Share

Part 100

“Ya sudah. Semoga saja Mas segera bertemu dengan Mas Ibnu dan bisa membawa Raihan kembali. Aku sudah kangen banget sama dia. Dedek bayi perut juga sudah kangen sama Abinya,” ucapnya dengan manja.

Aku melirik ke arah Mas Bram yang terus saja memperhatikan. Berusaha bersikap biasa kepada Dek Mayla, tidak ingin menunjukkan kemesraan si depan pria berambut gondrong tersebut demi menjaga perasaannya.

“Ya sudah, Dek. Mas maem dulu, ya. Adek juga jangan lupa maem, istirahat yang cukup, jangan mikir yang berat-berat. Jangan lupa juga minum vitamin sama susu hamilnya ya sayang.”

“Iya, Mas. Mas juga hati-hati di Jakarta. Assalamualaikum!”

“Waalaikumussalam!” menekan tombol merah lalu meletakan kembali ponselku di atas meja.

Sesaat suasana menjadi hening. Mas Abraham terus saja menatap ke luar jendela, seperti sedang menyembunyikan perasaannya yang pasti terbakar cemburu melihatku sudah bahagia dengan istri.

Maafkan saya, Mas Bram. Bukan maksud memanas-manasi, tapi kalau Dek Mayla menghubungi da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status