Bab 29Jeratan maut di atas ranjang“Bukankah kau berjanji padaku untuk tidak menyentuhku selama aku belum merasa baikkan, Adam?!” Alice berusaha menolak saat Adam kini mulai mengiringnya ke ranjang dalam keadaan setengah telanjang.“Apa sekarang kau terlihat seperti wanita yang sedang sakit? Jangan berusaha membodohi, Alice!” Tak sabaran Adam melepas kasar bra yang masih melekat menutupi tubuh molek milik Alice.“Bisakah kau lembut sedikit?! Kau selalu kasar saat menyentuhku!” Alice memprotes tak terima. Tak peduli dengan Alice yang terus memberontak, Adam kembali mengunci bibir Alice dengan melumatnya kembali hingga wanita di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah diperlakukan demikian.Kedua tangannya meremas bebas dua gundukan kembar bagai mainan favorit Adam yang mengemaskan. Kini nafas mereka yang terdengar berat saling beradu, membuktikan hasrat satu sama lain mulai bangkit. Adam melepas satu persatu kancing kemeja warna gelap yang dikenakannya, setelah terlepas seluruhnya kin
Bab 30PetakaHari berikutnya Alice pun kembali ke mansion ayahnya, ia tak banyak bicara dengan ibu tiri sekaligus saudara tirinya, Sera Holmes. Yang Alice lakukan adalah mengawasi kedua wanita licik itu secara dekat. Drew dan Sera adalah dua wanita jahat yang bersembunyi di balik topeng dan Alice harus selalu bersikap waspada pada mereka, mengingat jika sang ayah meninggal karena terbukti ditemukan adanya racun yang dikonsumsi secara berkala. Oleh sebab itulah Alice harus berhati-hati pada setiap makanan yang dihidangkan oleh para pelayan mansion ayahnya.Seperti sekarang, saat malam itu Alice hendak pergi mencari makanan di luar, Alice dengan sikap santainya melewati ibu dan saudara tirinya yang sedang menikmati makan malam bersama.“Cih, kau lihat itu Mom? Sudah dicampakkan oleh Adam Anderson saja masih bersikap sombong. Benar-benar wanita tak tahu malu!” Sera menyindir ketika Alice berjalan melewati meja makan mereka.“Benarkah? Astaga?! Pantas saja sekarang bersikeras kembali ke
Bab 31 Merasa hancur Tampak sebuah pintu kokoh kamar terbuka keras mengejutkan Neil Dawson yang tengah mendaki puncak kenikmatan di atas tubuh Alice Laurine Holmes yang tak sadarkan diri dalam pengaruh obat bius. Seorang pria dengan tubuh mengagumkan muncul bak dewa kematian menatap nyalang Neil yang kelabakan beringsut turun dari tubuh Alice yang tak berdaya. “Kau-?! Bagaimana bisa...?!” Neil menyambar pakaian sekenanya kemudian mengenakan celananya dengan cepat. Akan tetapi, sebelum Neil selesai berpakaian menutupi polos tubuhnya, pria itu melangkah cepat dengan kaki panjangnya dan menyerang Neil Dawson dengan membabi buta. “Kau cari mati dengan berani menyentuh wanitaku!!!” Teriak pria itu keras dengan kemarahan memuncak, dia terus menyerang Neil hingga berdarah. Neil tak sempat melakukan perlawanan, putra pejabat ternama itu kini babak belur dengan banyak luka parah di sekujur tubuhnya hingga akhirnya pingsan dalam keadaan yang benar-benar menyedihkan. Merasa belum puas, pria
Bab 32Sikap yang berbedaBeberapa hari setelah peristiwa memilukan yang dialami Alice, selama itu pun Alice tak pernah keluar kamarnya di mansion Adam. Selama beberapa hari Alice mengurung dirinya di kamar. Ia merasa terpukul dan ingin menenangkan dirinya sendiri. Sejak saat itu Alice pun tak pernah bertemu dengan Adam lagi, walaupun mereka tinggal di mansion yang sama, namun sejak hari itu Adam tak terlihat mengunjungi Alice lagi. Pria itu menepati janjinya dengan tak menyentuh Alice, akan tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah benar Adam melakukannya karena rasa simpati? Atau karena rasa jijik setelah Alice tersentuh oleh pria lain? Alice mencoba tak peduli akan hal itu, tapi seberapa pun ia mencoba tetap saja ia merasakan sakit di hatinya. Tapi kenapa? Apakah Alice kecewa karena Adam seolah seperti telah mencampakkannya setelah dirinya kotor? Atau ada alasan lain selain itu? “Nona ini makanannya, sudah sejak dari kemarin Anda tidak menyentuh makanan Anda sendiri. Jika seperti in
