"Tidak ada non, ibu memang pulang kemarin, tapi pergi ulang tidak tahu kemana, ia hanya menyuruh untuk menjaga rumah dengan baik,"ucap satpam itu dengan nada datar.
"kapan pulangnya?"tanya Kiana dengan kening mengeriyit, ia keheranan dengan jawaban yang di lontarkan penjaga rumahnya itu."Tidak tahu non, tapi sepertinya ibu pergi keluar kota, soalnya bawa koper besar terus buru-buru juga jadi saya tidak sempat tanya," ucapan satpam itu membuat Kiana terkejut, bukannya Dania pulang karena masalah kebun yang rusak? Mengapa ia malah pergi diam-diam tanpa memberitahukannya pada Kiana? seperti seseorang yang kabur dari sesuatu."Hah? Bukannya mama sedang mengurus masalah kebun yang dirusak orang asing?" Tanya Kiana dengan matanya yang terbelalak, apa yang terjadi? apa maksud Dania pergi diam-diam?"Hah? Kebun rusak? Tidak non, semuanya baik-baik saja, di rumah aman. Saya bahkan selalu mengamati CCTV di tiap sudut rumah,"ucap satpam"Sialan! Bukan itu, kami Sepertinya tak sempat melakukan hal itu,"ucap Alexa sembari menggaruk tenkuknya, ia tidak memusingkan gelangnya yang hilang, tapi ini tentang laki-laki yang hampir menidurinya. bagaimana jika ia tiba-tiba hamil anak lelaki asing!? memalukan sekali, mau taruh dimana rasa malu itu? ingin terhantam keras ke wajahnya?Joan tertawa kecil mendengar ucapan Alexa."Lalu kau akan mencarinya dan meminta hal itu? meminta keperjakaannya?"pertanyaan Joan semakin gila, hal mesumlah yang terus terbesit di pikirannya.set!Alexa melempar sendalnya tepat mengenai punggung Joan, lelaki tampan itu bukannya merasa sakit tetapi malah tersenyum bangga bak Hulk yang Baru saja di lempari kerikil kecil. "Joan! Jangan katakan apapun, aku membenci kata-kata mesummu! sekarang aku mulai takut jika kau yang macam-macam padaku."teriak Alexa dengan lantang, ia kesal sekali di usili oleh Joan diwaktu yang tidak tepat seperti itu, dirinya malah takut jika Joan membalas kenakalannya.Mendengar
"Tuan darimana saja?" Salah seorang pengawal Alen menyambutnya dengan kekhawatiran, ini sudah siang dan Alen baru pulang dengan keadaan berantakan. belum lagi lelaki arogan itu pergi tanpa pengawalan, bisa saja dalam keadaan mabuk ia di rampok."Ah, aku tertidur di sana, bagaimana berita itu? Apa sudah tersebar?" Ucap Joan dengan ekspresi datar, ia masih memikirkan hal semalam di club, mengingat satu-satu wanita yang berusaha menggodanya."Sudah tuan, bahkan berita itu sudah sampai ke perusahaan Jaxon group," Ucap pengawal itu dengan suara berbisik, membuat Alen langsung terbelalak.HAHAHAHAAlen tertawa puas mendengar itu, ia lalu memberikan tepuk tangan atas bentuk apresiasi."Bagus sekali, hebat! Dimana fion? Aku ingin memberikannya sekoper penuh uang," Alen berlenggang bangga memasuk rumah, senyuman bahagia tak henti-hentinya terukir di wajah tampannya itu, kemana hilangnya ekspresi datar dan tatapan dingin itu?"Tuan Joan terlihat sangat senang, ada apa ya?" Beberapa pekerja di ru
Joan tersenyum miring mendapati ekspresi Kiana, telunjuknya lalu mendarat tepat di bibir kecil gadis itu."Shut! Jangan mengharapkan aku melakukan itu sebelum aku mengikatmu sepenuhnya," Kiana langsung terbelalak mendengar ucapan Joan, ia benar-benar malu dengan posisinya saat itu. Kiana cukup terkejut Joan bisa menahan diri meski ia sudah menjadi kekasih baginya."Baiklah, aku sudah percaya. Lepaskan genggaman tanganmu," Ucap Kiana dengan suara gemetar, ia lagi-lagi tak berani menatap mata Joan, Tatapan bak Elang yang siap memangsanya."Good girl," Satu kecupan lembut mendarat di kening putih Kiana.Blush!"Selama menjadi kekasihku Joan selalu saja membuat hatiku tak tenang, mengapa hatiku harus tak tenang!?" Kiana meronta-ronta sendiri meminta jawaban pada hatinya."Aku sudah menemukan caranya, bersiaplah dengan pakaian indah. Kita akan menemui mereka dengan tangan kosong," Ucap Joan lalu berlenggang keluar dengan santai tanpa menjelaskan apa maksud dari kalimat yang ia ucapkan. bers
"Jaga kata-katamu! Sialan seperti kamu sangat mudah saya hilangkan dari dunia ini, jangan main-main!" Joan langsung berbalik dan berjalan menuju gerbang, tampak sekali jika wartawan itu memang memancing amarahnya agar meledak-ledak."Buat dia semakin marah! Aku menyukainya.""Mohon maaf, anda tidak punya wewenang atas kematian seseorang," ucapnya dengan nada songong, ia benar-benar berani membangkitkan singa yang tenang."Anda tidak lupa dengan rumor tentang hubungan istimewa anda dengan nona Alexa?" Ucapannya membuat kening Joan bertaut, memangnya hubungan apa yang terjadi antara dirinya dan Alexa? sepupu? itu memanglah benar."Alexa? Dia hanyalah sepupu saya, tidak lebih," Joan kembali menimpal dengan nada ketus, memasang ekspresi wajah datar."Tentang ciuman mesra itu? Kami para wartawan tak pernah tidur," wartawan gadung suruhan Alen kembali berucap, kini ia mulai menyalakan kobaran api yang nanti benar-benar akan membakar suasana.Kiana terkejut mendengarnya, ia juga ikut maju me
