yang masih mempersiapkan toko sambil membersihkan lantai dan juga mengelap kaca bagian depan tubuh tersebut berbicara kepada Retno.Retno, yang tidak lain adalah rekan kerja dari Hilda. Saat ini justru tengah sibuk laporan penjualan harian, karena setiap kali mereka akan membuka toko di hari berikutnya. Maka harus dicek ulang untuk laporan di hari sebelumnya. Supaya nantinya tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan setiap bulan dari penjualan toko tersebut. Mendengar celotehan dan pertanyaan Hilda tersebut, Retno yang masih fokus dengan apa yang dia kerjakan sekar
Bab 103.Retno terus berusaha agar semua pekerjaannya dalam mengurus pembukuan bisa selesai dengan lebih cepat. Dia jelas takut, kalau – kalau pekerjaan tersebut selesai tidak tepat pada waktunya dan membuat kekacauan. Hal ini karena Retno ternyata melakukan sebuah kejahatan selama bekerja sebagai pelayan di toko tas Edelweis milik Mega. Iya, gadis itu mencuri uang hasil penjualan tas dan melakukan penggelapan dengan memalsukan laporan keuangan harian dan juga bulanan yang selalu dia berikan pada Mega selama ini.Posisinya yang menjadi penjaga kasir selama ini saat Mega tidak ada di tempat, menjadi sebuah kesempatan untuknya bisa melakukan pencurian tersebut. Tapi entah bagaimana dengan perangai dari Saleh yang akan menggantikan posisi Mega nantinya. Meski pun Retno sudah tahu sedikit soal sifat Saleh yang suka berselingkuh dengan Feby, tapi untuk urusan yang satu ini. Retno jelas tak bisa duduk diam saja dan mencoba tetap tenang.Di tengah dia yang sibuk memanipulasi keuangan hari ke
Bab 104.Pemeriksaan panjang pun dimulai. Desi menjalani pemeriksaan tersebut dengan situasi hati yang tidak menentu dia masih sangat tidak enak hati pada suaminya sendiri yaitu Mamat karena dia merasa tidak bisa membela suaminya sendiri dihadapan kedua orang tuanya. Semua ekspresi kesel dan kecewa yang ditunjukkan oleh Desi, bisa terlihat jelas dari kedua orang tuanya saat ini.“Kamu tuh jangan kayak gitu kalau sama orang tua. Apa yang Bapak dan Ibu lakuin ini semuanya itu buat kamu. Buat kebaikan kamu sama rumah tangga kamu!” ucap Ibu Desi lagi kemudian.“Kebaikan aku? Kebaikan rumah tanggaku? Ini bukan untuk kebaikan aku maupun rumah tanggaku. Tapi ini untuk memuaskan hasrat ibu dan bapak yang masih belum percaya sama aku. Pokoknya apapun hasil dari pemeriksaan kali ini, aku tidak mau kalau sampai aku harus dipaksa untuk bercerai dari suamiku. Rumah tanggaku ini biar aku yang menjalani sama Mas Mamat. Soal nanti jodoh kita seperti apa dan bagaimana nanti kita mendapatkan keturunan
Bab 105.Retno Akhirnya selesai untuk memanipulasi laporan keuangan dari toko edelweiss milik Mega. Setelah selesai melakukan manipulasi tersebut, Dia kemudian langsung bergabung bersama dengan Hilda untuk menata dan mengeluarkan barang-barang baru yang baru saja datang kemarin untuk dipisah dan disortir sesuai dengan jenis serta bahan barangnya. Serta memberikan harga dan juga menata barang-barang tersebut sesuai dengan tempatnya masing – masing.“Itu suaminya Bu Bos yang baru belum datang sampai jam segini?” tanya Hilda kepada Retno begitu wanita tersebut masuk ke dalam ruangan gudang di bagian belakang toko.“Belum tuh. Nggak tahu juga sih kenapa, kalau kata Bu Mega tadi sih waktu ditelepon, mungkin masih ada urusan di kantor lamanya. Ya ditunggu ajalah… Paling juga kalau dia masuk, hanya untuk memeriksa dan melihat kondisi toko aja, kan? Nggak mungkin juga dia langsung aktif kayak bu Mega sebelumnya,” jawab Retno.Retno yang sebenarnya tahu persis, di mana keberadaan Saleh, yang t
Bab 106“Alah udahlah, kamu nggak usah kebanyakan alasan! Kalau memang kamu nggak percaya sama aku tuh bilang aja! Gak usah pakai acara alasan-alasan begitu. Aku juga tahu kok, aku memang bersalah sama kamu. tapi kan aku sedang berusaha untuk memperbaiki diri. Aku juga sudah janji sama kamu kalau aku bakalan setia dan menjadikan kamu sama anak kita sebagai prioritas utama. Tapi kalau kamu terus-terusan mencurigai aku, terus-terusan ngecek aku secara berkala. Terus nanti gimana caranya aku bisa konsentrasi kerja? Baru apa-apa sedikit aja kamu udah curiga. Baru aku nggak bisa dihubungi sebentar aja, kamu udah langsung telepon ke sana-sana. kayak aku jadi buronan aja!” Saleh lagi-lagi menunjukkan secara jelas rasa marahnya kepada Mega.“Ya Allah Mas… sungguh aku minta maaf sama kamu, bukan maksud aku buat mencurigai kamu lagi. Aku hanya khawatir kalau kalau kamu merasa kesulitan karena ini adalah hari pertamanya kamu kerja dan mengambil alih bisnis aku.”Rupanya ucapan Mega barusan, seka
Bab 107Walaupun kelihatannya tidak terlalu cakep, tapi sebenarnya Soleh cukup mengerti tentang pembukuan dan juga data keluar masuknya uang. Dia hanya kurang beruntung saja dalam hal pekerjaan. Tapi secara kecerdasan, dia sebenarnya cukup mumpuni. Hingga saat dia melihat laporan yang diberikan oleh kedua pegawainya, yaitu Retno dan juga Hilda. Ada sesuatu hal yang cukup mengganjal di dalam benak Saleh. Di mana laporan yang sempat di abaca dan dia terima dari sang istri sebelumnya, justru jauh berbeda dengan apa yang dia lihat di data saat ini. Ada beberapa selisih yang terlihat nyata dari laporan yang dia baca sekarang.Sampai akhirnya Saleh yang sudah yakin betul, bahwa memang terdapat selisih dan kejanggalan di dalam data tersebut, akhirnya memanggil kedua pegawainya itu untuk menghadap dirinya sekarang juga.“Saya sudah membaca Semua yang ditulis di sini. Tapi ada satu hal yang menurut saya tidak sesuai dengan apa yang dituliskan. Yaitu laporan pembukuan ini, saya mau tanya sama k