Bab 33Keberanian AliceSudah hampir satu bulan setelah kejadian memilukan yang menimpa Alice, selama itu pun Adam dan Alice sudah tak pernah bertemu lagi satu sama lain. Selama itu pun Alice menyibukkan diri dengan studynya di University of Miami. Selama itu pun Phillip berusaha menemui Alice, namun Alice selalu beralasan. Sikap Alice yang seolah menarik ulur dirinya, membuat pria itu meradang. Phillip merasa Alice seperti sengaja mempermainkannya, di saat Phillip sudah menaruh harapan pada Alice, kini justru seolah Alice menjauh darinya.Merasa tak terima Phillip Warren pun berusaha menemui Alice kembali ke kampusnya hari itu.“Untuk apa kau ke sini, Phil?!” Alice cukup terkejut dengan kedatangan mantan tunangannya itu secara tiba-tiba.“Kita harus bicara, Alice. Kau tak bisa terus menghindariku!” sahut Phil marah.“Aku sedang sibuk dengan studyku, Phil. Waktunya tidak tepat untuk kita bicara.” Alice tetap berjalan tak menghiraukan kehadiran Phil yang terus mengikuti langkahnya di
Bab 34Fakta mengejutkan “Setahuku kau adalah orang pertama yang baru pernah berani menentang Tuan besar Anderson, Miss. Holmes.” Derick Mcguels berkomentar ketika ia mengantarkan Alice kembali dari mansion utama George Anderson. Derick cukup terkejut dengan keberanian wanita muda yang dikabarkan dekat Adam Anderson, yang tak lain adalah saudara sepupunya sendiri. “Apa Anda juga bagian dari keluarga Anderson, Tuan Mcguels? Karena jujur aku sangat tidak suka dengan sikap mereka yang selalu sewena-wena,” Alice menyahut sinis masih merasa dongkol di hatinya dengan sikap George Anderson padanya tadi. Mendengarnya Derick tersenyum lebar penuh arti, “Jika aku mengatakan aku adalah bagian dari keluarga Anderson, apa itu berarti kau akan membenciku, Miss. Holmes?” Derick memalingkan wajahnya menatap Alice yang duduk di sebelahnya.“Apa pandangan saya penting bagi Anda, Tuan Derick Mcguels?” Alice menyahut datar. “Tentu, Miss. Holmes. Satu hal lagi, aku harap kau tidak bersikap terlalu for
Bab 35Hubungan yang rumit antara Adam dan Alice“Apa yang terjadi padaku?” Alice akhirnya tersadar setelah beberapa lama ia jatuh pingsan.“Apakah kau tidak ingat, Kau pingsan saat aku mengantarkanmu pulang,” jawab Derick yang menunggu dengan setia Alice di rumah sakit hingga sampai wanita milik Adam Anderson itu tersadar.Alice menyentuh kepalanya yang masih terasa sedikit pusing, “Ya. Aku ingat itu. Terima kasih karena kau mengantarkanku ke rumah sakit, dan maaf jika aku cukup banyak merepotkanmu padahal kita baru saja bertemu,” ucap Alice merasa canggung dan tak enak hati.“Tidak masalah, bukankah aku sudah mengatakan jika kau masih menjadi tanggung jawabku, Alice Laurine Holmes,” Derick menyahut dengan senyuman samar.Alice tersenyum getir, “Apa kau melakukannya karena aku adalah wanita Adam Anderson? Kami bahkan sudah tak pernah bertemu selama hampir satu bulan,” Alice berucap lirih.“Satu bulan?” Derick cukup terkejut mendengarnya.“Ya, karena itu katakan pada Tuan besar George
Bab 36Adam dan Derick “Bagus sekali, setelah Adam Anderson kini kau menggaet pria kaya lain untuk kau jadikan mangsa baru.” Sera menyindir pedas Alice yang malam itu baru saja masuk ke dalam mansion. Kedua tangannya melipat angkuh dan menatap penuh kebencian Alice.Seolah tak mendengar dan bahkan tak menganggap keberadaan Sera, Alice tetap diam dan berjalan melewati Sera tanpa menoleh sedikit pun. Melihat sikap Alice, tentu membuat Sera tersulut emosi. Sera pun menghampiri Alice dan menarik tangan Alice dengan kasar.“Hey, apakah kau tuli?! Atau kau besar kepala hanya karena kau berhasil menggoda pria kaya?!” Sera berteriak cukup keras sengaja memancing emosi Alice.Namun, Alice tetap tak bereaksi. Ia hanya menatap Sera dengan tatapan tajam setelah itu berlalu pergi. Merasa kesal, Sera pun menarik kasar pakaian Alice dan memaki keras, “Aku sedang bicara denganmu, jalang!!” Plak!!Tamparan keras berhasil mendarat di wajah Sera. Sera pun mendelik, merasa tak terima Sera berbalik he