Share

21. Kamu Selalu Cantik Di Mataku

Sena duduk di rerumputan dengan kaki menjuntai ke sungai. Sejuk sekali. Tak seperti perkataan Quin, ikan-ikan kecil justru mengerubungi kaki Sena. Geli sekaligus menyenangkan. Satu jam duduk di sana pun mungkin tak akan membuat Sena bosan.

“Sena,” panggil Quin. Begitu Sena menoleh, cekrek! Wajah polos Sena berhasil tertangkap camera Quin. Quin tertawa puas melihatnya. Tak cukup satu kali, laki-laki itu memotret Sena berkali-kali.

“Stop! Jangan moto orang sembarangan! Stop, Quin! Aku masih jelek! Jangan sekarang. Stop, stop! Stop, Quin!” jerit Sena, tapi bukannya lari, dia justru tetap duduk di tempatnya. Sadar Quin tak akan mau mendengarkan permintaannya, Sena mencipratkan air ke arah Quin.

Quin tertawa puas. Dia sama sekali tidak berniat melindungi cameranya dari air. Dia justru merasa dengan cepratan air itu, hasil fotonya semakin cantik. Terlebih saat Sena sudah turun ke sunga dan semakin banyak mencipratkan air ke arah Quin.

Sena menutup wajah den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status