Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Valen merasa terkejut dan bingung saat Karly, salah seorang muridnya di kelas 2 SD internasional, tiba-tiba bertanya tentang arti kata 'selingkuh' padanya. Raut wajah Valen mencerminkan kebingungan dan kekhawatiran, karena pertanyaan tersebut jauh dari ekspektasinya untuk siswi yang masih duduk di kelas dua SD. "Tunggu dulu. Karly mendengar kata-kata itu, darimana?" tanya Valen penasaran."Mama papaku bertengkar. Dan ada kata itu." Mendengar jawaban Karly itu, Valen langsung teringat akan sosok pria bertubuh atletis, berwajah tampan dan sangat ramah kepadanya.Itu adalah sosok Ayahnya Karly yang sering kali menjemput Karly di sekolah dan bertemu Valen."Apa yang terjadi? Ehm, apa kamu tahu siapa yang selingkuh.""Tentu saja, mama yang selingkuh.""Benarkah?""Iya. Waktu itu papa berteriak dan menangis. Papa bilang, kenapa kamu selingkuh dariku?""Hah?""Kasihan ayahnya Karly itu. Kenapa pria setampan dan sebaik itu, masih juga diselingkuhi?" batin Valen tidak rela. Valen tidak ing
"Hati-hati, bu guru." Itulah kata-kata yang didengar Valen sebelum dia jatuh ke arah Evan. Valen sengaja membiarkan tubuhnya jatuh, karena dia tahu ada Evan yang akan menyambutnya. Tubuh Valen langsung jatuh ke arah Evan, dan langsung disambut Evan supaya Valen tidak jatuh. Hanya saja, Valen sengaja memberatkan tubuhnya. Wajahnya kini menempel ke wajah Evan dengan bibir ketemu bibir. Pipi Valen bersemu merah. Matanya terbelalak. Ia merasa malu dan gugup. Ia tidak menyangka bahwa insiden ini akan membuatnya mencium Evan.Sementara itu, Evan menjadi kikuk. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat bibirnya bertemu bibir ibu guru dari anaknya ini. Dadanya berdesir. Ada problema dalam hatinya beberapa waktu belakangan ini yang membuat dirinya rapuh. Kalau saja keadaan seperti ini terjadi pada beberapa bulan yang lalu, atau tahun-tahun yang lalu, maka dia tidak akan menikmati hal ini karena dia memiliki istri tempat dia untuk selalu setia. Tapi saat ini, hatinya sedang rapuh karena perse
Dengan Terlihat agak canggung Evan berkata, "kalau miss ada waktu, maukah ikut bersama kami?"Valen langsung mengangguk dengan antusias tinggiSementara Karly langsung berkata, "harus dong. Kan miss yang janji kemarin."Evan tersenyum ke arah Vallen. "Kalau gitu, ayo, miss."Valen yang tidak mau terlihat jalan bersama murid serta orang tua murid, karena takut akan terjadi gosip di sekolah ini, langsung berkata, "jalan duluan aja. Biar aku ikut dari belakang, ya?"Evan mengangguk maklum. Dia pun langsung mengajak Karly untuk berjalan menuju ke arah parkiran. Saat di parkiran, untung saja ada banyak mobil di tempat ini. Tubuh Valen yang kecil yang hanya bertinggi 155 cm itu, membuat dia dengan lincah, menyusup di antara mobil-mobil dan akhirnya masuk di pintu belakang mobil SUV milik Evan. Sesaat kemudian, saat berada dalam mobil dengan Valen duduk di jok belakang, sementara Evan mengemudi dan Karly duduk di sampingnya, mereka berdua mulai bercakap-cakap. Omongan mereka berdua langsu
Saat ini, Valen dan Evan berada di ruang kerjanya Evan yang pintunya ditutup Valen, sejak awal Valen masuk dalam ruangan ini supaya pembicaraannya dengan Evan, tidak didengar orang. Saat Valen menyentuh tangan Evan, maka sesuatu mulai terjadi, menjalari tubuh Evan dengan pasti. Kesepian hatinya pasca mengetahui perselingkuhan istrinya, dan sakit hati yang menumpuk di dadanya membuat dadanya berdesir, saat ada tangan lembut yang menyentuh tangannya. Sentuhan itu bak mengalirkan aliran listrik yang membuat Evan bereaksi dengan cepat. Mereka berdua duduk di ruang kerja dengan dipisahkan oleh sebuah meja. Evan ingin sekali melakukan sesuatu. Tapi, saat dia sadar kalau dia sedang berhadapan dengan guru dari anaknya, maka, dia sempat ragu. Tapi, karena sentuhan dari ibu guru cantik ini masih terjadi, dan tatapannya seolah menantang keberanian Evan, maka, Evan putuskan untuk bergerak. Evan langsung berdiri, kemudian membungkuk, mencondongkan wajahnya ke depan, dan mencium lembut bibir
"Teruskan." Itulah yang dikatakan Valen. Daripada menyuruh berhenti, dia malah meminta Evan untuk meneruskan tusukannya. Evan tersenyum dan meneruskan aksinya. Rudalnya yang sudah membengkak sejak tadi itu, kini dia arahkan lurus untuk membelah liang surga milik guru dari anaknya ini. Valen menggigit bibirnya sekuat mungkinin, agar supaya dia tidak mengeluarkan suara keras, suara kesakitan yang bisa membuat kegiatan yang sedang dilakukan Evan ini dihentikan Evan. Vallen tidak mau Evan berhenti, seberapa sakit pun yang harus dia rasakan pada saat ini, karena dia terlalu pasrah, dia terlalu rela, ingin memberikan milik berharganya, khusus buat Evan, pria yang sudah sangat membuat dia bersimpati ini. Valen mulai merasakan Evan bergerak di atas tubuhnya dengan satu anggota tubuh Evan yang sudah masuk dan keluar dalam dirinya. Awalnya terasa sakit. Tapi, lama kelamaan Valen tidak lagi menemukan rasa sakit itu. Yang ada hanya kenikmatan. Kenikmatan total. Valen tidak percaya, bagaima