Share

Bab 24

Aku terus memposting ponsel ini di grup-grup jual beli online terdekat, juga menawarkan pada teman-teman dekat, jika ponsel ini dijual harganya lumayan bisa membayar biaya rumah sakit Neneng.

Beruntung istri keduaku itu tak mengalami keguguran, Tuhan menyelamatkan nyawa anak itu sesuai keinginan ibu.

Saat ke luar dari ruangan kulihat Mutia dan Raka sedang berbincang-bincang, mereka duduk bersisian hanya berjarak satu bangku saja.

Mata Mutia terlihat letih, aku merasa bersalah karena sudah menghadirkan Neneng yang sudah pasti mengusik ketenangannya, andai waktu bisa diputar kembali, aku pasti akan lebih sabar bersama wanita itu ketimbang buru-buru nikahin Neneng seperti usul ibu.

Jika sudah begini hanya penyesalan yang kudapat, batin Mutia tertekan juga Neneng yang tak bisa kubahagiakan, lagian aku pun lama-lama tak nyaman beristri dua, apalagi memiliki istri macam Neneng yang bawelnya minta ampun.

"Haikal, ruangan kelas tiga buat Neneng sudah ada, sana urus dulu administrasinya," ujar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Fajar
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status