"Justru karena aku sepupumu, aku lebih berhak dari Kiana! Joan, coba sekali saja lihat aku, apa yang kurang dari diriku ini!?" Alexa menatap Joan dengan mata berkaca-kaca, sudah ratusan kali ia mengutarakan perasaan cinta namun sekalipun Joan tak pernah membalasnya. apakah harus kematian yang menjemputnya baru Joan akan memohon-mohon agar ia kembali hidup?nafas Alexa bersahut-sahutan, mata indahnya masih menatap Joan meminta agar segera di berikan jawaban yang jelas."Kau ingin tubuhku? Akan aku berikan!" Ucapan Alexa membuat Joan naik pitam, tangan kekarnya langsung beralih menampar pipi gadis itu. Alexa sudah benar-benar keterlaluan, ia bahkan dengan berani berucap seperti itu menganggap Joan lelaki rendahan yang mau dengan wanita mana saja.Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi Alexa, gadis itu meringis kesakitan memegangi pipinya yang memerah."dengar, aku bukanlah lelaki yang ada untukmu. Hatiku tidak pernah sekalipun menerimamu sebagai seorang kekasih, aku selalu berusaha tak m
"Hah? Omong kosong apalagi ini? Maksudmu Kiana kabur?" Alexa terbelalak mendengar ucapan Joan, ia memasang ekspresi datar saat menatap lelaki tampan itu." dasar gadis sok penting, maksudnya apa kabur-kaburan seperti itu? minta untuk segera di nikahi oleh Joan!?" Alexa menggerutu sendiri sembari memandang setiap sudut rumah dengan malas."Jangan berbohong! Kau tidak mungkin tidak melihat Kiana," Joan bagai menenggelamkan tubuh Alexa, gadis itu hanya bisa mendongak tak berekspresi. apa yang harus ia jawab jika memang tak melihat Kiana Sama sekali? memaksa untuk membuat jawaban palsu? gila.Alexa memutar bola matanya dengan malas saat mendengar ucapan Joan."Kau ingin aku memantau kekasihmu itu? Bukan tugasku! Aku hanya akan memantau dirimu, kau ingin aku menjaganya bak pengawal?" Alexa berusaha meninggikan tubuhnya di hadapan Joan, lelaki tampan itu bagai menganggap dirinya seorang penjaga di rumah besar itu. "Ah, shit! Kemana ia akan membawa Jona!?" Joan menggaruk-garuk kepalanya berus
"Ini kunci ruangannya nona, jika sudah selesai anda bisa memberikan kunci ini ke meja resepsionis kembali," wanita itu meninggalkan Alexa sendirian, gadis itu lalu melangkah dengan perlahan memasuki ruangan itu."Hm, kurasa pelayan itu sudah mabuk. Pintunya bahkan tak di tutup rapat," Alexa memutar bola matanya dengan malas, melirik punggung pelayan itu dengan ketus. Saat memasuki ruangan itu, Alexa terdiam sejenak."Ah! Aku kembali mengingatnya lagi," Ia berdecak kesal merasa bodoh saat memandangi tiap sudut ruangan itu, apalagi bagian tempat tidur dimana bibir indahnya di curi begitu saja oleh lelaki asing dengan brutalnya."Shit! Mengapa tangan saya tiba-tiba berkeringat seperti ini," Alen ternyata berada di ruangan yang sama dengan Alexa, hanya saja lelaki arogan itu tengah berada di dalam kamar mandi. Ia memilih kembali datang ke club itu karena mencari gadis misterius yang ia curi ciumannya, sekaligus mengembalikan gelang yang ia temukan.Alen kembali mengambil gelang itu dari s
"Kau gila! Iya, aku membayar beberapa orang, dan beberapa yang lainnya memang asli wartawan yang tengah mencari berita hangat," Alexa juga ikut menjauh dari Alen, mengambil ancang-ancang jika memang lelaki arogan itu sedang tak waras. sebebas-bebasnya Alexa kesana kesini, ia juga bukan wanita murahan yang di pakai begitu saja."Bagaimana dengan dirimu? Apa motif dari perbuatan buruk mu itu?"Alen mendengus kasar kembali melayangkan tatapan dingin pada Alexa."Saya? Saya sengaja, saya suka menyajikan sebuah masalah. Menonton masalah itu menyebar dengan cepat sangatlah memuaskan," Alen tertawa kecil tanpa dosa, tampaknya ia sangat senang melihat siaran berita yang hampir memuat tentang kehidupan Alen dan perusahaan Jarxon Group yang di nilai memiliki calon CEO yang memalukan dan tak berwibawa, itulah hal yang paling ia ingin dengarkan dan lihat, kesengsaraan orang lain."Kau … siapa?" Pertanyaan Alexa membuat Alen langsung menyodorkan tangannya untuk di Jabat."Ah iya, kita belum berkenal