Tapi Evan tidak ingin buru-buru untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh Valen itu.Evan memilih untuk semakin membuka lebar paha Valen. Evan membuka lebar apa yang berada di depannya supaya lidahnya semakin dalam masuk di kedalaman sana.Valen langsung mencengkram tangan Evan. "Oh, Evan. Ampun. Oh, ini sangat enak. Aduh ... aduh, ini sangat enak."Desahan Valen seperti orang menangis tetapi Evan tidak peduli. Evan masih terus menancapkan lidahnya mengusap hingga kedalaman sana, memberi rasa nikmat bagi Valen hingga pinggul Valen terus bergelinjang menahan gelombang kenikmatan yang sedang dialaminya sekarang ini."Ini terlalu enakkk. Ini sangat enak. Please please. Oh, ini sangat enak."Setelah merasa cukup, merasa liang kewanitaan yang akan dia serbu dengan rudalnya sudah cukup basah dan sudah cukup foreplay bagi Valen, maka Evan mulai menaikkan wajahnya ke arah atas.Evan kembali memainkan lidahnya di tonjolan buah dada milik Valen sehingga memperpanjang gairah yang saat ini sedang
Mendengar kata-kata Valen ini, Evan berkata, "pasti. Aku akan melamarmu untuk menjadi istriku. Sebelumnya, aku memang masih agak ragu untuk mengikuti perasaanku padamu. Tapi, kini tidak ada keraguan lagi.""Apa yang membuat kamu tidak ragu lagi?" tanya Valen penasaran."Aku melihat istriku selingkuh di depan mataku.""Hah! Seberani itu?""Ya." Sejenak Evan memisahkan batang kejantanannya dari liang kewanitaan Valen. Dia ingin menceritakan apa yang terjadi pada Valen."Bagaimana ceritanya?"Evan pun menceritakan semua yang terjadi pada dirinya saat tanpa sengaja memergoki perselingkuhan istrinya. "Kenapa dia seperti itu? Saat aku menikah, aku pasti tidak akan selingkuh." Valen menggeleng-gelengkan kepalanya. "Istriku terlihat sangat menikmati hubungan perzinahan itu. Dia tidak pernah seperti itu padaku. Bahkan aku dan istriku sudah hampir setahun tidak pernah berhubungan intim.""Hampir setahun?""Dia tidak mau lagi. Selalu saja dia memiliki alasan untuk menolakku. Aku hanya berhubu
Karena itu, Evan langsung mengangkat tubuh Valen. Dia bawa tubuh Valen untuk duduk di atas tubuhnya tepat di atas batang kebanggaannya. Evan ingin Valen melakukan gaya woman on top.Evan mengatur batangnya yang masih tegak perkasa itu untuk masuk kembali di liang kewanitaan sempit milik Valen yang saat ini menjadi candu baginya itu.Valen kembali menjerit, karena merasakan sesuatu. Sesuatu yang besar masuk dalam tubuhnya, menerobos liang kecil miliknya, membuat rasa sakit yang cukup kuat menghampiri dirinya.Setelah beberapa saat, Evan mulai meminta Valen untuk goyang dengan posisi di atas seperti ini.Valen melakukan gerakan-gerakannya untuk meraih kenikmatan yang lebih lagi. Valen berhasil membuat Evan keenakan apalagi liang surga sempit milik Valen ini, menjadi modal berharga bagi Valen untuk membuat apapun goyangan yang dilakukannya berhasil mendatangkan kenikmatan di sekujur rudal milik Evan ini.Valen terus bergoyang dengan goyangan yang seirama, saling isi mengisi melakukan k
"Aku akan kembali padamu. Satu jam lagi aku kembali. Kamu jangan khawatir." Evan memegang tangan Valen, memberi Valen kekuatan karena Evan bisa melihat ada rasa cemas yang dalam di dalam ekspresi wajah Valen ini.Valen mengangguk. Tapi, tanpa bisa dia kendalikan, bibirnya sudah bergetar sementara air mata jatuh di pipinya.Tepat di saat air mata Valen itu jatuh, Evan membalikkan tubuhnya sehingga Evan tidak melihat air mata yang jatuh membasahi pipi Valen itu.Evan bergegas berjalan dan masuk di apartemannya.Evan bertemu dengan Karly dan Revan, meminta mereka berdua untuk sementara tinggal di tempat baru ini dan untuk sementara jangan menelpon Ibu mereka."Memang kenapa, pah? Kenapa aku dan kakak tidak bisa lagi menghubungi Mama?" tanya Karly"Papa akan jelaskan semuanya nanti. Pokoknya sekarang ini jangan telepon mama kalian lewat handphone baru kalian. Mengerti?"Tiba-tiba telepon berdering, Evan langsung ngangkat handphonenya karena panggilan telepon ini berasal dari Flora, ibunya
