Share

Bab 23

"Neneng pendarahan, Mut, Mas pergi dulu ya mau bawa dia ke klinik." Mas Haikal terlihat panik menyambar jaket dan juga kunci mobil.

"Untung mobilnya belum kejual," bisiknya tapi masih terdengar olehku.

"Aku ikut, Mas," pintaku dan iya mengiyakan.

Bercampur panik Mas Haikal menyetir, ia mengerang kesal saat terjebak macet, mobilnya tak bisa maju ataupun putar balik untuk mencari jala alternatif.

"Macet lagi! Gimana nih?!"

"Coba telpon Ibu dulu bilang kalau kita kemacetan, jadi Ibu suruh bawa Neneng duluan ke rumah sakit," ujarku memberi usul.

"Ga diangkat lagi, Mut." Mas Haikal semakin panik entah mengapa ibu tak mengangkat telponnya.

"Coba telpon Neneng," usulku lagi.

Ia pun menurut dan untuk kesekian kalinya merasa kecewa karena si cempreng itu tak juga mengangkat telponnya, Mas Haikal mengacak rambut belakangnya juga membunyikan klakson berkali-kali.

"Udahlah, Mas, berisik."

Kami terjebak kemacetan selama satu jam, saat mobil Mas Haikal sudah di depan rumah ibu, ternyata Neneng dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Fajar
semangat thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status