Share

59: NASIHAT

Dirga dan Andien membiarkan Ditya menikmati makanannya. Pria itu makan dengan tak semangat, tetapi perlahan tetap dihabiskannya. Mungkin karena tak enak hati dengan tuan rumah.

Hari beranjak semakin malam. Aroma rintik hujan yang bersapa dengan tanah kering mulai menyapa penciuman. Ditya pamit pada Andien. Andien masuk ke rumahnya memanggil Abah dan Ummah agar Ditya bisa segera berpamitan.

"Saya pulang dulu Om, Tante. Terima kasih sajiannya."

"Tinggal di mana, nak?" tanya Rosi.

"Kalibata, Tante."

"Ummah. Panggil Ummah. Saya ga suka dipanggil Tante. Ini Abah suami saya, bukan Om-om."

Ditya tertawa pelan. Saat itu ia merasakan ada yang menggelitik di indera penciumannya. Tangannya terulur menyentuh hidungnya, cairan merah mewarnai jari dan telapak tangannya. Ditya akan menengadahkan kepalanya menatap ke langit-langit, tetapi Dirga yang berdiri di sampingnya menahan kepala belakangnya.

"Nunduk, jangan nengadah!" titah Dirga.

Andien m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status