"Hah, Ricky!" Valen sangat kaget saat melihat wajah orang yang memegang tangannya dari belakang ini. Valen yang baru saja hendak merekam rekaman suara untuk menyatakan kerinduannya pada Evan, kini sudah menekan perekam di handphonenya dan menaruh handphonenya di atas gantungan dinding dekat pintu. "Aku sudah tahu semua tentang kamu dan ayah dari muridmu, kamu harus pindah apartemen. Ayo ikut aku," tandas Ricky dengan wajah tegang."Hah? Dari mana kamu tahu?""Setelah kamu menolak aku, aku mulai mengikuti lalu lintas chat di grup sekolah kamu yang sudah aku ikuti sejak kamu jadi guru di sekolah kamu."Valen baru mulai merasakan kalau Ricky mulai ada sifat obsesif terhadap dirinya. "Dan dari grup itu, aku tahu pembicaraan-pembicaraan mereka tentang kamu, kalau kamu sudah jadi pelakor dalam hubungan rumah tangga dari orang tua salah satu murid di sekolah itu. Karena itu, aku datang untuk menyelamatkan kamu!""Lalu dari mana kamu tahu Apartemen ini?" tanya Valen sambil melirik ke arah
Evan membawa tas milik Valen dan juga koper milik Valen ini, untuk dibawanya masuk ke dalam apartemennya Valen.Evan langsung menutup pintu apartemennya Valen dari dalam. Setelah itu, Evan masuk ke dalam apartemennya Valen ini dan langsung memanggil-manggil nama Valen di ruang tamu, berharap Valen keluar dari kamar."Valen. Halo. Valen. Kamu dimana?"Tidak ada jawaban. Evan masuk ke dalam kamar-kamar yang ada di dalam apartemennya Valen ini, juga masuk hingga ke kamar mandinya. Karena dia masih belum juga menemukan Valen."Valen? Kamu di mana, sayang? Kamu di mana?" Evan terus memanggil-manggil Valen tapi tanpa hasil. Valen bak lenyap ditelan bumi.Evan membuka pintu apartemennya Valen ini dan dia putuskan untuk menuju apartementnya di sebelah.Siapa tahu Valen menyusulnya ke sebelah karena dia tidak memenuhi janjinya pada Valen untuk kembali dalam waktu satu jam. Tapi, saat kembali ke apartemennya, baik pengawalnya, pengasuh Anak-anaknya, hingga Anak-anaknya, baik Karly maupun Reva
"Bagus. Lakukan semua itu," tegas Evan. "Siap, bos.""Pantau bandara, dan stasiun kereta api dan bus. Jangan sampai Ricky membawa orang yang penting bagiku itu keluar dari kota ini.""Baik, bos."Setelah memutuskan hubungan telepon dengan Fariz, tiba-tiba handphone milik Evan berdering. Ternyata yang menelpon adalah Umay.Evan putuskan untuk tidak mengangkat telepon dari Umay ini.Evan sadar kalau tidak ada gunanya dia menunggu di sini karena nampaknya Valen sudah dibawa pergi oleh Ricky.Karena itu, dia segera keluar dari apartemennya Valen ini untuk menuju ke arah tangga darurat.Sambil naik lift ke arah lantai 1, Evan sudah supirnya untuk siap sedia di depan pintu masuk apartemen. Sesampainya di mobilnya, dia secepatnya keluar dari kawasan apartemen ini. Handphone milik Evan berdering. Evan sempat melirik sebentar dan ternyata panggilan handphone itu berasal dari Flora.Lagi-lagi Evan tidak mengangkat teleponnya dan lebih memilih untuk menunggu telpon dari Fariz. Evan menginstr
"Aku ingin tidur dengan kamu bidadariku," kata Ricky sambil menyeringai dengan tatapan mesum ke arah Valen.Mendengar kata-kata Ricky ini, Valen tahu kalau Ricky mengharapkan dia untuk menjadi pemuas nafsu Ricky pada saat ini dan Valen tidak mau menjadi pemuas nafsu Ricky.Sekarang ini, Valen sudah terlalu mencintai Evan. Dia cuma ingin memberikan tubuhnya kepada Evan, dia tidak mau memberikan tubuhnya kepada Ricky.Apalagi setelah keinginan Evan untuk meninggalkan Jojo dan mendekati Valen serta menawarkan kehidupan berdua pada Valen yang membuat Valen semakin tidak mau berhubungan dengan Ricky ini.Kalau beberapa bulan sebelumnya, mungkin Valen masih akan menerima cinta Ricky, tapi sekarang ini, doa tidak mau lagi menerima Ricky karena hatinya cuma untuk Evan. Valen akan merasa dirinya berselingkuh kalau harus menerima cinta Ricky.Walaupun selama bertahun-tahun Valen berharap akan cinta Ricky untuknya tetapi semua itu tidak tersisa lagi pada saat ini setelah dia menemukan sosok Eva