Share

Part 47

"Jangan bersedih, Bunda. Saya berjanji akan selalu menjaga Bunda!" katanya sambil menggerakkan tangan, dan aku segera meraihnya, lalu menautkannya di pipi.

"Terima kasih, Sayang!" Memejamkan mata, menghalau air mata yang sudah hampir lolos dari kedua sudut netra.

"Bun, saya pamit pulang dulu ya? Soalnya Reza nangis kata abinya!" pamit Zarina seraya menyalami tanganku.

"Hati-hati, Sayang. Salam buat Revan!" ucapku, seraya mengusap kepala Zarina yang terbungkus hijab merah muda.

"Iya, Bun. Kamu cepet sehat, ya Dek!" Dia juga mencium kening sang adik lalu segera keluar dari kamar inap Zafir.

Ponsel milik anak keduaku terdengar berdering nyaring. Ada panggilan masuk dari Ustaz Habsyi, guru spiritualnya, dan karena kebetulan sedang ada perawat memeriksa aku menitipkan Zafir beberapa saat karena berniat mencari kakaknya.

Hatiku mencelos hingga ke dasar saat melihat putra keduaku sedang duduk sendiri di taman dengan punggung berger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harma Putri
yaah ibunya baru berduka la anak minta nikah kesal saya lht nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status