Share

Tangis Pilu

“Maaf, Mas Bagas,” jawabku gelagapan.

Jujur, hatiku menjadi kalut. Takut kalau Mas Bagas berpikir yang aneh-aneh. Bukan apa-apa. Semalam kami bicara di ruang makan rumah Bu Sri tentang hubunganku yang baru kandas dengan mantan kekasih diakibatkan oleh perselingkuhannya dengan adikku sendiri.

Masa sekarang aku sudah dipanggil sayang oleh pria lain lagi? Aku benar-benar takut reputasiku jadi buruk di mata orang lain. Apalagi di mata pemilik kostan tempatku tinggal sekarang.

“Ck!” Mas Nat malah mendecak dari kursi kemudinya.

Pria yang menggulung lengan kemejanya hingga siku tersebut mendadak merebut ponsel dari genggamanku. Aku ternganga. Terlalu syok buat sekadar protes kepada Mas Nat.

“Halo, selamat sore. Maaf, ini dengan siapa?” Mas Nat berbicara dengan santainya kepada Mas Bagas lewat ponselku.

“Oh, gitu. Maaf ya, ini aku calon suaminya, Nathan. Kita lagi di perjalanan. Bisa nggak, neleponnya nanti aja? Kasihan Agni baru balik kerja dan kelihatan lagi penat banget soalnya,” lanjut M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Msheroin Yen
teruskan dong ..sambung lagi.. syok rase
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status