Share

Paviliun Misterius

Satu minggu berlalu dan dirinya tak juga takluk padaku.

Mata Ronald selalu mengekori Kiran yang sedang membuat jus untuk Yoga. Kini keinginannya berubah menjadi amarah. Apa kekurangan dirinya dibanding Lukman? Dari usia, jelas dia lebih unggul karena jauh lebih muda dari Lukman. Soal wajah, tak perlu diragukan, darah bule mengalir dari ibunya tentu menjadikan wajah Ronald adalah impian setiap perempuan.

Cinta? Ya, mungkin itu yang menjadi penghalang dirinya mendekati Kiran. Ada laki-laki lain dalam hati wanita itu. Ronald jelas dapat melihat wajah Kiran yang begitu mendamba saat memandang Lukman.

"Sial," umpat Lukman sambil membanting spatula ke dalam wastafel pencuci piring.

Baru kali ini ia merasa dirinya sangat menyedihkan. Bahkan saat ini Kiran sama sekali tidak melihat ke arahnya sedikit pun.

'Kamu akan aku cicipi, Kiran. Pasti! Malam ini. Apapun caranya.'

*****

"Tau ga? Kemaren pas kita main basket, aku dengar suara-suara aneh lagi dari paviliun belakang rumah," ucap Andika samb
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status