Share

BAB 87 || Berjuang

Juna menggenggam erat telapak tangan putri tercintanya. Mencoba menyunggingkan senyuman kecil, walau sebenarnya ia tahu itu tidak berarti apa-apa untuk membuat Shandy terbangun dari koma.

“Alasan kenapa Ayah harus tetap berkerja, itu karena kamu. Ayah nggak tahu harus melakukan apa tanpa kamu. Jadi, untuk itu … kamu harus bangun! Kamu adalah putri kecil Ayah yang sangat manis dan pintar. Jangan pernah tinggalin Ayah seperti yang dilakukan Bunda terhadap kita. Sekarang Ayah sudah mulai terbiasa meskipun tanpa Bunda. Jadi, Shandy ...”—sejenak Juna menunda ucapannya untuk mengambil napas—“bangun dan tataplah Ayah! Tersenyumlah bersama Ayah. Kita lewati kesulitan ini dengan canda tawa yang tersisa. Karena Ayah … nggak butuh yang lainnya saat ada di dekatmu.”

Juna menangis. Sedih, khawatir, cemas, takut, panik dan masih banyak perasaan lain untuk menggambarkan suasana hati Juna saat ini. Air matanya meluncur bersama isakan-isakan kecil yang semakin tak tertahankan. Ia menunduk lemah seraya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status