Share

Rasa yang Masih Ada

Kematian adalah sebuah kepastian. Kita hanya menunggu giliran.

"Pecat, Mas! Pecat dia!" teriak Livy.

Lukman menatap dua orang perempuan yang ada di hadapannya. Kiran menunduk sambil memegang bunga mawar, tak ada bantahan dari bibirnya.

"Heh! Kamu! Kenapa masih tetap di situ? Kan saya sudah bilang, kamu itu dipecat. Nunggu apa lagi sih?" ucap Livy dengan sinis.

Kiran masih terdiam, menunggu reaksi Lukman.

'Duh, dipecat beneran nggak sih nih? Tapi kalau aku pergi dari ruangan ini, gengsi, ih. Mending jambak-jambakan deh sekalian. Lagian sih, Pak Lukman pakai nongol segala.'

"Jangan diam saja. Sudah sana cepat. Mau nunggu security maksa kamu keluar dari rumah ini?"

Kiran menarik napas panjang. Bukankah dari awal dirinya menyatakan perang dengan Livy, ia sudah paham dengan risiko kehilangan pekerjaan di rumah ini. Jadi apa lagi yang ia harapkan dari Lukman?

"Kiran," panggil Lukman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status