Share

Part 48

"Ini ponselnya, Nak!" Menyodorkan benda mati tersebut ke Zafran, dan dia terlihat ragu menjawab panggilan dari ustaz Habsy.

Zafran kemudian meminta izin untuk berbicara dengannya, berjalan sedikit menjauh dan terlihat tengah berbicara serius kepadanya.

Mengambil napas dalam-dalam, melonggarkan dada yang terasa seperti sedang diimpit batu besar lalu membuangnya secara perlahan. Aku harus ikhlas melepas Zafran, jika memang sudah waktunya dia untuk melabuhkan cintanya kepada orang perempuan lain.

Tidak lama kemudian ia kembali dan merangkul pundakku, mengajakku masuk karena mengkhawatirkan sang adik yang aku titipkan kepada perawat.

"Ustaz Habsy bilang apa sama kamu, Kak? Kapan kamu akan melamar putri beliau?" tanyaku sambil mempererat gamitan.

"Beliau meminta saya segera melamar anaknya, tetapi saya tidak bisa meninggalkan Bunda, jadi saya bilang belum siap jika harus meminang Adinda sekarang."

"Tapi kalau dia dilamar sama orang la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status